KABARBURSA.COM - Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mendiskusikan soal kebijakan terkait partisipasi perempuan dalam sektor perdagangan. Dalam laporan tersebut mengidentifikasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam usaha menempatkan perempuan pada posisi strategis di sektor perdagangan.
Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kemendag, Kasan, menyatakan bahwa peran perempuan dalam dunia usaha saat ini semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan. Ia menjelaskan, partisipasi perempuan dalam berbagai sektor bisnis tidak hanya berkembang pesat, tetapi juga memberikan dampak positif yang substansial terhadap perekonomian nasional.
Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kemendag, Kasan mengatakan saat ini peran perempuan dalam bidang dunia usaha semakin meningkat.
“Termasuk di bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang merupakan salah satu kontributor terbesar dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal ini menjadi bukti peran penting wanita dalam perekonomian Indonesia,” kata Kasan di Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2024.
Menurut Kasan, UMKM memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan pengentasan kemiskinan melalui kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), penciptaan lapangan kerja, serta konsumsi barang dan produk setengah jadi.
Diperkirakan pada 2023 lebih dari 66 juta unit bisnis atau 99 persen dari total bisnis di Indonesia merupakan sektor UMKM.
Sementara itu Sekretaris BKPerdag, Ari Satria menyampaikan salah satu tantangan dalam memetakan kondisi terkini keterlibatan dan peran wanita di sektor perdagangan adalah sangat terbatasnya data perdagangan berdasarkan gender.
"Pengumpulan data sangat penting untuk melihat karakteristik, tantangan dan peluang bagi para wanita di sektor perdagangan," jelas Ari.
Oleh karena itu, lanjut Ari, pihaknya akan terus berupaya untuk mendukung tersedianya sumber data yang akurat dalam menciptakan ekosistem perdagangan Indonesia yang lebih inklusif, adil, dan responsif terhadap gender, serta memberdayakan perempuan untuk berkontribusi penuh terhadap pertumbuhan ekonomi negara.
Sebagai informasi, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat kontribusi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terhadap produk domestik bruto (PBB) mencapai 61 persen.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan sektor UMKM memberikan kontribusi sebesar Rp8.573 triliun.
“Sektor UMKM telah memberikan kontribusi sebesar Rp8.573 triliun atau setara 61 persen dari pendapatan domestik bruto dan menyerap tenaga kerja sebesar 97 persen dari total penyerapan tenaga kerja,” kata Jerry, Kamis 27 Juni 2024.
Jerry menyebut, pengembangan sektor UMKM tidak lepas dari Keterlibatan aktif organisasi kemasyarakatan. Hal ini merupakan langkah penting untuk membangkitkan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Dia menuturkan, pihaknya memiliki program terkait peningkatan kualitas produk dan promosi UMKM. Pembinaan bagi UMKM bertujuan meningkatkan kualitas produk, pengembangan jenama (branding), dan sertifikasi halal.
”Melalui program kemitraan UMKM dengan ritel modern dan lokapasar (marketplace), produk- produk dalam negeri dapat tersedia di pasaran. Dengan demikian, produk UMKM dapat dijangkau dan diminati oleh konsumen dalam negeri,” jelasnya.
Jerry menambahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan 30 juta pelaku UMKM untuk Go Digital pada 2024 setelah melihat besarnya kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional.
Adanya digitalisasi ekonomi dan keuangan telah menggeser preferensi masyarakat ke arah permintaan layanan keuangan yang cepat, murah, mudah, aman, dan andal.
Kemajuan UMKM di Indonesia telah menjadi sorotan utama dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai tulang punggung ekonomi nasional, UMKM memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan pemerataan pembangunan di seluruh negeri. Berbagai faktor telah mendukung kemajuan UMKM di Indonesia.
Pertama, pemerintah telah mengimplementasikan kebijakan dan program yang mendukung pertumbuhan dan pengembangan UMKM. Inisiatif-inisiatif seperti penyediaan akses keuangan melalui kredit usaha rakyat (KUR), pelatihan kewirausahaan, bantuan teknis, serta fasilitasi dalam pemasaran dan ekspor telah membantu UMKM untuk berkembang dan bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
Selain itu, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) juga telah memberikan dampak positif terhadap UMKM di Indonesia. Internet dan media sosial memungkinkan pelaku UMKM untuk memperluas jangkauan pasar, mempromosikan produk, dan menjalin koneksi dengan pelanggan potensial baik di dalam maupun di luar negeri.
Adopsi teknologi juga telah membantu UMKM dalam meningkatkan efisiensi operasional, manajemen persediaan, dan pelayanan kepada pelanggan.
Tidak hanya itu, perubahan perilaku konsumen juga telah memberikan dorongan bagi kemajuan UMKM di Indonesia. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya mendukung produk lokal dan usaha kecil untuk memajukan ekonomi domestik. Hal ini telah menciptakan peluang besar bagi UMKM untuk tumbuh dan berkembang di pasar domestik. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.
 
      