Logo
>

Tertinggal dari Perak, Harga Emas Berakhir Naik 0,7 Persen

Lonjakan perak, platinum, dan palladium memberi sinyal rotasi dana di pasar logam mulia, di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan meningkatnya risiko geopolitik global.

Ditulis oleh Yunila Wati
Tertinggal dari Perak, Harga Emas Berakhir Naik 0,7 Persen
Ilustrasi emas, perak, platinum dan palladium. Foto: AI untuk KabarBursa.

KABARBURSA.COM – Pergerakan emas pada perdagangan Kamis pagi WIB, 18 Desember 2025, tertinggal dari perak. Sepertinya mulai ada pergeseran dari emas menuju logam bernilai industri dan moneter yang lebih volatil.

Perak naik hampir 4 persen dalam sehari dan mengunci rekor intraday USD66,88 per ons. Sepanjang tahun berjalan, perak sudah melesat 129 persen, nyaris dua kali lipat dari laju kenaikan emas yang tercatat sekitar 65 persen.

Pergerakan harga emas sendiri tetap solid. Harga emas spot naik 0,7 persen ke USD4.334,01 per ons, sementara kontrak berjangka AS ditutup di USD4.373,9 per ons.

Kenaikan logam mulia kali ini masih didorong oleh faktor moneter dan geopolitik. Data tenaga kerja AS yang menciptakan 64 ribu lapangan kerja dengan tingkat pengangguran naik ke 4,6 persen, masih menjadi katalis positif bagi kenaikan logam mulia.

Belum lagi narasi berulang terkait pasar yang memproyeksikan akan terjadi dua kali pemangkasan suku bunga Federal Reserve di paruh pertama 2026. Ekspektasi ini menjadi fondasi utama, terutama bagi emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Namun, yang tidak disangka-sangka adalah lompatan perak, platinum dan palladium. Analis Marex Edward Meir menjelaskan, telah terjadi rotasi dana dari emas ke ketiga logam mulia tersebut. Target USD70 per ons untuk perak mulai terlihat realistis jika didukung volatilitas tinggi dan sentiment suku bunga yang bertahan dovish.

“Blokade” Trump Tingkatkan Permintaan Safe Haven

Sentimen lain yang membuat harga logam mulia di atas angin adalah ketegangan antara Amerika Serikat dan Venezuela. Keputusan Presiden AS Donald Trump yang memblokade kapal tanker minyak yang disanksi dari dan menuju Venezuela, meningkatkan risiko dan memperbesar ketidakpastian geopolitik.

Investor pun pada akhirnya cenderung memperkuat posisi di aset lindung nilai. Dan ternyata, tidak hanya ke emas melainkan logam mulia lain yang memiliki peran strategis dalam rantai industri dan energi.

Selain perak, harga platinum ikut terkerek naik 2,2 persen ke USD1.890,60 per ons. Ini juga menjadi level tertinggi bagi platinum dalam 17 tahun lebih. Sedangkan palladium juga terangkat 2 persen ke USD1.635,61 per ons.

Secara keseluruhan, data dan pergerakan harga menunjukkan bahwa sentimen pasar logam mulia saat ini digerakkan oleh tiga poros utama: ekspektasi pelonggaran moneter AS, rotasi dana investor dari emas ke logam mulia alternatif yang lebih agresif, serta peningkatan risiko geopolitik global. 

Selama indikator inflasi seperti CPI dan PCE AS yang akan dirilis pekan ini tidak mematahkan ekspektasi dovish, emas berpotensi tetap bertahan di level tinggi, sementara perak dan logam mulia lain berpeluang melanjutkan fase outperform sebagai motor utama reli di kompleks logam mulia.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79