Logo
>

The Fed Pangkas Suku Bunga, Proyeksikan Satu Pemangkasan di 2026

Keputusan terbaru bank sentral Amerika Serikat membuka babak baru dalam dinamika kebijakan yang semakin sulit diprediksi.

Ditulis oleh Syahrianto
The Fed Pangkas Suku Bunga, Proyeksikan Satu Pemangkasan di 2026
Federal Reserve (The Fed) kembali memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya secara beruntun dan mempertahankan proyeksi hanya satu kali pemangkasan pada 2026. (Foto: Dok. KabarBursa)

Poin Penting :

KABARBURSA.COM – Federal Reserve (The Fed) kembali memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya secara beruntun dan mempertahankan proyeksi hanya satu kali pemangkasan pada 2026.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memberikan suara 9-3 pada Rabu untuk menurunkan suku bunga acuan federal funds sebesar seperempat poin ke kisaran 3,5 persen hingga 3,75 persen. Komite juga sedikit mengubah redaksi pernyataannya yang menandakan meningkatnya ketidakpastian mengenai waktu pemangkasan berikutnya.

Dalam konferensi pers setelah pertemuan, Ketua Jerome Powell mengatakan The Fed telah melakukan cukup banyak untuk meredakan risiko terhadap pasar tenaga kerja namun tetap menjaga suku bunga cukup tinggi untuk terus menekan inflasi.

“Normalisasi kebijakan kami yang lebih lanjut ini diharapkan dapat membantu menstabilkan pasar tenaga kerja sambil memungkinkan inflasi kembali melanjutkan tren penurunannya menuju 2 persen setelah efek tarif mereda,” ujarnya, dikutip The Edge Market, Kamis, 11 Desember 2025.

Ketika ditanya apakah keputusan pemangkasan berikutnya sudah pasti, Powell tidak memberi kepastian, tetapi menambahkan bahwa ia tidak melihat kenaikan suku bunga sebagai skenario dasar bagi pejabat mana pun.

Investor kemudian menurunkan ekspektasi pemangkasan suku bunga tahun depan dari tiga kali menjadi dua kali. Indeks S&P 500 ditutup naik 0,7 persen dan mendekati rekor tertinggi, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun ke sekitar 4,15 persen.

Ketidaksepakatan dalam pemungutan suara dan proyeksi suku bunga mencerminkan perpecahan di antara pembuat kebijakan terkait apakah pelemahan pasar tenaga kerja atau inflasi yang masih tinggi menjadi risiko terbesar bagi ekonomi AS.

Dalam pernyataan Oktober, FOMC menjelaskan faktor yang akan dipertimbangkan “dalam menilai penyesuaian tambahan”. Dalam pernyataan Rabu, komite kembali menggunakan redaksi Desember tahun lalu, tepat sebelum jeda pemangkasan, dengan menyebut “dalam mempertimbangkan besaran dan waktu penyesuaian tambahan”.

Ini merupakan pertama kalinya sejak 2019 terdapat tiga suara tidak setuju dalam satu keputusan kebijakan, dengan penolakan dari kedua sisi spektrum. Indeks S&P 500 naik sementara imbal hasil Treasury dan dolar melemah. Ekspektasi pasar mengenai pemangkasan suku bunga pada 2026 tidak berubah signifikan.

Dua presiden Fed regional, Austan Goolsbee dari Chicago dan Jeff Schmid dari Kansas City, menolak keputusan tersebut dan lebih memilih suku bunga dipertahankan. Gubernur Stephen Miran, yang ditunjuk Presiden Trump pada September, menolak karena menginginkan pemangkasan setengah poin.

Pejabat Fed juga menyetujui pembelian kembali surat utang pemerintah jangka pendek untuk menjaga kecukupan cadangan perbankan.

Keputusan pemangkasan ini muncul setelah ketidaksepakatan komite terlihat semakin besar dalam beberapa pekan terakhir. Setelah pemangkasan sebelumnya pada Oktober, beberapa pejabat memperingatkan risiko inflasi yang tetap tinggi, sementara pejabat lain menekankan pelemahan pasar tenaga kerja dan menyerukan satu pemangkasan tambahan.

Data ekonomi yang saling bertentangan turut menjelaskan mengapa tidak ada pemungutan suara bulat sejak Juni.

Tingkat pengangguran naik menjadi 4,4 persen pada September dari 4,1 persen pada Juni. Namun inflasi berdasarkan indikator favorit The Fed tercatat 2,8 persen dalam 12 bulan hingga September, masih berada di atas target 2 persen.

Penutupan sebagian pemerintahan juga memperumit prospek kebijakan karena menunda rilis data ekonomi penting.

Meski ada perbedaan pandangan dan ketidakpastian ekonomi, pelaku pasar telah memperkirakan pemangkasan suku bunga pada Rabu setelah Presiden Fed New York John Williams, yang dianggap dekat dengan Powell, menyatakan dukungannya untuk pemangkasan Desember dalam pidatonya pada 21 November.

Proyeksi Baru pada 2026

Dalam proyeksi ekonomi terbaru, median pejabat menunjukkan satu kali pemangkasan pada 2026 dan satu kali pemangkasan pada 2027. Namun pandangan tetap sangat terbagi. Tujuh pejabat menginginkan suku bunga tetap ditahan sepanjang 2026, sementara delapan pejabat mendukung setidaknya dua pemangkasan.

Pejabat juga menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk 2026 menjadi 2,3 persen dari 1,8 persen dalam proyeksi September. Mereka memperkirakan inflasi turun menjadi 2,4 persen pada tahun depan dari perkiraan sebelumnya 2,6 persen.

Powell mengatakan dalam konferensi pers bahwa ia memperkirakan dampak tarif akan memudar tahun depan.

“Jika tidak ada pengumuman tarif baru, inflasi barang diperkirakan mencapai puncaknya pada kuartal pertama,” katanya.

Keputusan kebijakan ini hadir setelah Presiden Donald Trump mengatakan telah memilih kandidat untuk menggantikan Powell sebagai Ketua The Fed pada Mei, dan keputusan resmi akan diumumkan awal tahun depan. Gedung Putih telah mengkritik The Fed karena tidak menurunkan suku bunga lebih cepat, memunculkan kekhawatiran tentang ancaman terhadap independensi bank sentral.

Pejabat The Fed menyetujui dimulainya pembelian Treasury baru pada 12 Desember. Langkah tersebut telah diperkirakan banyak bank Wall Street sebagai upaya mendukung likuiditas pasar pendanaan harian.

Sejak 2022 hingga bulan ini, bank sentral telah mengurangi kepemilikan Treasury untuk mencapai ukuran neraca yang dianggap optimal tanpa mengganggu pasar uang. (*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.