Logo
>

Tiga Indeks Utama Bursa AS Kompak Menguat, Wall Street Cerah

Wall Street menguat usai pernyataan Donald Trump soal Tiongkok, namun di balik euforia pasar tersimpan risiko rapuh dari ketidakpastian kebijakan dan valuasi tinggi.

Ditulis oleh Yunila Wati
Tiga Indeks Utama Bursa AS Kompak Menguat, Wall Street Cerah
Ilustrasi: Plang nama jalan Wall Street (Foto: PxHere)

KABARBURSA.COM – Bursa Amerika Serikat atau Wall Street, menutup perdagangan akhir pekan dengan cerah. Semringahnya Wall Street terjadi di Tengah ketidakpastian plitik yang Kembali mengguncang hubungan dagang antara AS dan China.

Tiga indeks utama bursa kompak menguat. S&P 500 naik 0.53 persen ke 6/664 poin, Nasdaq bertambah 0,52 persen ke 22.679 poin, dan Dow Jones menguat 0,52 persen ke 46.190 poin.

Meskipun kenaikan ini tipis, namun menandai adanya pemulihan sentimen setelah pasar sempat tertekan oleh kekhawatiran seputar risiko kredit bank regional dan ketegangan dagang internasional.

Ucapan Presiden Donald Trump terkait tarif 100 persen untuk barang-barang asal China, dan tudingan bahwa Beijing memperumit negosiasi dagang, membawa kebingungan di kalangan pelaku pasar.

Analis menilai, inkonsistensi pernyataan Trump ini membuat investor sulit membaca arah kebijakan ekonomi AS, terutama terkait perdagangan dan ekspor teknologi yang kini dibatasi.

Namun, di balik kegaduhan tersebut, sektor perbankan menjadi penyelamat. Laporan keuangan kuartal ketiga menunjukkan hasil yang lebih baik. Kekhawatiran pun mereda, terutama terkait potensi lonjakan kredit macet.

Zions Bancorporation yang sempat melaporkan kerugian dari dua pinjaman industri, justru bangkit 5,8 persen pada sesi perdagangan terakhir. Begitu pula dengan Western Alliance dan Fifth Third Bancorp masing-masing 3,1 persen dan 1,3 persen.

Sementara, Trust Financial melesat 3,7 persen berkat kenaikan laba kuartalan. Kenaikan ini dibantu indeks bank regional AS yang memantul 1,8 persen setelah sehari sebelumnya anjlok hampir 6 persen.

Kekuatan sektor keuangan ini juga mendorong indeks sektor finansial S&P 500 naik 0,8 persen. Hasil keuangan bank-bank besar seperti JP Morgan, memberikan optimisme baru dan lebih menjanjikan dari perkiraan sebelumnya.

Data dari lseg I/B/E/S menunjukkan ekspektasi pertumbuhan laba emiten S&P 500 kini mencapai 9,3 persen untuk kuartal ketiga. Angkanya naik dari proyeksi awal sebesar 8,8 persen.

Pasar Mulai Memasuki Wilayah Jenuh

Namun, di balik euforia tersebut ada tanda-tanda bahwa pasar mulai memasuki wilayah jenuh. Dengan reli hampir 14 persen sepanjang 2025, valuasi S&P 500 kini mencapai 23 kali estimasi laba, level tertinggi dalam 5 tahun terakhir.

Kenaikan harga saham yang konsisten tanpa jeda memperbesar risiko koreksi teknikal. Apalagi, jika katalis fundamental baru tidak segera muncul.

Penurunan indeks volatilitas CBOE (VIX) ke level 21,5 poin, setelah sempat menyentuh angka 28,99, menunjukkan ketakutan itu mereda. Tapi, sekaligus menandakan kepercayaan diri yang berlebihan di tengah ketidakpastian makroekonomi.

Sektor konsumen utama menjadi penopang terbesar, dengan kenaikan mencapai 1,23 persen. Artinya, investor mulai mengalihkan investasi mereka ke saham-saham difensif.Sementara itu, saham-saham unggulan justru bergerak variative, seperti Tesla dan Apple masing-masing naik 2,5 persen dan 2 persen.

Ada pula saham Amazon yang melemah 0,7 persen. Saham Eli Lilly turun 2 persen setelah mengisyaratkan rencana menurunkan harga obat penurun berat badan. Pun dengan State Street yang terkoreksi 1,4 persen akibat pendapatan bunga bersih yang meleset dari proyeksi.

Secara keseluruhan, pergerakan bursa AS kali ini menunjukkan bahwa pasar masih berada di antara dua kekuatan yang saling bertolak belakang, yaitu Euforia laba korporasi dan ketidakpastian politik yang terus menghantui. 

Volume perdagangan yang sedikit di bawah rata-rata, yaitu 19,6 miliar saham dibandingkan 20,7 miliar di sesi sebelumnya, mengindikasikan bahwa investor memilih berhati-hati menjelang pekan baru.

Dengan sembilan dari sebelas sektor di S&P 500 ditutup menguat dan rasio saham naik terhadap turun mencapai 2,6 banding 1, pasar tampak solid di permukaan. Namun, di balik angka hijau itu, bayang-bayang ketegangan dagang dan potensi overvaluation masih mengintai. 

Wall Street memang kembali hijau, tetapi kestabilan di baliknya masih rapuh. Sebuah pengingat bahwa di tengah politik yang tak menentu dan valuasi yang tinggi, optimisme pasar bisa berubah menjadi kerentanan kapan saja.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79