Logo
>

Tiga Tantangan Startup ini Harus Dipenuhi untuk Go Global

Ditulis oleh Syahrianto
Tiga Tantangan Startup ini Harus Dipenuhi untuk Go Global

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengungkap tiga tantangan utama bagi startup atau perusahaan rintisan yang harus dipenuhi jika ingin mendunia (go global).

    "Jika tantangan dapat ditangani dengan optimal, maka tantangan pertama adalah soal akses ke pasar global," kata Teten dalam pernyataan tertulisnya, dilansir laman Kemenkop UKM, Selasa, 16 September 2024.

    Teten, dalam acara Sharing Session Startup Go Global 2024 bertema Peningkatan Daya Saing Startup Indonesia from Local to Global, melanjutkan, startup Tanah Air perlu memiliki pemahaman mendalam tentang pasar internasional, termasuk regulasi, budaya bisnis, dan preferensi konsumen di negara-negara target.

    Kedua, kata Menkop UKM, terkait kapasitas dan skalabilitas yang mengharuskan startup wajib membangun kapasitas dan strategi untuk melakukan ekspansi, baik dari sisi teknologi, sumber daya manusia, maupun modal.

    Sementara yang ketiga, terkait kolaborasi dan jaringan internasional di mana startup mutlak harus mampu menjalin kemitraan dengan berbagai pihak di luar negeri, baik itu pemerintah, lembaga riset, maupun korporasi global.

    "Untuk menjawab tantangan tersebut, kami berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh bagi startup Indonesia melalui berbagai program strategis. Namun, kami menyadari bahwa upaya ini tidak dapat dilakukan sendirian," ujar Teten.

    Pendampingan kepada Startup

    Sampai dengan September 2024, Kemenkop UKM telah berhasil melakukan pendampingan akselerasi dan inkubasi kepada 713 startup. Menteri Teten juga menyatakan bahwa pihaknya telah menjalankan program Startup Go Global, yang melibatkan 7 Lembaga Inkubator dan 11 Startup yang diikutsertakan dalam short course dan study visit ke Belanda dan Australia.

    "Para startup ini kita harapkan menjadi enterpreneur kelas dunia yang ke depan mampu melahirkan sumber pertumbuhan baru dan sumber ekonomi baru," kata Menkop UKM.

    Ia menambahkan, saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan ekosistem startup yang paling dinamis di dunia. Dari sisi jumlah startup, terdapat lebih dari 2600 startup yang aktif, ini sekaligus menempatkan Indonesia di peringkat ke-6 di dunia dengan jumlah startup terbanyak.

    Untuk mengakselerasi pertumbuhan startup tersebut, Teten menekankan pentingnya dukungan dan kolaborasi dari Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia dan berbagai lembaga pendidikan dalam membangun kapasitas sumber daya manusia serta menciptakan inovasi yang berdaya saing.

    "Kita lihat di banyak negara bahwa ekosistem mereka (startup) sangat terbuka bagi kita untuk memanfaatkannya, kita sudah kerja sama dengan DBS Singapura, dengan Australia, Belanda, Korea Selatan, dan lainnya untuk mendorong lebih banyak startup Indonesia go internasional," ujar Teten.

    Teten menyatakan telah membuka komunikasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengkomersialisasi hasil riset dari para akademisi atau profesional. Hal ini dapat menjadi peluang bagi para startup untuk dapat melanjutkan hasil riset tersebut menjadi produk yang siap dipasarkan.

    "Jadi para startup harus paham dulu bahwa bisnis yang mau dijalankan apa sehingga teknologi digitalnya harus mengikuti bisnisnya, bukan sebaliknya," terangnya, menambahkan.

    Komitmen Kemenkop UKM

    Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM Siti Azizah mengatakan, program sharing session yang dilaksanakan tersebut menjadi wadah strategis bagi para startup untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, serta wawasan kepada para stakeholder, mitra, dan Lembaga Inkubator.

    "Kita akan mendalami bagaimana lembaga inkubasi di negara maju seperti Belanda dan Australia bertumbuh, berkembang, dan membentuk ekosistem bisnis yang solid melalui jejaring yang saling mendukung," kata Siti Azizah.

    Kemenkop UKM, ujar Siti Azizah, secara konsisten memberikan akses yang lebih luas bagi startup dalam memenuhi kebutuhan mereka baik dalam hal pembiayaan, akses pasar, maupun dukungan teknis. Agenda ini juga menjadi langkah lanjutan dari serangkaian program untuk melahirkan startup-startup baru yang dapat berkontribusi pada pencapaian target pertumbuhan wirausaha nasional sebesar 3,95 persen pada tahun 2024.

    "Saya sangat berharap kegiatan ini akan memberikan manfaat yang besar, baik dalam pengembangan kapabilitas lembaga inkubator maupun peningkatan daya saing startup Indonesia," kata Siti Azizah.

    Dalam sharing session ini, Kemenkop UKM memfasilitasi pertemuan antara lembaga inkubator dari Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi - Institut Pertanian Bogor (IPB), UNS Innovation Hub - Universitas Sebelas Maret Surakarta, Inkubator Bisnis Teknologi Science Techno Park (STP) - Universitas Hasanuddin, Inkubator Bisnis STIKOM Bali - Institut Bisnis dan Teknologi STIKOM Bali,  Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama (IBISMA) - Universitas Islam Indonesia, Innovative Academy – Universitas Gadjah Mada, dan Bandung Techno Park – Telkom University.

    Sementara startup program inkubator yang diikutsertakan yaitu Jokeen ID, Surya Agro Nusantara, Ruang Halal, Aquafish, Cocovine, Cube Studio, Agroyasa, Silang.id. Sedangkan E-Hub yaitu Petani Muda Keren, HMNS dan Elevarm.

    Sementara itu Perwakilan dari Queenland University of Technology (QUT) Australia Hellen Wallace mengapresiasi sinergi dan kerja sama yang dijalin dengan Kemenkop UKM terkait upaya penguatan dan pengembangan SDM startup.

    Melalui kerja sama yang dijalin selama ini, QUT membuka kesempatan bagi startup atau lembaga Inkubator Indonesia untuk mempelajari praktik terbaik dalam pengembangan industri agribisnis yang telah terbukti sukses di Australia. Dia berharap praktik baik di QUT dapat diadopsi oleh startup dan inkubator Indonesia untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan bisnis mereka di pasar global.

    "Kami merasa terhormat bisa tergabung dalam program ini (startup go global). Kami berharap kerja sama ini dapat terjalin erat dan saling memberikan manfaat yang luas bagi kemitraan kedua negara," katanya. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.