Logo
>

Trump Sepakati Proyek AI Raksasa dengan Uni Emirat Arab

Dari kampus AI 5GW hingga chip Nvidia, AS dan UEA sepakat kerja sama strategis senilai ratusan miliar dolar. Investor perlu cermati arah baru arus modal dan teknologi global.

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Trump Sepakati Proyek AI Raksasa dengan Uni Emirat Arab
Proyek AI AS–UEA senilai ribuan triliun rupiah disepakati Trump. Dari chip Nvidia hingga kampus 5GW, sinyal kuat arus modal teknologi global mulai bergeser. Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab (UEA) tampaknya sedang dalam mode mesra penuh sinyal investasi. Kunjungan Presiden Donald Trump ke Abu Dhabi pekan ini tak sekadar diplomasi, tapi juga menjadi ajang pengumuman kerja sama jumbo bernilai lebih dari USD200 miliar (Rp3.300 triliun)—mulai dari pesawat Boeing hingga proyek besar-besaran di bidang kecerdasan buatan (AI).

    Dari meja perundingan dengan Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, diumumkan komitmen investasi sebesar USD14,5 miliar (Rp239 triliun) dari maskapai Etihad Airways untuk membeli 28 pesawat Boeing 787 dan 777X. Dilansir dari Reuters di Jakarta, Jumat, 16 Mei 2025, pesawat-pesawat itu akan menggunakan mesin buatan GE Aerospace sehingga memperkuat posisi AS sebagai pemasok teknologi penerbangan kelas dunia.

    Namun yang paling menyita perhatian pasar bukan cuma soal pesawat. Yang lebih seksi adalah kesepakatan baru bertajuk “Kemitraan Akselerasi AI AS–UEA”, lengkap dengan rencana pembangunan kampus AI raksasa 5GW—yang akan menjadi fasilitas terbesar di luar wilayah Amerika Serikat. Proyek ini membuka pintu lebar bagi akses Uni Emirat Arab ke chip AI canggih dari AS, yang sebelumnya sempat dibatasi karena isu keamanan dan kekhawatiran teknologi bocor ke China.

    Trump juga menyebut komitmen UEA untuk mengakselerasi realisasi investasi sebesar USD1,4 triliun (Rp23.100 triliun) ke AS dalam sepuluh tahun mendatang. Salah satu yang paling konkret adalah rencana pabrik aluminium senilai USD4 miliar di Oklahoma dari Emirates Global Aluminum. Selain itu, raksasa energi seperti ExxonMobil, Occidental Petroleum, dan EOG Resources juga akan bermitra dengan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) dalam proyek minyak dan gas senilai USD60 miliar.

    Di sela kunjungan, Trump sempat mampir ke Masjid Agung Sheikh Zayed. “Indah sekali,” ujarnya sambil bercanda bahwa masjid ditutup khusus hari itu bukan untuk dirinya, tapi untuk menghormati negaranya. “Itu penghormatan yang besar,” katanya.

    Tentu, retorika Trump kadang bikin senyum nyengir. Tapi jika benar UEA mengakselerasi triliunan dolar ke AS dan membuka jalan AI ke Timur Tengah, maka peluang investasinya bukan basa-basi. Investor retail Indonesia perlu cermat membaca arah ombak ini. Dunia sedang bersiap masuk ke babak akselerasi teknologi berikutnya. Uni Emirat Arab pun kini ada di barisan depan.

    Sebelum mendarat di Abu Dhabi, Donald Trump sempat mampir ke Pangkalan Udara Al Udeid di barat daya Doha. Di hadapan pasukan AS yang ditempatkan di sana, Trump mengumumkan bahwa Qatar telah menandatangani pembelian alat pertahanan senilai USD42 miliar sehari sebelumnya. Satu angka yang ikut menambah tebal buku besar diplomasi investasi yang sedang ia bawa keliling Teluk.

    Namun fokus utama tetap tertuju ke Uni Emirat Arab (UEA) yang sedang menggenjot ambisi jadi pusat kekuatan kecerdasan buatan (AI) dunia. Salah satu langkah paling strategis adalah kesepakatan awal dengan pemerintah AS untuk mengimpor hingga 500.000 chip AI Nvidia generasi terbaru per tahun, mulai tahun ini.

    Informasi ini pertama kali diungkap oleh Reuters pada Rabu lalu. Kesepakatan ini akan memberi napas besar bagi proyek data center raksasa di UEA yang akan menjadi tulang punggung pengembangan model-model AI berskala besar. Tapi seperti biasa, di balik kesepakatan besar, ada juga suara resah dari dalam pemerintahan AS—terutama terkait kekhawatiran teknologi ini bisa dialirkan ke China.

    Gedung Putih menjelaskan bahwa perjanjian tersebut juga mencakup komitmen UEA untuk membangun, mendanai, atau berinvestasi dalam pusat data di AS dengan skala dan kekuatan minimal setara dengan yang mereka bangun di tanah sendiri. Tak hanya itu, UEA juga sepakat untuk menyesuaikan regulasi keamanan nasionalnya dengan standar Amerika Serikat, termasuk pengamanan ketat untuk mencegah alih teknologi asal AS ke pihak ketiga.

    Untuk investor ritel Indonesia, ini bukan sekadar berita luar negeri. Ini adalah indikasi bahwa geopolitik AI akan memainkan peran besar dalam peta investasi global ke depan. Saat permintaan chip AI seperti Nvidia H100 atau Blackwell meningkat tajam, saham-saham teknologi dan infrastruktur data bisa jadi tumpuan portofolio baru.

    Sebagai catatan, di era pemerintahan sebelumnya, Presiden Joe Biden menerapkan pengawasan ekspor AI chip yang ketat ke kawasan Timur Tengah. Ia khawatir teknologi semikonduktor ini bisa beralih arah dan memperkuat kemampuan militer China.

    Kini, Trump justru tampil di layar televisi berdampingan dengan Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan dan CEO Nvidia, Jensen Huang, di Istana Kepresidenan UEA. Pemandangan yang menegaskan bahwa diplomasi teknologi kini tidak kalah seksi dibanding alutsista atau minyak bumi.

    Trump mengatakan dirinya mungkin akan kembali ke Washington pada Jumat hari ini, setelah menyelesaikan tur kawasan sejak Selasa lalu. Tapi dengan gaya khasnya, ia menambahkan, “Tujuan berikutnya? Nyaris tidak diketahui.” Ia bahkan memberi isyarat bisa singgah ke Istanbul untuk pembicaraan tentang Ukraina.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).