Logo
>

Trump tak Jamin Kebijakan Tarif akan bikin Harga-harga Tetap Stabil

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Trump tak Jamin Kebijakan Tarif akan bikin Harga-harga Tetap Stabil

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Donald Trump menyatakan ia tak bisa menjamin kebijakan tarif terhadap mitra dagang utama Amerika Serikat tidak akan memengaruhi kenaikan harga barang. Dalam wawancara dengan NBC di acara “Meet the Press”, dia juga melontarkan kritik tajam terhadap beberapa rival politik dan pejabat federal yang menurutnya layak dipenjara atas kasus hukum yang diarahkan padanya.

    Dalam wawancara yang mencakup berbagai topik itu, Trump berbicara tentang kebijakan moneter, imigrasi, aborsi, layanan kesehatan, hingga keterlibatan AS di Ukraina dan Israel. Namun, seperti biasa, Trump kerap menggabungkan pernyataan tegas dengan catatan pengaman di akhir. “Segala sesuatu bisa berubah,” ujarnya, seperti dikutip Apnews, Senin, 9 Desember 2024.

    Mengenai ancaman tarif perdagangan, Trump tidak sepenuhnya percaya dengan prediksi para ekonom yang mengatakan tarif impor akan membuat harga barang di AS melonjak. Namun, ia juga tidak memberikan jaminan bahwa masyarakat Amerika akan bebas dari dampak kenaikan harga tersebut.

    “Saya tidak bisa menjamin apa pun. Bahkan saya tidak bisa menjamin untuk besok,” kata Trump, seolah mengakui bahwa tarif impor biasanya memang berdampak pada kenaikan harga barang di pasar.

    Pernyataan ini cukup berbeda dengan retorikanya selama masa kampanye 2024. Ketika itu, Trump sering menyampaikan bahwa dirinya adalah solusi untuk menekan inflasi. Namun, dalam wawancara kali ini, dia tetap membela kebijakan tarif secara umum dan mengatakan, “Tarif akan membuat kita kaya.”

    Ancaman Tarif untuk Meksiko, Kanada, dan China

    Trump juga berjanji, begitu resmi menjabat pada Januari nanti, ia akan langsung memberlakukan tarif 25 persen untuk semua barang impor dari Meksiko dan Kanada. Tarif ini berlaku jika kedua negara tersebut tidak segera menghentikan imigrasi ilegal dan aliran narkoba seperti fentanyl ke Amerika.

    Selain itu, Trump juga mengancam akan memberlakukan tarif tambahan untuk China agar negara tersebut lebih serius dalam memberantas produksi fentanyl.

    “Yang saya inginkan hanya lapangan permainan yang adil, cepat, tetapi juga setara,” tegasnya.

    Meskipun Trump masih berpegang pada tarif sebagai instrumen penting, sikapnya mulai terlihat lebih realistis terhadap dampak kebijakan ini, terutama pada potensi kenaikan harga barang bagi konsumen Amerika. Dengan kata lain, masyarakat AS tampaknya harus bersiap-siap menghadapi kenaikan harga di pasar.

    Trump Tegaskan Haknya atas Hukum, Tapi Bantah Berminat Balas Dendam

    Donald Trump memberikan pernyataan yang saling bertentangan tentang bagaimana ia akan menangani sistem peradilan jika ia kembali menjabat, meskipun dirinya telah dinyatakan bersalah atas 34 dakwaan pidana di pengadilan negara bagian New York dan didakwa dalam kasus lain terkait rahasia keamanan nasional serta upaya membatalkan kekalahannya dari Joe Biden pada 2020.

    “Jujur saja, mereka harus masuk penjara,” kata Trump mengenai anggota Kongres yang menyelidiki kerusuhan di Capitol pada 6 Januari 2021, ketika pendukungnya mencoba mempertahankannya tetap berkuasa.

    Presiden terpilih negeri Paman Sam itu menegaskan ia bisa menggunakan sistem hukum untuk melawan lawan-lawannya, termasuk jaksa khusus Jack Smith, yang memimpin penyelidikan atas perannya dalam kerusuhan tersebut.

    Trump juga mengonfirmasi rencananya untuk memberikan grasi kepada para pendukung yang dihukum atas keterlibatan mereka dalam kerusuhan itu. “Saya akan melakukannya pada hari pertama saya menjabat,” ujarnya.

    Hak Atas Hukum, Tapi Bantah Niat Balas Dendam

    Ketika ditanya apakah balas dendam menjadi motif potensial dalam proses hukum yang akan dia jalankan, Trump menjawab, “Saya memiliki hak mutlak. Saya adalah kepala penegak hukum, Anda tahu itu. Saya adalah presiden. Tapi saya tidak tertarik pada hal itu.”

    Namun, Trump tetap menyoroti anggota Komite DPR yang menyelidiki insiden tersebut, termasuk Rep. Bennie Thompson, D-Miss., dan mantan Rep. Liz Cheney, R-Wyo. “Cheney yang memimpin itu … begitu juga Bennie Thompson dan semua orang di komite itu,” ujar Trump.

    Ketika ditanya secara spesifik apakah ia akan mengarahkan pemerintahannya untuk mengejar kasus-kasus hukum terhadap lawan-lawan politiknya, Trump menjawab, “Tidak.” Ia menyatakan dirinya tidak berharap FBI akan segera menyelidiki musuh-musuh politiknya.

    Namun, di sisi lain, Trump mengatakan akan menyerahkan keputusan tersebut kepada Pam Bondi, pilihannya sebagai jaksa agung. “Saya ingin dia melakukan apa yang dia ingin lakukan,” katanya.

    Ancaman yang Serius, Meski Tidak Konsisten

    Meskipun pernyataan Trump tampak tidak konsisten, ancamannya tetap dianggap serius oleh banyak tokoh Demokrat terkemuka. Bahkan, Presiden Joe Biden dikabarkan mempertimbangkan pemberian grasi preventif kepada anggota pemerintahan yang akan segera berakhir untuk melindungi mereka dari potensi kasus hukum di masa depan.

    Trump juga tampak menarik kembali retorika kampanyenya yang menyerukan penyelidikan terhadap Biden, dengan mengatakan, “Saya tidak ingin kembali ke masa lalu.”

    Pernyataan Trump menunjukkan kerumitan pendekatannya terhadap hukum. Ia mengklaim otoritas penuh sekaligus berusaha menjaga citra bahwa ia tidak ingin menggunakan kekuasaan untuk balas dendam. Namun, bagi lawan-lawan politiknya, ancaman tetaplah ancaman.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).