KABARBURSA.COM – Cadangan gas alam Amerika Serikat (AS) diperkirakan memasuki musim dingin pada level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, analis UBS memperkirakan ekspor yang meningkat akan mendorong harga lebih tinggi dalam dua tahun mendatang.
UBS memperkirakan penyimpanan gas akan mencapai sekitar 4 triliun kaki kubik pada akhir musim injeksi di bulan Oktober, memberikan cadangan yang cukup untuk menghadapi lonjakan permintaan pada Desember dan Januari. Proyeksi ini disampaikan oleh analis UBS, Giovanni Staunovo dan Wayne Gordon.
Perkiraan harga UBS untuk Desember sejalan dengan ekspektasi pasar saat ini. Namun, bank tersebut memperkirakan harga tahun 2026 akan berada di atas level saat ini karena dibutuhkan harga yang lebih tinggi untuk mendorong pertumbuhan pasokan seiring meningkatnya proyek gas alam cair (LNG) di Amerika Serikat.
“Kami masih melihat nilai pada kontrak gas alam AS berjangka panjang,” kata para analis UBS, dilansir Investing.
AS kini semakin bergantung pada ekspor untuk menyerap hasil produksinya. Data sementara Agustus menunjukkan ekspor gas melalui pipa mencapai 9,75 miliar kaki kubik per hari (bcf/d), sementara ekspor LNG berada di level 14,70 bcf/d.
UBS memperkirakan volume ekspor LNG akan melampaui 16 bcf/d pada akhir tahun ini dan menembus 18 bcf/d pada akhir 2026, mengacu pada proyeksi dari Energy Information Agency.
UBS menilai pertumbuhan pasokan kemungkinan melambat karena penurunan aktivitas pengeboran minyak mengurangi produksi gas ikutan, yang pada 2023 menyumbang 37,4 persen dari total produksi gas AS.
Di sisi permintaan, konsumsi sektor listrik selama musim panas tercatat lebih lemah dari biasanya akibat cuaca yang relatif sejuk, sementara penggunaan industri tetap stabil. Kondisi musim dingin masih menjadi faktor utama yang dapat menggerakkan harga.
Dengan asumsi suhu musim dingin normal, UBS mengatakan pihaknya mempertahankan pandangan positif dan tetap menyukai kontrak gas jangka panjang, termasuk pengiriman untuk musim panas 2026.
“Kami terus meyakini harga yang lebih tinggi diperlukan untuk memastikan pertumbuhan pasokan yang dibutuhkan guna mendukung peningkatan ekspor gas alam AS pada 2025 dan 2026,” tulis para analis UBS. (*)