Logo
>

Uni Eropa Beri Sanksi Rusia, Harga Minyak Dunia Naik

Ditulis oleh KabarBursa.com
Uni Eropa Beri Sanksi Rusia, Harga Minyak Dunia Naik

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga minyak mentah dunia mengalami lonjakan signifikan setelah Uni Eropa menyetujui penerapan sanksi tambahan terhadap Rusia.

    Keputusan ini diperkirakan dapat memengaruhi pasokan minyak global, yang pada gilirannya mendorong kenaikan harga minyak.

    Berdasarkan laporan Reuters, Kamis, 12 Desember 2024, penurunan pasokan minyak global yang diperkirakan akan terjadi akibat sanksi tersebut menjadi faktor utama yang mendorong kenaikan harga.

    Pada penutupan pasar Rabu, 11 Desember 2024, harga minyak mentah Brent berjangka tercatat naik sebesar USD1,33 atau 1,84 persen, mencapai USD73,52 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga mengalami kenaikan sebesar USD1,70 atau 2,48 persen, menjadi USD70,29 per barel.

    Namun, meskipun terjadi kenaikan harga, persediaan bensin dan produk hasil sulingan minyak global lainnya mengalami peningkatan yang lebih besar dari yang diperkirakan pada minggu lalu. Hal ini membantu menahan lonjakan harga minyak mentah agar tidak mengalami kenaikan yang lebih tajam.

    Di sisi lain, keputusan Uni Eropa untuk menerapkan paket sanksi terhadap Rusia mendapat sambutan positif dari sejumlah pemimpin Uni Eropa dan dunia. Mereka menilai langkah ini penting untuk menjaga aliran minyak Rusia di pasar global tetap terkendali.

    Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dalam akun media sosial X-nya menyatakan dirinya menyambut baik penerapan sanksi ke-15 Uni Eropa terhadap Rusia, yang secara khusus menargetkan armada bayangan Rusia.

    John Kilduff, mitra di Again Capital yang berbasis di New York, mengungkapkan bahwa upaya untuk menekan arus minyak mentah Rusia di pasar global berpotensi mendukung dan menyeimbangkan metrik permintaan tradisional yang selama ini menjadi fokus banyak pihak dalam analisis pasar.

    Indonesia Impor 1 Juta Barel Minyak per Hari

    Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa Indonesia mengimpor sekitar 1 juta barel minyak setiap harinya. Hal ini terjadi di tengah tingginya kebutuhan minyak domestik yang mencapai 1,6 juta barel per hari.

    Bahlil menekankan bahwa tantangan utama sektor energi Indonesia adalah rendahnya produksi minyak nasional, yang saat ini hanya mencapai 600.000 barel per hari.

    “Tantangan utama sektor energi di Indonesia adalah lifting minyak nasional yang saat ini baru mencapai 600.000 barel per hari,” jelas Bahlil, Kamis, 12 Desember 2024.

    Ia juga menyoroti dampak dari ketergantungan pada impor minyak ini terhadap perekonomian Indonesia, khususnya terhadap neraca perdagangan, devisa, dan neraca pembayaran.

    Menurutnya, besarnya angka impor minyak tersebut berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi Indonesia.

    “Impor sebesar ini tentu mengganggu stabilitas ekonomi kita,” kata Bahlil, menambahkan bahwa hilirisasi sektor energi menjadi langkah penting untuk mengatasi masalah ini.

    Bahlil menekankan bahwa hilirisasi merupakan kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, sebagaimana yang diharapkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

    “Tidak mungkin pertumbuhan ekonomi dapat dicapai tanpa adanya pemicu. Pemicu tersebut adalah investasi, khususnya di sektor hilirisasi,” ujarnya.

    Ia menjelaskan bahwa hilirisasi dapat menjadi solusi strategis dalam mewujudkan kedaulatan energi nasional. Dalam hal ini, sektor mineral dan batu bara juga mendapat perhatian, di mana Bahlil menekankan pentingnya koordinasi yang lebih erat antara Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM dengan Kementerian Investasi. Salah satu langkah strategis yang diapresiasi adalah penyusunan peta jalan hilirisasi 28 komoditas oleh Kementerian Investasi.

    Dalam konteks transisi energi, Bahlil menyebutkan bahwa pemerintah terus mendorong penggunaan energi baru terbarukan (EBT) sebagai pengganti energi fosil. Salah satu inisiatif yang tengah digalakkan adalah program konversi sepeda motor berbahan bakar minyak menjadi motor listrik.

    Program ini diharapkan dapat mengurangi konsumsi bahan bakar minyak, mengingat Indonesia memiliki sekitar 120 juta unit kendaraan roda dua.

    “Bayangkan berapa banyak minyak yang kita gunakan hanya untuk motor. Inilah yang akan kita ubah melalui konversi,” ujar Bahlil.

    Apakah Harga BBM Pertamina Naik?

    Kenaikan harga minyak dunia memang menjadi faktor utama yang memengaruhi harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Lalu, bagaimana dampaknya terhadap harga BBM yang dikelola oleh PT Pertamina (Persero)?

    Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi terkait kondisi kenaikan harga minyak dunia. Meskipun demikian, Simon menyatakan bahwa Pertamina telah mempersiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi potensi kenaikan harga minyak mentah global.

    “Untuk operasional Pertamina, kami sudah menyiapkan langkah antisipasi sejauh ini, dan dengan kondisi yang ada, Suriah kita masih aman,” kata Simon dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, pada Senin, 9 Desember 2024.

    Simon juga menegaskan bahwa Pertamina akan terus memantau perkembangan pasar global dan memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil akan menjaga kestabilan pasokan BBM di dalam negeri meskipun ada fluktuasi harga minyak dunia.

    Dengan langkah antisipasi yang telah disiapkan, masyarakat diharapkan tidak perlu khawatir mengenai potensi lonjakan harga BBM, meskipun ketidakpastian pasar minyak global terus menjadi faktor yang harus diperhatikan oleh pemerintah dan perusahaan energi di Indonesia. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi