KABARBURSA.COM - Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas) Sarwo Edhy menyatakan bahwa pihaknya tengah mendorong ketersediaan dan optimalisasi penyaluran pupuk subsidi untuk meningkatkan produktivitas pertanian dalam negeri.
“Kami sudah berkeliling ke sejumlah kabupaten dan kota hingga ke tingkat kecamatan. Sebenarnya, para petani tidak mempermasalahkan harga pupuk, yang penting pupuk tersedia saat mereka membutuhkannya,” ujar Sarwo di Jakarta, Kamis 18 Juli 2024.
Ia menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema "Membangun Sistem Kebijakan Pupuk Subsidi yang Lebih Adaptif dan Efektif Demi Menjaga Ketahanan Pangan Nasional."
Sarwo juga menyambut baik program PT Pupuk Indonesia yang akan mendirikan lebih dari 26 ribu kios pupuk di seluruh tanah air.
“Mudah-mudahan ini (kios pupuk) menjadi solusi bagi ketersediaan pupuk. Jadi, ketika pupuk subsidi terbatas, di kios-kios itu harus ada pupuk nonsubsidi,” ujar Sarwo.
Menurutnya, petani pasti akan tetap membeli pupuk nonsubsidi jika tersedia di kios-kios. Namun, dia berharap agar pupuk subsidi dapat menyasar petani sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan indeks pertanaman (IP).
“Para petani pasti akan membeli. Karena saya sampaikan di sini, mereka tidak mempersoalkan itu pupuk subsidi atau nonsubsidi, yang penting pupuk ada di kios-kios sehingga mereka dapat memupuk pada waktunya,” jelasnya.
Sarwo juga menyarankan agar data penerima pupuk subsidi valid dan akurat.
Pupuk Indonesia mencatat total kios pupuk secara nasional sebanyak 27.031 di seluruh tanah air. Dari jumlah itu, yang sudah pernah melakukan login sebanyak 27.115 dan kios bertransaksi tercatat 25.140 per 17 Juli 2024.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi menegaskan bahwa pihaknya tetap akan menyalurkan pupuk bersubsidi kepada petani, meski kontrak pertama senilai Rp26,7 triliun akan habis di Juli 2024.
“Jadi, komitmen kami bersama pemerintah, sambil proses anggarannya diselesaikan, Pupuk Indonesia akan terus menyalurkan pupuk,” kata Rahmad.
Menurutnya, pupuk sangat berperan penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian, dengan kontribusi bisa mencapai 62 persen.
Selain itu, penggunaan pupuk yang tepat dapat mengoptimalkan kualitas tanah dan hasil panen, memastikan kemandirian pangan negara. Terutama saat ini, perlu meningkatkan pangan di tengah perubahan iklim fenomena El Nino.
Pupuk Indonesia mendapat tugas dari pemerintah melalui Kementerian Pertanian untuk menyalurkan pupuk subsidi sebesar 9,55 juta ton atau senilai Rp54 triliun di tahun 2024.
Namun, dari tugas tersebut, Pupuk Indonesia baru melakukan kontrak pertama dengan volume 4,7 juta ton dengan nilai kontrak Rp26,7 triliun. Kontrak tersebut akan habis di bulan Juli ini.
Rahmad mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya sudah melaporkan hal itu kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Pupuk Indonesia saat ini juga sedang menggarap administrasi untuk kontrak lanjutan.
Ia menegaskan bahwa meskipun kontrak lanjutan belum ada, Pupuk Indonesia sebagai BUMN tidak akan membiarkan petani kesulitan sehingga penyaluran masih akan terus berlanjut. Hal itu juga sesuai arahan dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Alokasi Pupuk Subsidi
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menambah alokasi pupuk subsidi yang mulanya berjumlah 4,73 juta ton pada tahun 2023 menjadi 9,5 juta pada tahun 2024. Lalu bagaimana ketersedian bahan baku pupuk di samping penambahan kuota yang nyaris 100 persen tersebut?
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi mengaku, bahan baku produksi pupuk masih terjaga hingga saat ini. Meski begitu, dia mengaku beberapa bahan baku pupuk masih mengandalkan produk impor, yakni fosfat dan kalium.
“Kami memang masih melakukan impor karena bahan baku tersebut merupakan barang tambang yang tidak tersedia di dalam negeri,” kata Rahmad kepada KabarBursa, Senin, 24 Juni 2024.
Meski begitu, Rahmad mengaku akan terus melakukan berbagai langkah rantai pasok yang efisien untuk terus menjaga ketersediaan stok pupuk bagi para petani. Sementara saat ini, ketersedian pupuk maupun bahan baku produksinya masih sangat terjaga.
“Dengan strategi rantai pasok yang efisien, Pupuk Indonesia terus jaga ketersediaan pupuk bagi petani,” jelasnya.
Di sisi lain, Rahmad mengaku, stabilnya harga gas bumi juga sangat membantu menekan biaya produksi pupuk. Bersama pemerintah, dia mengaku akan terus mengoptimalkan ketersediaan dan keterjangkauan harga pupuk.
“Kestabilan harga gas bumi sangat membantu Pupuk Indonesia dan pemerintah dalam mengoptimalkan kebijakan dalam penetapan alokasi pupuk bersubsidi serta mendukung Pupuk Indonesia dalam menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga pupuk non-subsidi bagi petani,” pungkasnya.