Logo
>

Wacana Redenominasi Kembali Naik, Begini Imbasnya ke Pasar Saham

IAI menanggapi wacana redenominasi rupiah yang kembali mencuat. Jika diterapkan, sistem akuntansi dan pasar modal Indonesia akan mengalami penyesuaian besar.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Wacana Redenominasi Kembali Naik, Begini Imbasnya ke Pasar Saham
Ketua DPN IAI, Ardan Adiperdana dan Anggota DPN IAI dan IFAC Board Member, Sidharta Utama di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta pada Rabu, 3 Desember 2025. Desty Luthfiani/KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Wacana redenominasi rupiah kembali mencuat seiring meningkatnya dinamika ekonomi global sepanjang 2025 yang membuat pelaku usaha menaruh perhatian pada stabilitas sistem keuangan.

    Dalam momentum HUT ke-68 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), isu ini kembali mendapat sorotan karena dianggap mampu berdampak luas terhadap sistem pencatatan akuntansi, penyusunan laporan keuangan, hingga mekanisme perdagangan saham di pasar modal.

    Ketua DPN IAI, Ardan Adiperdana, menegaskan bahwa wacana redenominasi belum masuk tahap implementasi. Menurutnya, Bank Indonesia masih melakukan kajian mendalam sehingga belum ada keputusan resmi soal waktu penerapan maupun skema teknis yang akan ditempuh.

    “Kami masih dalam proses diskusi. Apabila terjadi, dampaknya kepada proses-proses bisnis akan signifikan, mulai dari pencatatan, recording sampai dengan reporting. Saat ini pengetahuan saya, Bank Indonesia masih melakukan kajian dan belum ada keputusan sama sekali,” ujar Ardan saat ditanya KabarBursa.com di Fairmont, Senayan, Jakarta pada Rabu, 3 Desember 2025.

    IAI menilai bahwa redenominasi, bila diberlakukan, tidak sekadar perubahan nominal rupiah, tetapi akan mempengaruhi seluruh sistem akuntansi perusahaan, terutama emiten di BEI.

    Penyesuaian akan terjadi pada penyajian laporan keuangan, penyebutan angka pendapatan, aset, utang, hingga penilaian valuasi saham. Perusahaan harus melakukan penyesuaian sistem, memastikan transisi berjalan mulus, serta menjaga konsistensi data historis untuk keperluan audit maupun analisis investor.

    Mengenai sisi manfaat dan risikonya, Ardan menegaskan bahwa profesi akuntan melihat isu ini masih membutuhkan kajian lebih lanjut. “Dampaknya tentu sangat signifikan dan perlu dikaji. Sudah ada rencana beberapa tahun lalu, namun kebijakan seperti ini memang tidak bisa diputuskan tergesa-gesa,” ungkapnya.

    Sementara itu, dinamika global yang masih penuh ketidakpastian membuat profesi akuntansi memegang peran besar dalam menjaga transparansi dan kredibilitas informasi keuangan.

    Menurut Anggota DPN IAI sekaligus IFAC Board Member, Sidharta Utama, kejelasan tata kelola, mitigasi risiko, dan integritas laporan keuangan akan menjadi kunci menjaga ketahanan ekonomi Indonesia di tengah potensi guncangan eksternal.

    “External shock bukan hanya tahun ini, tapi juga tahun-tahun depan. Indonesia harus resilient. Governance dan risk management itu sangat penting, dan profesi akuntan berperan besar memastikan pengawasan berjalan,” kata Sidharta.

    IAI juga menyebut pentingnya kompetensi penyusun laporan keuangan dalam konteks PP 43/2000 yang mewajibkan laporan disusun oleh tenaga profesional. Hal ini dinilai akan memperkuat keandalan laporan keuangan ketika pemerintah mengambil keputusan makro, terutama jika kebijakan besar seperti redenominasi akhirnya diterapkan.

    Melalui kajian yang masih berproses di Bank Indonesia, profesi akuntan menegaskan kesiapan mereka untuk mendukung transisi teknis apabila nantinya kebijakan redenominasi diputuskan. Namun hingga saat ini, seluruh pihak diminta tetap menunggu keputusan resmi otoritas moneter.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".