Logo
>

Wall Street Berakhir Bahagia, Dua Katalis ini Dorong Reli Kencang

Reli Wall Street didorong lonjakan saham teknologi dan kuatnya sektor maskapai, diperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed menjelang libur Thanksgiving.

Ditulis oleh Yunila Wati
Wall Street Berakhir Bahagia, Dua Katalis ini Dorong Reli Kencang
Ilustrasi Wall Street. (Foto: The Wall Street Experience)

KABARBURSA.COM – Wall Street berakhir Bahagia pada perdagangan Rabu waktu setempat. Dua katalis utama, yaitu kenaikan di sektor teknologi dan S&P 1500 Airlines Indeks menjadi pendorong reli kencang.

Tidak hanya itu, pasar juga mulai mengabaikan kekhawatiran valuasi teknologi yang sempat menyeret indeks-indeks utama pekan lalu ke lobang yang dalam. Kini pasar berlalik focus pada dua katalis utama, yaitu solidnya kinerja emiten teknologi dan meningkatnya peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember nanti.

Sebagian besar penguatan datang dari sektor teknologi. Nvidia merilis kinerja kuartalan yang jauh di atas ekspektasi, lengkap dengan proyeksi pertumbuhan yang agresif. Sentimen positif itu diperkuat dengan Dell Technologies, yang mengumumkan proyeksi pendapatan kuartal IV yang lebih tinggi dari konsensus berkat lonjakan permintaan server berbasis AI. 

Kombinasi dua katalis ini meredakan kekhawatiran harga saham teknologi yang dianggap terlalu mahal, dan mendorong investor kembali masuk ke sektor yang menjadi motor reli pasar sepanjang dua tahun terakhir.

Volume Transaksi Tipis: Peluang Ritel untuk Bergerak

Momentum penguatan juga ditegaskan oleh kondisi perdagangan menjelang libur Thanksgiving. Volume transaksi yang lebih tipis cenderung membuka ruang bagi aksi beli ritel. Sementara pelaku pasar institusi memanfaatkan momen tersebut untuk mengunci posisi menunggu sinyal final The Fed. 

Dalam beberapa hari terakhir, ekspektasi pemangkasan suku bunga kembali meningkat tajam. Data CME FedWatch menunjukkan probabilitas sebesar 85 persen bahwa The Fed akan memotong suku bunga 25 basis poin pada pertemuan Desember. 

Pergeseran sentimen inilah yang menjadi tenaga utama reli indeks, bahkan lebih kuat daripada respons pasar terhadap data ekonomi.

Di tengah euforia tersebut, rilis Beige Book The Fed tidak membawa dampak berarti terhadap ekspektasi pasar. Investor juga lebih melihat ke arah proyeksi jangka menengah, terutama setelah survei Reuters menunjukkan bahwa analis memperkirakan S&P 500 masih berpotensi naik sekitar 12 persen hingga akhir 2026. Kenaikan didorong ekonomi yang solid, kinerja sektor teknologi, serta kebijakan moneter yang longgar.

Konsumsi Rumah Tangga Mulai Sehat

Salah satu sektor yang bergerak paling tajam adalah maskapai penerbangan. S&P 1500 Airlines Index mendaki tinggi seiring melonjaknya lalu lintas perjalanan pada salah satu hari tersibuk dalam kalender transportasi Amerika. 

Lonjakan ini dipandang sebagai indikator kesehatan konsumsi rumah tangga menjelang musim belanja akhir tahun. Namun prospek ritel sendiri masih campuran. National Retail Federation memproyeksikan penjualan liburan 2025 menembus USD1 triliun untuk pertama kalinya.

Akan tetapi, sinyal dari emiten seperti Walmart dan Target tidak sepenuhnya sejalan. Ini kemudian mencerminkan adanya tekanan margin akibat tarif dan gelombang PHK korporasi.

Dari sisi data ekonomi, pesanan barang modal inti untuk September tercatat melampaui ekspektasi. Investasi perusahaan masih lebih kuat dibanding perkiraan awal. Meski demikian, data tersebut dianggap kurang segar karena tertunda akibat penutupan pemerintahan. 

Sedangkan klaim pengangguran baru turun di bawah konsensus, tetapi klaim lanjutan tetap berada dalam tren naik. Kondisi ini sejalan dengan hasil survei yang menunjukkan persepsi masyarakat terhadap pasar tenaga kerja yang mulai memburuk.

Secara keseluruhan, tiga indeks utama bergerak kompak menguat. S&P 500 naik 0,68 persen ke 6.811,60, Nasdaq melonjak 0.81 persen ke 23.213,05, dan Dow Jones ditutup naik 0,67 persen di 47.425,81. 

Dell mencatat lonjakan harga setelah laporan kinerja yang kuat, sementara Workday justru melemah karena pertumbuhan pendapatan langganan yang hanya sesuai ekspektasi. Deere ikut tertekan setelah menyampaikan proyeksi laba tahunan yang lebih rendah dari perkiraan. Dere terseret dampak tarif terhadap biaya produksi.

Dengan perpaduan optimisme teknologi, spekulasi pemotongan suku bunga, dan dinamika musiman menjelang libur panjang, Wall Street menutup sesi dengan nada optimistis. 

Namun latar belakang ekonomi yang tidak sepenuhnya solid—mulai dari pasar tenaga kerja yang melemah hingga prospek ritel yang tidak seragam—menjadi penanda bahwa volatilitas belum akan sepenuhnya mereda dalam beberapa pekan mendatang.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79