KABARBURSA.COM - Wall street menutup akhir pekan dengan ceria. Ini menjadi kenaikan mingguan ketiga berturut-turut dan bulan ketujuh beruntun.
Katalis utama kenaikan datang dari lonjakan saham Amazon, yang melejit hampir 10 persen setelah melaporkan pertumbuhan pendapatan layanan cloud tercepat dalam tiga tahun terakhir. Kinerja impresif itu mendorong perusahaan memperkirakan penjualan kuartal berikutnya akan melampaui ekspektasi pasar. Ini sekaligus memperkuat keyakinan investor terhadap dominasi raksasa teknologi di era komputasi awan dan kecerdasan buatan.
Namun, Apple justru kehilangan momentum. Sahamnya sempat menembus rekor intraday di level USD277,32, namun akhirnya terkoreksi tipis 0,4persen ke USD271,37. Meski begitu, hasil laporan keuangannya tetap solid, di mana penjualan iPhone 17 yang tinggi membuat proyeksi pendapatan kuartal liburan melampaui ekspektasi analis.
Kinerja dua perusahaan ini melengkapi rangkaian laporan keuangan kuat dari kelompok “Magnificent Seven,” sekaligus menegaskan bahwa gelombang investasi dan infrastruktur yang menopang ekosistem kecerdasan buatan belum menunjukkan tanda-tanda melambat.
Di Wall Street, ketiga indeks utama ditutup menguat walau sempat memangkas kenaikan di sesi akhir perdagangan. Dow Jones naik 0,09npersen ke 47.562,87, S&P 500 bertambah 0,26 persen ke 6.840,20, dan Nasdaq melonjak 0,61 persen ke 23.724,96.
Pergerakan positif ini menggambarkan kepercayaan investor yang masih kuat terhadap fundamental korporasi besar, meskipun pasar mulai bereaksi hati-hati terhadap sinyal kebijakan moneter yang lebih hawkish dari The Fed.
Komentar beberapa pejabat bank sentral AS, termasuk Raphael Bostic dari Atlanta dan Beth Hammack dari Cleveland, memberi nada kehati-hatian terhadap kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut. Mereka menegaskan bahwa keputusan pemangkasan di bulan Desember belum pasti, meski The Fed baru saja memangkas suku bunga 25 basis poin pada pertemuan sebelumnya. Imbasnya, pelaku pasar mengurangi ekspektasi pemangkasan lanjutan menjadi hanya sekitar 65 persen, turun dari 92 persen seminggu lalu.
Situasi ini menciptakan dinamika yang menarik, di mana di satu sisi pasar bereaksi positif terhadap kuatnya fundamental perusahaan teknologi besar, tetapi di sisi lain, optimisme itu dibatasi oleh ketidakpastian kebijakan moneter. Dengan demikian, kenaikan indeks saham lebih didorong oleh narasi “earnings-driven rally” ketimbang ekspektasi stimulus dari bank sentral.
Indeks MSCI World Menguat 0,08 Persen
Secara global, indeks MSCI World juga menguat tipis 0,08 persen menjadi 1.005,99. Penguatan ini memperpanjang reli bulanan ke tujuh kali berturut-turut dan menjadi periode terpanjang sejak 2021. Hal ini menunjukkan bahwa sentimen positif tidak hanya terpusat di Amerika Serikat, melainkan merata ke berbagai pasar utama dunia, seiring keyakinan bahwa ekonomi global masih cukup tangguh menghadapi tekanan inflasi dan suku bunga yang tinggi.
Secara keseluruhan, performa Wall Street pekan ini menegaskan dua hal penting, bahwa kekuatan sektor teknologi sebagai penggerak utama pasar, dan meningkatnya sensitivitas investor terhadap arah kebijakan The Fed. Kombinasi antara optimisme korporasi dan kehati-hatian terhadap kebijakan moneter menjadikan pasar bergerak dalam keseimbangan yang rapuh, yaitu penuh peluang, namun tetap dibayangi risiko pergeseran arah suku bunga yang bisa memicu volatilitas di bulan-bulan mendatang.(*)