KABARBURSA.COM - Bursa saham Amerika Serikat kembali mencatat sejarah pada penutupan Kamis waktu setempat atau Jumat pagi WIB, 12 September 2025. Seluruh indeks utama Wall Street melesat ke level tertinggi sepanjang masa.
Optimisme investor terhadap prospek pemangkasan suku bunga Federal Reserve serta reli di saham-saham teknologi besar menjadi katalis utama lonjakan ini.
Indeks S&P 500 ditutup menguat 0,85 persen ke 6.587,47, sementara Nasdaq Composite naik 0,72 persen ke 22.043,08. Dow Jones Industrial Average bahkan mencatat kenaikan lebih tajam sebesar 1,36 persen ke 46.108,00, sekaligus mencetak rekor penutupan baru.
Dari 11 sektor utama S&P 500, sepuluh ditutup di zona hijau, dipimpin oleh sektor material dan kesehatan. Lonjakan ini menandakan keyakinan pasar bahwa ekonomi AS tengah memasuki fase baru, di mana inflasi yang masih tinggi dipandang akan memaksa The Fed mengambil langkah longgar untuk menopang pertumbuhan.
IHK Meningkat, Data Pengangguran Sentuh 263.000
Namun, data makro ekonomi tetap memberi nuansa kompleks. Indeks harga konsumen AS pada Agustus meningkat lebih besar dari perkiraan, sehingga inflasi tahunan mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan.
Sementara itu, klaim pengangguran awal menyentuh 263.000, mendekati puncak empat tahun. Kondisi ini memperlihatkan hal kontras, di mana pasar tenaga kerja melemah, tetapi tekanan harga tidak serta-merta mereda.
Atsi Sheth, Chief Credit Officer Moody’s Ratings, menilai situasi ini sebagai periode “tidak biasa” yang menyerupai risiko stagflasi, sekalipun definisinya masih diperdebatkan.
Ekspektasi pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sedikitnya 25 basis poin pekan depan semakin kuat. Bahkan, sebagian kecil pelaku pasar memperkirakan peluang pemangkasan lebih dalam sebesar 50 basis poin.
Harapan ini muncul setelah data tenaga kerja dan inflasi produsen menunjukkan tren pelemahan, memberi alasan bagi bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneter.
Saham Tesla, JP Morgan dan Sachs Pendorong Utama
Di sisi korporasi, saham Tesla menjadi bintang dengan lonjakan 6 persen, membantu mendorong S&P 500 dan Nasdaq ke rekor baru. Micron Technology melonjak 7,5 persen setelah Citigroup menaikkan target harga sahamnya, yang ikut membawa Indeks Semikonduktor Philadelphia ikut mencetak rekor.
Di sektor keuangan, saham-saham bank besar seperti JPMorgan dan Goldman Sachs mendukung reli Dow. Sementara itu, Warner Bros Discovery mencuri perhatian dengan reli hampir 29 persen setelah laporan adanya minat akuisisi dari Paramount Skydance.
Meski mayoritas saham reli, ada pula koreksi di beberapa nama besar. Oracle tergelincir 6,2 persen setelah lonjakan spektakuler pada sesi sebelumnya. Netflix juga terkoreksi, sejalan dengan aksi ambil untung di sektor teknologi berbasis AI. Delta Airlines turut melemah, meski mempertahankan proyeksi laba tahunannya.
Secara keseluruhan, volume perdagangan tinggi dengan 18,2 miliar saham berpindah tangan, jauh di atas rata-rata harian. Rasio saham naik dibanding turun di S&P 500 mencapai 6,8 banding 1. Ini mencerminkan dominasi sentimen positif.
Jumlah saham yang mencetak rekor baru di Nasdaq mencapai 143, yang menandakan reli kali ini bersifat luas, tidak hanya terpusat pada beberapa emiten unggulan.
Pergerakan di Wall Street kali ini memperlihatkan dinamika sebab-akibat yang jelas, yaitu data ekonomi yang campuran justru memunculkan keyakinan baru bahwa The Fed akan segera memangkas suku bunga.
Investor menilai, sekalipun inflasi belum benar-benar jinak, pelemahan pasar tenaga kerja menjadi alasan cukup bagi bank sentral untuk mengubah arah kebijakan.
Kombinasi antara prospek kebijakan moneter yang lebih akomodatif dan reli saham teknologi besar membuat bursa ekuitas AS kembali memecahkan rekor, membuka jalan bagi reli lanjutan jika ekspektasi ini terkonfirmasi pada pertemuan The Fed mendatang.(*)