Logo
>

Wall Street Ditutup Bervariasi: Dow dan S&P Naik, Nasdaq Tertekan

Wall Street ditutup variatif; Dow Jones menguat tipis, sementara Nasdaq dan S&P 500 melemah akibat aksi jual saham teknologi menjelang simposium Jackson Hole.

Ditulis oleh Yunila Wati
Wall Street Ditutup Bervariasi: Dow dan S&P Naik, Nasdaq Tertekan
Ilustrasi: Suasana dalam New York Stock Exchange atau Wall Street. (Foto: Wikimedia Commons)

KABARBURSA.COM - Bursa saham Amerika Serikat ditutup dengan arah yang beragam pada perdagangan Rabu waktu setempat, 20 Agustus 2025. Arah yang beragam ini mencerminkan tarik menarik antara pelemahan saham teknologi dan penguatan sektor defensif serta energi. 

Salah satu yang menyebabkan hal ini Adalah kehati-hatian investor menjelang pertemuan tahunan bank sentral di Jackson Hole yang diperkirakan memberi sinyal arah kebijakan moneter berikutnya.

Pergerakan indeks utama terlihat dari Dow Jones Industrial Average yang masih mampu menambah 16 poin atau 0,04 persen  ke level 44.938,31, ditopang kinerja saham-saham berkarakter defensif. 

Sebaliknya, S&P 500 terkoreksi 15,59 poin atau 0,24 persen ke 6.395,78, sementara Nasdaq Composite tertekan lebih dalam, jatuh 142 poin atau 0,67 persen ke 21.172,86, akibat tekanan besar pada saham-saham teknologi raksasa.

Tujuh dari 11 sektor dalam S&P 500 justru mencatat penguatan, dipimpin oleh energi, layanan kesehatan, dan consumer staples. Hal ini menunjukkan adanya rotasi modal dari saham-saham teknologi berharga tinggi menuju sektor yang dianggap lebih murah secara valuasi. 

Tekanan pada teknologi kian tajam setelah komentar CEO OpenAI Sam Altman, soal potensi “gelembung” saham AI, serta kajian MIT yang menyoroti sulitnya industri teknologi mengonversi hype kecerdasan buatan menjadi profit nyata. 

Kekhawatiran juga meningkat akibat potensi intervensi pemerintah di sektor chip, di mana pemerintahan Donald Trump dikabarkan mempertimbangkan kepemilikan langsung di perusahaan semikonduktor besar.

Performa Saham Individu

Di antara saham unggulan, Intel menjadi sorotan negatif dengan koreksi 7 persen, diikuti Target yang anjlok lebih dari 6 persen usai menunjuk CEO baru dan tetap mempertahankan proyeksi lemah. Dell juga merosot hampir 5 persen. 

Tekanan tidak berhenti di situ. Apple kehilangan hampir 2 persen nilai pasar, Amazon turun 1,9 persen, dan Alphabet melemah lebih dari 1 persen. Sementara itu, Nvidia yang menjadi barometer tren AI, terkoreksi tipis 0,1 persen menjelang laporan keuangan penting pekan depan.

Sebaliknya, ada pula saham-saham yang menanjak. Analog Devices melejit 6,2 persen, McKesson naik hampir 4 persen, dan Paramount Skydance menguat 3,7 persen. Di Dow Jones, Travelers, Walmart, dan Caterpillar menjadi penopang, dengan kenaikan antara 1 persen hingga 2 persen. 

Pasar ritel kosmetik tidak kalah terpukul, di mana Estee Lauder turun lebih dari 3 persen akibat prospek laba yang tertahan isu tarif.

Bursa teknologi menampilkan kontras paling tajam. Beberapa saham berkapitalisasi kecil justru melonjak spektakuler. Tharimmune melesat lebih dari 200 persen, Alpha Technology Group hampir 49 persen, dan Pop Culture Group 36 persen. 

Namun, sisi gelapnya terlihat pada eLong Power Holding, Star Fashion Culture, dan Windtree Therapeutics yang masing-masing anjlok 78 persen hingga 87 persen, menggambarkan volatilitas tinggi di segmen tersebut.

Outlook dan Kewaspadaan Investor

Dengan volume perdagangan yang lebih tipis dari rata-rata, investor tampak menahan langkah menunggu pidato Jerome Powell di Jackson Hole. Pasar memperkirakan ada peluang penurunan suku bunga 25 basis poin pada September, meski risalah The Fed terbaru masih menunjukkan kecenderungan bertahan di level 4,25 persen–4,50 persen. 

Di luar itu, isu politik juga ikut menambah ketidakpastian, termasuk seruan Presiden Trump agar Gubernur Fed Lisa Cook mundur dari jabatannya.

Secara keseluruhan, penutupan Wall Street kali ini menegaskan dinamika ganda pasar: di satu sisi, koreksi tajam sektor teknologi akibat valuasi yang dinilai terlalu mahal. Di sisi lain, aliran dana yang masuk ke sektor-sektor defensif dan saham bernilai wajar. 

Perhatian kini sepenuhnya tertuju pada Jackson Hole, yang kemungkinan besar akan menjadi penentu arah pasar global dalam beberapa pekan mendatang.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79