KABARBURSA.COM - Wall Street ditutup lebih tinggi pada perdagangan hari Senin, 28 Oktober 2024 menjelang minggu yang padat.
Seperti dikutip dari Reuters, indeks S&P 500 naik 15,4 poin atau 0,27 persen menjadi 5.823,52, sementara Nasdaq Composite naik 48,58 poin atau 0,26 persen menjadi 18.567,19. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 273,17 poin atau 0,65 persen menjadi 42.387,57.
Adapun jumlah saham yang naik melebihi jumlah saham yang turun dengan rasio 1,88 banding 1 di NYSE. Ada 147 tertinggi baru dan 41 terendah baru di New York Stock Exchange (NYSE). Indeks S&P 500 mencatat 15 tertinggi baru dalam 52 minggu dan 2 terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencatat 101 tertinggi baru dan 67 terendah baru.
Pekan padat ini dimulai dengan laporan keuangan (lapkeu) dari perusahaan berkapitalisasi besar (megacap). Selanjutnya mengenai tahap akhir sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pada tanggal 5 November 2024. Terakhir adalah soal perkembangan di Timur Tengah yang tidak kembali mengganggu pasokan energi.
Wall Street terfokus pada minggu mendatang, khususnya hasil perusahaan, dengan sekitar 169 perusahaan dalam indeks S&P 500 yang dijadwalkan melaporkan kinerja mereka sepanjang minggu.
Termasuk dalam daftar tersebut adalah sebagian besar dari kelompok "Magnificent Seven," kelompok saham teknologi megacap yang telah mendorong Wall Street ke level tertinggi sepanjang masa.
Alphabet, Meta Platforms, dan Apple mengalami kenaikan menjelang laporan hasil mereka minggu ini. Microsoft dan Amazon.com juga dijadwalkan melaporkan hasil minggu ini.
"Laporan pendapatan akan menjadi penting untuk melihat panduan yang diberikan perusahaan terkait program pengeluaran modal yang mungkin mereka laksanakan tahun depan," kata Paul Christopher, kepala Global Investment Strategy di Wells Fargo Investment Institute.
Pekan lalu, Nvidia melampaui Apple sebagai perusahaan paling berharga di dunia. Para investor akan mencari panduan pengeluaran AI dalam laporan pendapatan teknologi minggu ini.
Indeks saham berkapitalisasi kecil, Russell 2000, melonjak 1,63 persen hari ini, mengungguli indeks utama. "Ini bisa menjadi pasar yang mengantisipasi pendaratan lunak dan mengharapkan saham berkapitalisasi kecil untuk memimpin lebih awal seperti biasanya," kata Christopher.
"Ini juga bisa terkait dengan elemen perdagangan Trump, meskipun cukup sulit untuk memisahkan keduanya," tambah Christopher.
Sementara itu tanggapan Israel pada akhir pekan terhadap serangan rudal Iran bulan ini sejauh ini terfokus pada pabrik rudal dan lokasi lain di dekat Teheran, bukan pada kilang atau sasaran nuklir.
Pada gilirannya, sektor energi turun 0,65 persen karena harga minyak mentah jatuh 5 persen di tengah meredanya kekhawatiran pasokan, sementara saham perusahaan keuangan memimpin kenaikan sektoral.
Data ekonomi yang dijadwalkan rilis minggu ini akan menjadi kunci untuk menilai kebijakan Federal Reserve, terutama Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) pada hari Kamis, yang merupakan indikator inflasi pilihan The Fed.
Fokus juga akan tertuju pada pemilihan presiden AS, dengan pasar secara umum memperhitungkan kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump, meskipun pemilihan diperkirakan akan berlangsung ketat.
Saham Boeing turun 2,8 persen setelah produsen pesawat tersebut meluncurkan penawaran saham yang dapat menghasilkan hingga USD22 miliar untuk memperkuat keuangannya di tengah mogok kerja yang sedang berlangsung.
Konglomerat industri 3M melonjak 4,4 persen, memberikan dorongan pada Dow, setelah JP Morgan menaikkan target harga saham perusahaan tersebut.
Prediksi Wall Street Sepekan
Pekan ini, Wall Street diperkirakan akan mengalami reli saham yang dapat membawa dampak signifikan terhadap pasar.
Optimisme ini muncul berkat sejumlah faktor kunci, termasuk pengumuman hasil kinerja dari perusahaan-perusahaan teknologi besar dan laporan ketenagakerjaan yang sangat dinantikan.
Indeks S&P 500 telah menunjukkan lonjakan yang mengesankan, dengan peningkatan sekitar 22 persen sejak awal tahun. Namun, dalam beberapa hari terakhir, indeks ini mengalami penurunan dari level tertingginya.
Meskipun ekuitas masih berada pada valuasi yang tinggi, kondisi ini menimbulkan risiko bagi saham-saham jika terjadi peristiwa pasar jangka pendek yang tidak sesuai ekspektasi.
Rasio harga terhadap pendapatan (P/E) untuk S&P 500 saat ini berada di angka 21,8, mendekati level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun, menurut laporan dari LSEG Datastream.
Peter Tuz, presiden Chase Investment Counsel Corp., menyatakan bahwa, “Orang-orang akan gelisah hampir sepanjang minggu depan. Pasar sedang dalam kondisi mahal. Setiap kali terjadi kenaikan, ada potensi penurunan yang lebih besar jika sesuatu yang mengecewakan terjadi.”
Saham-saham dalam kelompok Magnificent Seven diperdagangkan dengan rasio P/E forward rata-rata sebesar 35 kali. Meskipun perusahaan-perusahaan ini secara konsisten mencatatkan pertumbuhan laba yang lebih baik dibandingkan perusahaan-perusahaan lain di S&P 500, diperkirakan perbedaan ini akan mulai menyempit di kuartal-kuartal mendatang. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.