KABARBURSA.COM - Bursa saham Amerika Serikat ditutup bervariasi pada Rabu waktu setempat atau Kamis WIB, 19 Juni 2025. Indeks S&P 500 nyaris tak bergerak setelah sebelumnya sempat menguat.
Sayangnya, indeks kehilangan tenaga usai Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan potensi kenaikan inflasi selama musim panas akibat kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang mulai berdampak pada harga konsumen.
Dow Jones melemah tipis, turun 44,14 poin atau 0,10 persen ke 42.171,66. S&P 500 juga mencatat penurunan ringan sebesar 1,85 poin atau 0,03 persem ke 5.980,87. Sementara Nasdaq justru sedikit menguat, naik 25,18 poin atau 0,13 persen menjadi 19.546,27.
Pergerakan indeks yang cenderung datar ini menunjukkan bahwa pasar masih mencari arah di tengah ketidakpastian yang belum mereda.
Sektor energi menjadi pemberat utama bagi S&P 500, seiring penurunan harga minyak dunia. Sebaliknya, sektor teknologi informasi tampil sebagai penopang pasar, menandakan investor masih mencari peluang di tengah ketidakpastian makroekonomi dan geopolitik.
The Fed, sesuai prediksi pasar, mempertahankan suku bunga di level saat ini. Namun yang menjadi perhatian pelaku pasar bukan hanya keputusan suku bunga, melainkan proyeksi ke depan.
Sebagian besar pembuat kebijakan masih melihat ruang untuk dua kali pemangkasan tahun ini, tetapi suara yang memperkirakan tidak akan ada pemotongan sama sekali mulai menguat.
Proyeksi jangka panjang pun direvisi lebih konservatif, dengan hanya satu kali pemangkasan seperempat poin di masing-masing tahun 2026 dan 2027.
Pasar mulai kehilangan momentum ketika Powell menyampaikan pernyataan bahwa The Fed tidak akan mengubah arah kebijakan sampai ada kepastian mengenai dampak tarif terhadap inflasi.
“Pesan itu cukup jelas: mereka akan menunggu bukti konkret sebelum bertindak,” kata Peter Cardillo, Kepala Ekonom di Spartan Capital Securities.
Komentar Powell juga mendorong imbal hasil obligasi AS kembali naik setelah sempat menurun, yang pada gilirannya memberi tekanan pada saham-saham berisiko. Menurut Sahak Manuelian dari Wedbush Securities, jika bukan karena kekhawatiran soal tarif, Powell mungkin sudah memulai pelonggaran suku bunga lebih cepat.
Konflik Geopolitik Terus Melebar
Di luar isu suku bunga, kekhawatiran geopolitik tetap menjadi latar belakang yang tak bisa diabaikan. Konflik antara Israel dan Iran masih membara, dan spekulasi tentang keterlibatan militer langsung dari AS terus bergulir.
Ayatollah Ali Khamenei kembali menolak tuntutan Trump untuk menyerah tanpa syarat. Presiden AS sendiri menyatakan bahwa kesabarannya hampir habis, meski belum mengumumkan langkah konkret apa pun.
Sementara itu, data ekonomi AS menunjukkan jumlah klaim pengangguran mingguan turun, tetapi masih berada di kisaran yang menunjukkan pasar tenaga kerja mulai melambat. Hal ini semakin memperkuat pandangan bahwa ekonomi AS memasuki periode moderasi setelah pertumbuhan kuat tahun lalu.
Beberapa saham mencatatkan kinerja luar biasa di tengah pasar yang lesu. Saham penerbit stablecoin Circle Internet melonjak 33,8 persen usai Senat AS menyetujui rancangan undang-undang tentang regulasi stablecoin.
Di sektor industri, Nucor, produsen baja terkemuka, naik 3,3 persen setelah mengeluarkan proyeksi laba kuartal yang di atas ekspektasi analis.
Secara keseluruhan, saham yang naik masih lebih banyak dibanding yang turun. Di NYSE, rasio saham naik dan turun berada di angka 1,28 banding 1, sementara di Nasdaq rasio ini lebih tinggi di 1,39 banding 1.
Volume perdagangan di seluruh bursa tercatat 16,48 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 20 hari terakhir yang berada di kisaran 17,99 miliar saham.
Performa Saham Individual
Di indeks Dow, saham Goldman Sachs mencatat kenaikan terbesar dengan penguatan 1,70 persen, disusul JPMorgan (1,66 persen) dan Merck & Co (1,30 persen). Di sisi lain, Visa A menjadi pemberat utama setelah turun tajam 4,88 persen, diikuti Boeing (-1,29 persen) dan Johnson & Johnson (-1,08 persen).
Di kelompok S&P 500, Caesars melonjak 4,91 persen, Enphase naik 4,18 persen, dan Jabil Circuit menguat 3,95 persen. Namun, Mastercard mencatat koreksi paling dalam, turun 5,39 persen, disusul Visa A dan Zoetis Inc yang melemah 4,07 persen.
Nasdaq menjadi panggung bagi lonjakan saham-saham kecil. Nature Wood ADR naik fantastis 142,03 persen, Kwesst Micro Systems melejit 95,14 persen, dan PTL naik 84,44 persen. Di sisi sebaliknya, CERo Therapeutics Holdings anjlok 42,01 persen, Biomea Fusion turun 34,48 persen, dan Plus Therapeutics terkoreksi 34,38 persen.
Penutup
Pasar saham AS saat ini bergerak di antara ekspektasi terhadap kebijakan moneter dan dinamika geopolitik yang belum menentu. Komentar Powell menegaskan sikap hati-hati The Fed terhadap potensi tekanan inflasi yang dipicu tarif.
Sementara itu, isu Timur Tengah menambah lapisan ketidakpastian. Dengan pasar tenaga kerja yang mulai menunjukkan pelemahan dan inflasi masih di atas target, investor memilih untuk bermain aman, sambil mencermati katalis selanjutnya.(*)