Logo
>

Wall Street Labil Jelang Rilis Data Ekonomi

Pelaku pasar memilih bersikap defensif di tengah meningkatnya ketidakpastian arah kebijakan dan data kunci pekan ini.

Ditulis oleh Syahrianto
Wall Street Labil Jelang Rilis Data Ekonomi
Ilustrasi: Plang nama jalan Wall Street (Foto: PxHere)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Indeks utama Wall Street bergerak melemah dalam perdagangan yang berfluktuasi pada Senin, 15 Desember 2025, ketika investor bersiap menghadapi rangkaian data ekonomi penting pekan ini. 

    Ini juga dilakukan sambil mencermati laporan terkait kandidat Ketua Federal Reserve (The Fed) dan pernyataan pejabat bank sentral untuk mencari petunjuk arah suku bunga.

    Data nonfarm payroll untuk Oktober dan November dijadwalkan rilis pekan ini, bersamaan dengan laporan penjualan ritel, aktivitas bisnis, dan inflasi. Data ketenagakerjaan Oktober sebelumnya tertunda akibat penutupan sebagian pemerintahan pada kuartal ini.

    “Pasar hari ini masih kesulitan mencari pemimpin pergerakan, terutama karena investor tidak ingin menaruh semua taruhan pada sektor AI dan belum banyak data yang tersedia,” kata Carol Schleif, Chief Investment Officer (CIO) BMO Family Office. 

    “Pelaku pasar cenderung menahan napas menjelang rilis data tenaga kerja pekan ini dan apakah data tersebut mendukung pemangkasan suku bunga lanjutan,” sambung Schleif.

    S&P 500 dan Nasdaq mencatat penurunan harian terdalam dalam lebih dari tiga pekan pada Jumat, di tengah kekhawatiran terhadap inflasi dan investasi kecerdasan buatan yang didorong oleh utang.

    Pelaku pasar juga mencermati laporan yang menyebut pencalonan penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett sebagai Ketua The Fed mendapat penolakan dari sejumlah pihak dekat Presiden AS Donald Trump.

    Spekulasi mengenai kandidat terdepan terus berkembang seiring masa jabatan Jerome Powell yang berakhir pada Mei. Ekspektasi terhadap Ketua The Fed yang lebih dovish telah mendorong spekulasi pemangkasan suku bunga tahun depan.

    Masih pada Senin, Presiden Fed New York John Williams mengatakan pemangkasan suku bunga pekan lalu menempatkan bank sentral pada posisi yang baik. Sementara itu, Gubernur The Fed Stephen Miran menilai inflasi saat ini belum sepenuhnya mencerminkan dinamika keseimbangan permintaan dan pasokan.

    Seperti dikutip dari Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 91,77 poin atau 0,19 persen ke 48.366,28. S&P 500 melemah 6,04 poin atau 0,09 persen ke 6.821,37, sedangkan Nasdaq Composite turun 73,95 poin atau 0,32 persen ke 23.121,22.

    Enam dari 11 sektor di S&P 500 mencatat kenaikan, dengan sektor kesehatan menguat 1,1 persen. Saham energi menjadi penekan terbesar dengan penurunan 1,3 persen.

    Di level saham individual, Tesla naik 3,7 persen setelah CEO Elon Musk mengatakan perusahaan tengah menguji layanan robotaxi tanpa pengawas keselamatan di kursi penumpang depan.

    ServiceNow merosot hampir 12 persen setelah laporan menyebut perusahaan tersebut tengah melakukan pembicaraan lanjutan untuk mengakuisisi perusahaan rintisan keamanan siber Armis.

    Saham iRobot anjlok 70 persen setelah produsen penyedot debu Roomba tersebut mengajukan perlindungan kebangkrutan.

    Jumlah saham yang turun melampaui yang naik dengan rasio 1,21 banding 1 di NYSE. Di Nasdaq, rasio saham turun terhadap naik tercatat 1,76 banding 1.

    S&P 500 mencetak 26 harga tertinggi baru dalam 52 minggu dan enam harga terendah baru. Nasdaq Composite mencatat 124 harga tertinggi baru dan 178 harga terendah baru. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.