KABARBURSA.COM – Pasar saham global ditutup menguat pada Senin, 23 Juni 2025. Investor dinilai mulai mengabaikan eskalasi konflik di Timur Tengah, termasuk serangan udara balasan Iran terhadap pangkalan militer AS di Qatar.
Tiga indeks utama Wall Street berakhir di zona hijau. Dow Jones naik 0,89 persen ke 42.581,78, S&P 500 menguat 0,96 persen ke 6.025,17, dan Nasdaq menanjak 0,94 persen ke 19.630,98. Dari sebelas subsektor utama dalam indeks S&P 500, sepuluh sektor menguat, sementara sektor energi menjadi satu-satunya penekan indeks.
Saham sempat memangkas kenaikan setelah pemerintah Qatar menutup wilayah udaranya akibat ancaman serangan dari Iran terhadap pasukan AS yang ditempatkan di negara tersebut. Militer Iran mengklaim telah meluncurkan rudal ke pangkalan udara Al Udeid, pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah. Namun, menurut pejabat AS, tidak ada korban jiwa atau luka dalam insiden tersebut.
Serangan tersebut merupakan balasan atas serangan udara AS terhadap situs nuklir Iran dalam rangka mendukung kampanye militer Israel. Israel juga dilaporkan membombardir Penjara Evin di Teheran utara serta pusat komando Garda Revolusi yang berperan dalam keamanan dalam negeri Iran.
Sementara itu, parlemen Iran telah menyetujui penutupan Selat Hormuz, jalur pelayaran penting bagi perdagangan minyak dunia. Namun hingga kini, belum ada tindakan nyata yang mengganggu lalu lintas kapal di selat tersebut.
"Hari ini pasar yang menguat menandakan sentimen risk-on, yang cukup mengejutkan mengingat banyaknya peristiwa volatil selama akhir pekan," kata Andrew Wells, Chief Investment Officer di SanJac Alpha, Houston.
"Pelajaran yang bisa diambil adalah bahwa dampak peristiwa geopolitik terhadap pasar kini semakin berkurang sejak dimulainya tarif global, yang disebut sebagai Hari Liberasi, titik balik dari gejolak besar," lanjutnya.
Sumber Reuters menyebutkan bahwa Iran telah memberi tahu AS melalui jalur diplomatik sebelum meluncurkan serangan ke pangkalan di Qatar, sebagai bentuk de-eskalasi. Iran juga belum mengambil langkah untuk menghalangi pengiriman energi di Selat Hormuz, yang menjadi jalur bagi sekitar seperempat perdagangan minyak global dan 20 persen pasokan gas alam cair dunia.
Dari sisi kebijakan moneter, Wakil Ketua The Fed Michelle Bowman mengatakan bahwa waktu untuk memangkas suku bunga kemungkinan sudah dekat. Ia mengaku lebih khawatir terhadap risiko pasar tenaga kerja dibandingkan potensi inflasi akibat tarif impor tinggi.
Di pasar valuta asing, dolar AS menguat tipis 0,08 persen ke level 146,15 terhadap yen Jepang, dan melemah 0,68 persen ke 0,81260 terhadap franc Swiss. Euro menguat 0,49 persen ke USD1,1576 setelah sempat terkoreksi. Indeks dolar AS tercatat turun 0,5 persen ke level 98,39.
Harga emas juga berbalik naik di akhir sesi. Emas spot menguat 0,23 persen ke USD3.375,71 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS ditutup naik 0,3 persen ke USD3.395. (*)