KABARBURSA.COM – Bursa saham Amerika Serikat (AS) menutup perdagangan Senin, 20 Oktober 2025 dengan lonjakan signifikan, didorong saham sektor keuangan dan teknologi.
Optimisme terhadap laporan laba kuartal dan menurunnya kekhawatiran mengenai kualitas kredit bank regional memicu minat risiko investor.
Rally luas membawa ketiga indeks utama AS mencatat kenaikan tajam. Indeks saham berkapitalisasi kecil Russell 2000 mencatat kenaikan 2,0 persen, mengungguli indeks-indeks yang lebih besar.
“Ini pergerakan yang solid dan merata, tidak banyak sentimen negatif di pasar. Ada sedikit kelegaan di sektor keuangan, investor menilai penurunan pekan lalu mungkin sedikit berlebihan,” ujar Paul Nolte, penasihat senior dan analis pasar di Murphy & Sylvest, Elmhurst, Illinois. “Dari sisi pasar, semuanya terasa baik kembali.”
Saham Apple (AAPL.O) menyentuh level tertinggi sepanjang masa, sementara Meta (META.O), Netflix (NFLX.O), dan Alphabet (GOOGL.O) naik antara 1,3 persen hingga 3,3 persen. Indeks Philadelphia Semiconductor (.SOX) juga menembus rekor tertinggi, ditutup naik 1,6 persen.
Musim laporan laba kuartal ketiga kini berlangsung intens. Laba yang menjadi sorotan pekan ini berasal dari Tesla (TSLA.O), Netflix (NFLX.O), IBM (IBM.N), Intel (INTC.O), General Motors (GM.N), dan Ford (F.N), serta sejumlah perusahaan industri besar lain termasuk sektor kedirgantaraan, transportasi, dan manufaktur diversifikasi.
Hasil laporan dari bank-bank regional AS yang akan datang diperkirakan memberi gambaran lebih jelas setelah aksi jual pekan lalu yang dipicu kekhawatiran terhadap risiko kredit sistemik. Analis saat ini memperkirakan pertumbuhan laba S&P 500 kuartal ketiga mencapai 9,3 persen secara tahunan, meningkat dari perkiraan sebelumnya 8,8 persen pada 1 Oktober.
“Banyak ketidakpastian yang dikhawatirkan perusahaan – seperti legislasi pajak dan tarif – kini sedikit mereda, sehingga perusahaan bisa fokus pada laba dan profitabilitas,” kata Matthew Keator, managing partner di Keator Group, firma manajemen kekayaan di Lenox, Massachusetts.
Sentimen juga mendapat dorongan dari penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, yang menyebut penutupan pemerintah federal kemungkinan akan berakhir pekan ini.
Dengan penutupan memasuki hari ke-20, investor dan pembuat kebijakan harus menavigasi pasar tanpa data resmi.
Namun Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis indeks harga konsumen (CPI) September, memberikan gambaran inflasi bagi Federal Reserve AS dan dampak tarif Presiden Donald Trump terhadap pertumbuhan harga.
Dalam konflik dagang berkelanjutan antara Washington dan Beijing, Trump mengisyaratkan kemungkinan pelonggaran tarif terhadap China jika Beijing melanjutkan pembelian komoditas pertanian utama, termasuk kedelai. Trump menuding perselisihan terbaru terjadi karena kontrol ekspor logam tanah jarang China.
Secara teknikal, Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 515,97 poin atau 1,12 persen menjadi 46.706,58, S&P 500 (.SPX) bertambah 71,12 poin atau 1,07 persen menjadi 6.735,13, dan Nasdaq Composite (.IXIC) naik 310,57 poin atau 1,37 persen menjadi 22.990,54.
Di antara 11 sektor utama S&P 500, layanan komunikasi (.SPLRCL) mencatat kenaikan persentase terbesar, sementara kebutuhan pokok konsumen (.SPLRCS) dan utilitas (.SPLRCU) melemah tipis.
Pergerakan saham lain, Boeing (BA.N) naik 1,8 persen setelah mendapat persetujuan Federal Aviation Administration untuk meningkatkan produksi 737 MAX menjadi 42 pesawat per bulan. Saham WeightWatchers (WW.O) melesat 9,3 persen setelah perusahaan mengumumkan kerja sama dengan Amazon untuk pengiriman obat penurun berat badan.
Jumlah saham yang menguat di NYSE hampir lima kali lebih banyak dibanding yang melemah, dengan 345 saham mencatat level tertinggi baru dan 47 saham mencapai level terendah baru. Di Nasdaq, 3.599 saham naik, 1.078 turun, dengan rasio penguat terhadap pelemah 3,34 banding 1. S&P 500 mencatat 23 level tertinggi baru dan 4 level terendah baru, sedangkan Nasdaq Composite mencatat 77 level tertinggi baru dan 69 level terendah baru.
Total volume perdagangan di bursa AS mencapai 17,50 miliar saham, lebih rendah dibanding rata-rata 20,21 miliar saham selama 20 hari perdagangan terakhir. (*)