Logo
>

Wall Street Menguat Tipis Jelang Rilis Kinerja dan Data Ekonomi

Bursa saham AS mencatat kenaikan terbatas meski ada ancaman tarif baru dari Trump, sementara investor bersiap menghadapi data inflasi dan musim laporan laba kuartal II.

Ditulis oleh Syahrianto
Wall Street Menguat Tipis Jelang Rilis Kinerja dan Data Ekonomi
Ilustrasi: Suasana dalam New York Stock Exchange atau Wall Street. (Foto: Wikimedia Commons)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Indeks saham di Wall Street ditutup menguat tipis pada perdagangan Senin (waktu setempat), seiring investor menahan aksi beli besar-besaran setelah Presiden AS Donald Trump kembali melontarkan ancaman tarif, sementara pasar bersiap menyambut pekan sibuk berisi rilis data ekonomi dan awal musim laporan keuangan kuartal II 2025.

    Trump memperkeruh ketegangan perdagangan dengan janji akan mengenakan tarif 30 persen terhadap sebagian besar barang impor dari Uni Eropa dan Meksiko mulai 1 Agustus mendatang. Hal ini membuat peluang negosiasi menit terakhir menjadi semakin krusial.

    Uni Eropa memutuskan untuk memperpanjang jeda terhadap langkah balasan hingga awal Agustus, masih berharap tercapai gencatan senjata perdagangan. Gedung Putih menyatakan bahwa pembicaraan dengan Uni Eropa, Kanada, dan Meksiko masih berlangsung.

    Meski berita ini mendominasi, reaksi pasar tergolong datar. Para investor tampaknya sudah terbiasa dengan rentetan ancaman tarif Trump dan manuver politik yang kerap berubah di menit akhir.

    Seperti dilansir Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 88,14 poin atau 0,20 persen ke level 44.459,65. Sementara itu, indeks S&P 500 naik 8,81 poin atau 0,14 persen ke posisi 6.268,56, dan Nasdaq Composite menguat 54,80 poin atau 0,27 persen ke 20.640,33.

    Volume perdagangan pun relatif sepi, dengan 15,43 miliar saham berpindah tangan, lebih rendah dari rata-rata 20 hari terakhir sebesar 17,62 miliar.

    Dalam beberapa pekan terakhir, pasar tetap kuat meskipun Trump terus menggertak dengan retorika tarif. Nasdaq bahkan menutup sesi di level tertinggi baru, yang ketujuh sejak 27 Juni. S&P 500 telah mencatatkan lima rekor dalam periode yang sama.

    “Kalau ada yang membuat pasar tertahan, mungkin karena kita sudah melihat reli cukup kuat sejak April,” ujar Jason Pride, Kepala Strategi dan Riset Investasi di Glenmede.

    Ia menambahkan, meskipun sempat muncul kekhawatiran soal dampak negatif kebijakan tarif terhadap ekonomi AS, kebijakan fiskal utama Trump yang baru saja disahkan kemungkinan besar akan mengimbangi efek tarif tersebut. Ini membuat kepercayaan investor terhadap prospek pertumbuhan ekonomi AS mulai pulih.

    Berbagai laporan ekonomi penting dijadwalkan rilis pekan ini, yang akan menjadi sinyal awal sejauh mana kebijakan Trump mempengaruhi ekonomi riil.

    Musim laporan keuangan kuartal II dimulai pada Selasa ini, dengan sejumlah bank besar Wall Street dijadwalkan melaporkan kinerja.

    Hari yang sama, data inflasi konsumen bulan Juni juga akan dirilis dan diperkirakan menunjukkan kenaikan harga seiring produsen mulai meneruskan beban tarif ke konsumen.

    Laporan harga produsen dan impor pada Rabu akan memberi gambaran baru tentang tekanan rantai pasokan yang sedang berlangsung.

    Salah satu area yang masih sensitif terhadap ancaman tarif adalah harga minyak. Harga minyak acuan AS turun 2,2 persen setelah Trump mengancam akan mengenakan tarif terhadap negara-negara pembeli ekspor Rusia. Hal ini memicu kekhawatiran gangguan suplai energi global.

    Tekanan tersebut membuat indeks energi S&P 500 turun 1,2 persen, menjadi sektor dengan penurunan terdalam dari 11 sektor utama.

    Sebagian besar sektor lainnya ditutup menguat, dipimpin sektor layanan komunikasi yang naik 0,7 persen. Kenaikan didukung oleh saham Netflix yang akan merilis laporan keuangan pada Kamis, serta Warner Bros. Discovery yang film Superman terbarunya meraih pembukaan akhir pekan yang kuat di bioskop.

    Saham kripto juga menguat setelah harga Bitcoin untuk pertama kalinya menembus USD 120.000. Saham Coinbase naik 1,8 persen, dan MicroStrategy melonjak 3,8 persen.

    Namun di sisi lain, saham Waters Corp anjlok 13,8 persen setelah perusahaan alat laboratorium tersebut sepakat untuk merger dengan unit Biosciences & Diagnostic Solutions milik Becton, Dickinson and Company dalam kesepakatan senilai USD 17,5 miliar. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.