Logo
>

Wall Street Ngegas, Donald Trump Mampu Beri Sengatan Positif

Ditulis oleh Syahrianto
Wall Street Ngegas, Donald Trump Mampu Beri Sengatan Positif

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks utama Wall Street ditutup lebih tinggi, sementara indeks saham kecil, Russell 2000 mencapai rekor tertinggi pada perdagangan Senin, 25 November 2024.

    Ada dua pemicu utama peningkatan indeks saham Amerika Serikat (AS) itu yakni Scott Bessent sebagai calon Menteri Keuangan AS, yang membuat imbal hasil (yield) obligasi menurun dan pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, yang menekan harga minyak.

    Seperti dikutip dari Reuters, S&P 500 naik 17,81 poin atau 0,30 persen, ditutup pada 5.987,15 poin, sementara Nasdaq Composite naik 51,50 poin atau 0,27 persen, menjadi 19.055,15. Dow Jones Industrial Average (DJIA) meningkat 439,02 poin atau 0,99 persen, menjadi 44.735,53.

    S&P 500 mencatat 106 level tertinggi baru dalam 52 minggu tanpa level terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencatat 352 level tertinggi baru dan 66 level terendah baru.

    Di sisi lain, Russell 2000 mencatat rekor tertinggi sepanjang masa pada level intraday 2.466,49, melampaui rekor yang tercapai tiga tahun lalu.

    Saham yang naik jumlahnya melebihi yang turun dengan rasio 3,01 banding 1 di NYSE. Tercatat ada 836 level tertinggi baru dan 40 level terendah baru di NYSE.

    Volume di bursa AS mencapai 16,69 miliar saham, dibandingkan rata-rata 14,93 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

    Penurunan tajam pada imbal hasil obligasi Treasury, terutama obligasi 30 tahun, memimpin penurunan imbal hasil secara keseluruhan.

    “Sektor-sektor yang tertinggal sepanjang tahun ini mulai berkinerja lebih baik, seperti saham berkapitalisasi kecil dan menengah, bukan hanya karena Trump, tetapi juga karena The Fed memotong suku bunga,” kata Adam Sarhan, CEO 50 Park Investments kepada Reuters di New York.

    Terkait presiden terpilih Donald Trump, orang nomor satu di Partai Republik ini mengakhiri spekulasi selama berminggu-minggu dengan mengumumkan pilihannya pada Jumat, 22 November 2024 malam.

    Beberapa ahli strategi investasi menyatakan bahwa Bessent mungkin mengambil langkah untuk menahan peningkatan utang pemerintah, sambil tetap melaksanakan janji kampanye terkait kebijakan fiskal dan perdagangan.

    Pencalonan Bessent meredakan beberapa kekhawatiran fiskal terkait kemungkinan tarif baru yang sebelumnya mendorong kenaikan imbal hasil obligasi menjelang pemilu.

    “Kali ini, fokus adalah pada kebijakan tarif - terutama setelah pemilihan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan tampaknya telah meredakan kekhawatiran fiskal utama,” kata James Reilly, ekonom senior di Capital Economics.

    Ekspektasi bahwa Trump, bersama dengan Kongres yang dikuasai Partai Republik, akan memenuhi janji kebijakan ramah bisnis telah memberikan dorongan baru bagi perusahaan kecil. Perusahaan-perusahaan ini menjadi sorotan sejak Federal Reserve (The Fed) memulai siklus pelonggaran kebijakan moneter pada bulan September.

    Lebih jauh, penurunan imbal hasil membantu sektor sensitif suku bunga, seperti sektor Real Estat, mencatat kenaikan, sementara indeks Perumahan melonjak 4,5 persen. Barclays meningkatkan proyeksi tahunan 2025 untuk S&P 500, sementara Deutsche Bank menetapkan targetnya pada 7.000 poin di akhir 2025.

    Namun, kekhawatiran masih ada bahwa tekanan inflasi dapat meningkat dan memperlambat laju pelonggaran kebijakan The Fed.

    Investor baru-baru ini beralih antara ekspektasi jeda dan pemotongan suku bunga lebih lanjut pada pertemuan The Fed di bulan Desember. Alat FedWatch CME Group menunjukkan probabilitas 56,2 persen bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin lagi.

    Sementara itu, saham sektor Consumer Discretionary memimpin kenaikan sektoral, didukung oleh kenaikan 2,2 persen saham Amazon.com. Laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi, indikator inflasi pilihan bank sentral, akan menjadi perhatian investor akhir pekan ini, bersamaan dengan liburan Thanksgiving AS.

    Saham Macy's turun 2,2 persen setelah operator toko serba ada tersebut menunda publikasi laporan kuartal ketiganya karena masalah akuntansi. Bath & Body Works menaikkan proyeksi laba tahunan yang disesuaikan, mendorong saham pengecer ini naik 16,5 persen.

    Riwayat Wall Street Pekan Lalu

    Dalam rentang waktu sepekan (18–22 November 2024), indeks Dow Jones tercatat mengalami kenaikan sebesar 2 persen, sementara S&P 500 dan Nasdaq masing-masing mencatatkan peningkatan 1,7 persen. Kenaikan ini menunjukkan adanya rebound yang signifikan setelah Wall Street sempat mengalami stagnasi pasca-pemilu, di mana reli yang dipicu oleh hasil pemilu sempat terhenti beberapa waktu lalu.

    Tren penguatan pasar ini, menurut analis, terutama dipicu oleh peralihan fokus investor dari saham-saham teknologi yang selama ini menjadi primadona ke saham-saham yang lebih sensitif terhadap perubahan kondisi ekonomi.

    Sektor industri dan consumer discretionary atau barang konsumsi non-esensial, menjadi pendorong utama kenaikan di S&P 500. Di sisi lain, sektor komunikasi, yang selama ini menjadi andalan banyak investor, mencatatkan kinerja terburuk pada pekan tersebut.

    Sektor consumer discretionary mencakup perusahaan yang bergerak di bidang produk kebutuhan sekunder atau tersier, seperti restoran cepat saji, layanan hiburan, serta industri kendaraan dan suku cadang. Kenaikan saham-saham di sektor ini menunjukkan bahwa investor mulai mengalihkan perhatian mereka pada sektor-sektor yang lebih mendukung konsumsi dan belanja masyarakat yang lebih luas. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.