Logo
>

Wall Street Senyum, Amazon–OpenAI Dorong Nasdaq Menguat

Kesepakatan senilai USD38 miliar antara Amazon dan OpenAI mengangkat saham teknologi.

Ditulis oleh Syahrianto
Wall Street Senyum, Amazon–OpenAI Dorong Nasdaq Menguat
Ilustrasi: Layar menampilkan salah satu indeks saham di Wall Street, NASDAQ. (Foto: Wikimedia Commons)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup menguat pada perdagangan Senin, 3 November 2025, waktu New York. 

    Pada penutupan perdagangan, dikutip dari Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 226,19 poin atau 0,48 persen ke level 47.336,68, sementara S&P 500 naik 11,77 poin atau 0,17 persen ke 6.851,97, dan Nasdaq Composite menguat 109,77 poin atau 0,46 persen ke 23.834,72.

    Kenaikan pasar terutama didorong oleh sentimen positif dari kesepakatan besar di sektor kecerdasan buatan (AI), sementara arah kebijakan moneter jangka pendek Federal Reserve semakin kabur di tengah minimnya rilis data ekonomi resmi Amerika Serikat.

    Saham-saham teknologi menjadi penopang utama reli Nasdaq. Namun, penurunan tajam saham sektor kesehatan seperti UnitedHealth Group dan Merck, masing-masing turun 2,3 persen dan 4,1 persen, menahan indeks Dow Jones di zona negatif.

    Katalis utama datang dari kabar bahwa Amazon Inc. (AMZN) menandatangani kerja sama senilai USD38 miliar dengan OpenAI. Kesepakatan itu memungkinkan pengembang ChatGPT tersebut menjalankan dan memperluas beban kerja kecerdasan buatannya di infrastruktur cloud milik Amazon Web Services (AWS). Saham Amazon melonjak 4 persen usai pengumuman tersebut.

    Saham Nvidia Corp. (NVDA) turut menguat 2,2 persen setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa cip AI paling canggih buatan Nvidia akan diprioritaskan bagi perusahaan Amerika Serikat dan tidak akan diekspor ke Tiongkok maupun negara lain.

    Akhir pekan lalu, Gedung Putih juga merilis rincian kesepakatan antara Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk meredakan ketegangan perang dagang kedua negara ekonomi terbesar dunia itu.

    “Kesepakatan Amazon dan kabar merger-akuisisi lainnya telah mengangkat pasar. Selain itu, investor juga menyambut positif perkembangan terbaru dari negosiasi dagang AS–Tiongkok dan pernyataan bernada dovish dari beberapa pejabat The Fed,” ujar Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird, Louisville, Kentucky. “Namun, reli ini tetap didominasi oleh saham-saham big tech dan semikonduktor yang menjadi motor utama bull market kali ini,” tambahnya.

    Di sisi lain, saham Kimberly-Clark Corp. (KMB) anjlok 14,6 persen setelah terungkap bahwa produsen barang konsumsi itu akan mengakuisisi Kenvue Inc. (KVUE), pembuat Tylenol, dengan nilai lebih dari USD40 miliar. Saham Kenvue justru melonjak 12,3 persen.

    Minimnya data ekonomi resmi akibat penutupan sebagian pemerintahan (government shutdown) membuat pasar beralih ke data indeks manajer pembelian (PMI) dari Institute for Supply Management (ISM) dan S&P Global, yang menunjukkan bahwa sektor manufaktur AS masih bergulat dengan ketidakpastian akibat kebijakan tarif impor Trump.

    Mahkamah Agung AS dijadwalkan akan mendengar argumen hukum terkait legalitas tarif tersebut pada Rabu mendatang.

    Setelah pemangkasan suku bunga pekan lalu, arah langkah The Fed berikutnya kian tidak jelas. Ketiadaan data ekonomi akibat shutdown membuat pasar kehilangan panduan. Laporan ketenagakerjaan ADP National Employment Index yang akan dirilis Rabu diharapkan dapat memberi gambaran kondisi pasar tenaga kerja.

    Beberapa pejabat The Fed menyampaikan pandangan yang berbeda: Gubernur Stephen Miran mendukung pemangkasan suku bunga tambahan, sementara Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee justru menolak langkah itu karena inflasi masih jauh di atas target tahunan 2 persen.

    Adapun dari 11 sektor utama S&P 500, sektor consumer discretionary mencatat kenaikan tertinggi, sedangkan sektor material mengalami pelemahan terdalam.

    Musim laporan keuangan kuartal III terus berlanjut, dengan lebih dari 300 perusahaan dalam indeks S&P 500 telah melaporkan hasilnya. Dari jumlah tersebut, 83 persen berhasil melampaui ekspektasi analis, menurut data terbaru LSEG.

    Di bursa NYSE, jumlah saham turun melampaui yang naik dengan rasio 1,34 banding 1. Tercatat 202 saham mencetak level tertinggi baru, sementara 142 saham berada di level terendah. Di Nasdaq, 1.799 saham menguat dan 2.887 melemah.

    Volume perdagangan di seluruh bursa AS mencapai 19,62 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 20 hari terakhir yang mencapai 21,11 miliar saham. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.