Logo
>

Wall Street Tergelincir Usai Pernyataan Powell: Saham Freeport Anjlok, Energi Menguat

Wall Street terkoreksi usai komentar Powell soal valuasi tinggi; Freeport-McMoRan anjlok, sektor energi menguat, investor tunggu data inflasi PCE.

Ditulis oleh Yunila Wati
Wall Street Tergelincir Usai Pernyataan Powell: Saham Freeport Anjlok, Energi Menguat
Ilustrasi Wall Street. Foto: Xinhua/Liu Yanan.

KABARBURSA.COM - Bursa saham Amerika Serikat kembali tergelincir ke zona merah pada Rabu waktu setempat, atau Kamis pagi WIB, 25 September 2025, melanjutkan koreksi untuk hari kedua. 

Pernyataan hati-hati dari Chairman Federal Reserve Jerome Powell soal valuasi aset yang dianggap sudah terlalu tinggi memicu aksi ambil untung investor. Sementara, perhatian pasar kini tertuju pada data inflasi kunci yang akan segera dirilis.

Koreksi Wall Street kali ini bukan hanya reaksi spontan, melainkan kombinasi antara faktor fundamental dan psikologis. Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 171,50 poin atau 0,37 persen ke 46.121,28, S&P 500 melemah 0,28 persen ke 6.637,98, sementara Nasdaq Composite turun 0,33 persen ke 22.497,86. 

Pergerakan serentak ini menunjukkan bahwa komentar Powell memberi bobot cukup besar terhadap persepsi valuasi. Terlebih, setelah reli yang dipicu pemangkasan suku bunga pada pekan lalu.

Powell mengingatkan pasar bahwa valuasi saham saat ini sudah menanjak terlalu jauh. Sebuah peringatan yang membangkitkan kembali memori “irrational exuberance” ala Alan Greenspan pada 1996. 

Dengan S&P 500 diperdagangkan pada rasio 23–24 kali laba forward, sebagian investor seperti Ron Albahary dari LNW Philadelphia menilai harga sudah melampaui fundamental, sekalipun ekspektasi pertumbuhan laba tahunan mencapai 15 persen dalam lima tahun mendatang.

Sentimen Investor dan Kinerja Sektor 

Investor kini menahan posisi, menunggu rilis Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), dan ukuran inflasi favorit the Fed, yang dijadwalkan keluar akhir pekan. Lonjakan 20,5 persen penjualan rumah baru sepanjang Agustus sempat memberi kejutan positif, yang menandakan daya beli konsumen belum sepenuhnya melemah. 

Namun, keseimbangan antara menjaga momentum ekonomi dan mencegah inflasi tetap menjadi dilema utama the Fed.

Dari sisi sektoral, material menjadi pemberat utama setelah Freeport-McMoRan ambles hampir 17 persen akibat penghentian produksi di tambang Grasberg, Indonesia. Efek domino ini menekan sektor material hingga minus 1,6 persen. 

Di sisi lain, sektor energi justru bangkit 1,2 persen, mengikuti lonjakan harga minyak mentah ke level tertinggi tujuh pekan, yang mengangkat saham-saham seperti Chevron.

Di Dow Jones, UnitedHealth Group (+1,19 persen), Chevron (+1,11 persen), dan Walt Disney (+1,05 persen) menjadi penopang. Sementara Amgen (-2,65 persen), IBM (-1,73 persen), dan Goldman Sachs (-1,72 persen) membebani indeks.

Pada S&P 500, reli terbesar tercatat di Xcel Energy (+6,70 persen), Intel (+6,41 persen), dan Centene (+5,80 persen). Sebaliknya, Freeport-McMoRan (-16,95 persen), Axon Enterprise (-10,23 persen), dan KKR & Co (-6,33 persen) menjadi saham yang paling tertekan.

Nasdaq menampilkan drama lebih besar dengan lonjakan fantastis Uniqure NV (+247,73 persen), SHF Holdings (+123,01 [ersen), dan Redcloud Holdings (+64,71 persen). Namun, koreksi ekstrem juga hadir, seperti Work Medical Technology (-87,66 persen), Fitness Champs (-35,00 persen), dan Jiuzi Holdings (-32,72 persen).

Sorotan Korporasi: Micron Technology Loyo

Di luar sektor, Lithium Americas menjadi bintang usai hampir menggandakan nilai sahamnya ke USD6,01. Kabar bahwa pemerintahan Trump tengah mempertimbangkan kepemilikan 10 persen di perusahaan tersebut serta kemungkinan pinjaman USD2,26 miliar untuk proyek litium Thacker Pass bersama General Motors, mendorong optimisme. GM sendiri naik 2,3 persen setelah UBS mengerek rekomendasi ke “buy”.

Namun, tidak semua kabar korporasi positif. Micron Technology melemah 2,8 persen pasca laporan laba. Sementara Oracle tergelincir 1,7 persen karena rencana penerbitan obligasi USD15 miliar.

Pasar saham Amerika kini berada pada fase sensitif, di mana setiap komentar pejabat Fed dan data inflasi berpotensi mengguncang sentimen. Dengan valuasi yang sudah tinggi, aksi ambil untung berpeluang berlanjut, terutama bila data PCE menunjukkan tekanan harga belum mereda. 

Sebaliknya, sinyal inflasi yang melunak bisa menjadi alasan investor kembali memburu saham, khususnya di sektor siklikal dan teknologi.

Wall Street sedang menguji keseimbangan tipis antara euforia reli pasca-pemangkasan suku bunga dan kewaspadaan terhadap risiko valuasi yang terlalu mahal. Bagi investor, beberapa hari ke depan akan menjadi penentu arah tren jangka pendek.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79