Logo
>

Warren Buffett Rugi USD3,8 Miliar, Saham Berkshire Turun

Saham Berkshire anjlok setelah mencatat rugi nilai investasi Kraft Heinz dan pelemahan laba operasional kuartalan.

Ditulis oleh Syahrianto
Warren Buffett Rugi USD3,8 Miliar, Saham Berkshire Turun
Warren Buffett, investor dan pemilik Berkshire Hathaway. (Foto: Wikimedia Commons/Mark Hirschey)

KABARBURSA.COM – Saham Kelas A Berkshire Hathaway, perusahaan milik Warren Buffett, turun lebih dari 3 persen pada perdagangan Senin, 4 Agustus 2025. 

Penurunan ini terjadi setelah perusahaan mengungkap rugi penurunan nilai (write-down) sebesar USD3,8 miliar serta pelemahan laba operasional kuartalan yang dilaporkan pada Sabtu.

Penurunan nilai tersebut berasal dari kepemilikan saham Berkshire Hathaway sebesar 27,4 persen di Kraft Heinz. Ini merupakan write-down kedua dari investasi di perusahaan makanan dan minuman tersebut, mencerminkan penurunan signifikan nilai investasi.

Berkshire sebelumnya mencatat rugi penurunan nilai sebesar USD3 miliar atas saham Kraft Heinz pada tahun 2019. Meski demikian, konglomerat asal Omaha, Nebraska ini tetap menjadi pemegang saham terbesar Kraft Heinz, menurut data LSEG. Perusahaan yang menempati peringkat ke-8 dalam portofolio Berkshire berdasarkan nilai pasar itu tengah menghadapi tantangan seiring beralihnya konsumen ke produk yang lebih sehat dan merek private label.

Kinerja operasional Berkshire juga tertekan. Laba operasional turun 4 persen dari USD11,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu, didorong turunnya premi underwriting serta ketidakpastian kebijakan perdagangan yang berdampak pada keterlambatan pesanan dan pengiriman di sebagian besar lini bisnis konsumen.

Sejak Mei 2024, Berkshire belum melakukan pembelian kembali saham. Perusahaan mengindikasikan sikap hati-hati terhadap valuasi pasar di tengah ketidakpastian berkelanjutan terkait tarif dan pertumbuhan ekonomi.

"Perusahaan investasi ini telah menghentikan akumulasi kasnya, mengakhiri tren sebelas kuartal berturut-turut yang dimulai sejak kuartal ketiga 2022 dan sempat menggandakan jumlah likuiditas," ujar Russ Mould, Direktur Investasi di AJ Bell.

Ia menyebut penghentian akumulasi kas ini sebagai potensi risiko jangka panjang bagi Berkshire.

Isu Suksesi dan Tekanan Saham

Saham Kelas A Berkshire yang sebelumnya naik sekitar 2 persen sepanjang 2025, kini tertinggal dibanding indeks acuan S&P 500. Saham perusahaan kehilangan momentum sejak Warren Buffett mengumumkan rencana pengunduran diri sebagai CEO pada akhir tahun ini. 

Kinerja saham juga kontras dengan tren penguatan pasar secara umum.

Buffett, 94 tahun, telah memimpin perusahaan selama lebih dari lima dekade. Greg Abel, yang kini menjabat sebagai wakil ketua Berkshire, dijadwalkan mengambil alih kepemimpinan pada akhir tahun.

"Pergerakan harga saham yang terus menurun, meski pasar saham AS sedang menguat, menunjukkan bahwa investor belum sepenuhnya yakin Berkshire Hathaway akan tetap sama tanpa Warren Buffett dan Charlie Munger di pucuk pimpinan," ujar Mould.

Charlie Munger, wakil ketua lama sekaligus mitra dekat Buffett, wafat pada 2023 dalam usia 99 tahun.

Saham Kelas B Berkshire juga terpantau turun 3,3 persen pada perdagangan sore. (*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.