Logo
>

Zona Euro Memasuki Kuartal Terakhir 2024 dengan Stagnasi Ekonomi

Ditulis oleh Yunila Wati
Zona Euro Memasuki Kuartal Terakhir 2024 dengan Stagnasi Ekonomi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Zona euro memasuki kuartal terakhir 2024 dengan kondisi ekonomi yang stagnan. Hal ini terungkap dari data terbaru dari survei HCOB PMI yang dirilis Rabu, 6 November 2024.

    Meskipun ada sedikit lonjakan dalam sektor layanan, kontraksi di dua ekonomi terbesar kawasan euro, yaitu Jerman dan Prancis, membuat keseluruhan kinerja kawasan tetap lesu.

    Penurunan aktivitas bisnis yang terus berlanjut, ditambah dengan pelemahan permintaan yang tajam, menyebabkan proyeksi pertumbuhan semakin suram. Bahkan, sektor tenaga kerja tercatat mengalami penurunan tajam yang belum pernah terjadi sejak Desember 2020.

    Indeks HCOB Eurozone Composite PMI Output, yang mencakup rata-rata tertimbang dari Indeks PMI Manufaktur dan PMI Aktivitas Bisnis Layanan, tercatat pada angka 50,0 pada bulan Oktober. Angka ini menunjukkan tidak ada perubahan signifikan dalam output sektor swasta dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

    Meskipun ada sedikit peningkatan dibandingkan dengan angka 49,6 pada bulan September, hasil ini tetap jauh di bawah rata-rata survei yang sebesar 52,5, menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi masih terhambat.

    Namun, stagnasi yang terjadi di kawasan euro menyembunyikan perbedaan yang cukup signifikan di sektor-sektor ekonomi. Sektor layanan terus mengalami ekspansi yang stabil selama sembilan bulan berturut-turut, bahkan sedikit meningkat pada bulan Oktober.

    Sebaliknya, sektor manufaktur mengalami penurunan yang cukup signifikan, memberikan gambaran yang kontras antara kedua sektor ini.

    Di antara negara-negara zona euro, hasil survei menunjukkan adanya perbedaan yang cukup mencolok. Jerman dan Prancis, dua ekonomi terbesar kawasan tersebut, terus menjadi beban utama dalam kinerja ekonomi kawasan.

    Prancis terperosok lebih dalam ke dalam kontraksi, sementara penurunan aktivitas di Jerman menunjukkan sedikit pelonggaran. Meskipun demikian, penurunan yang terjadi di kedua negara ini cukup besar untuk mengimbangi laju pertumbuhan yang terjadi di negara-negara lain seperti Spanyol, Irlandia, dan Italia.

    Spanyol tetap menjadi negara dengan pertumbuhan tercepat di kawasan euro pada bulan Oktober meskipun ada penurunan momentum. Irlandia dan Italia juga menunjukkan sedikit peningkatan, dengan Italia bahkan melaporkan ekspansi yang terbarukan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan di dua ekonomi terbesar, ada negara-negara lain di kawasan euro yang masih mampu mencatatkan pertumbuhan.

    Permintaan Melemah, Lapangan Pekerjaan Turun

    Selama lima bulan berturut-turut, jumlah pekerjaan baru yang diterima oleh sektor swasta di zona euro terus mengalami penurunan. Hal ini mencerminkan lemahnya permintaan, dengan sektor barang yang paling terpengaruh.

    Selain itu, sektor layanan juga mulai merasakan dampak, dengan penurunan penjualan yang signifikan, terutama dari pelanggan internasional. Penurunan aktivitas ini menyebabkan jumlah pekerjaan tertunda (backlog) berkurang di seluruh sektor, dan banyak perusahaan mulai mengurangi tenaga kerja mereka.

    Meskipun pemotongan tenaga kerja ini tergolong kecil, hal ini menjadi indikasi bahwa perusahaan semakin berhati-hati dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.

    Tingkat pengurangan lapangan pekerjaan tercatat sebagai yang tercepat sejak Desember 2020, dengan sektor manufaktur menjadi sektor yang paling terdampak. Sementara sektor layanan hampir tidak mengalami pengurangan pekerjaan, tetapi secara keseluruhan, tingkat pengurangan pekerjaan di kawasan euro sangat terasa.

    Sementara itu, indeks kepercayaan bisnis mencatatkan penurunan untuk bulan kelima berturut-turut, menunjukkan bahwa prospek ekonomi di zona euro semakin suram. Para pelaku pasar semakin pesimis terhadap outlook ekonomi, dengan indikator kepercayaan yang mencapai level terendah dalam tahun ini.

    Ketidakpastian ini semakin diperburuk oleh penurunan permintaan dan pengurangan pekerjaan, yang menjadi penghalang bagi pemulihan ekonomi di kawasan euro.

    Sektor layanan masih menjadi penopang utama ekonomi zona euro. Indeks PMI untuk sektor layanan meningkat sedikit pada bulan Oktober menjadi 51,6, dari 51,4 pada bulan sebelumnya, yang menunjukkan bahwa sektor ini masih berada di jalur ekspansi meskipun laju pertumbuhannya lebih lambat jika dibandingkan dengan standar historis.

    Meskipun permintaan di sektor ini tetap lemah, terutama dari pasar internasional, sektor layanan terus bertumbuh. Peningkatan dalam lapangan pekerjaan di sektor ini, meskipun kecil, memberikan sedikit harapan bagi perekonomian.

    Namun, perusahaan layanan menghadapi tantangan besar, termasuk penurunan pesanan dari luar negeri yang tercatat sebagai yang tercepat dalam sepuluh bulan terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan pada pasar internasional masih menjadi tantangan besar, dan sektor layanan perlu beradaptasi untuk menghadapi tekanan permintaan yang menurun.

    Outlook Ekonomi Zona Euro: Stagnasi atau Pertumbuhan yang Lemah?

    Para analis semakin pesimis terhadap outlook ekonomi zona euro. Meskipun sektor layanan memberikan sedikit harapan untuk pertumbuhan, ekonomi secara keseluruhan masih terperangkap dalam stagnasi.

    Dr. Cyrus de la Rubia, Kepala Ekonom di Hamburg Commercial Bank, menyatakan bahwa meskipun sektor layanan memberikan kontribusi penting terhadap stabilitas ekonomi, peluang untuk pertumbuhan yang signifikan masih sangat terbatas. Bahkan, data PMI Composite menunjukkan bahwa zona euro masih berada di ambang kontraksi.

    Proyeksi GDP untuk kuartal keempat juga menunjukkan kemungkinan kontraksi, meskipun ada sedikit harapan jika sektor manufaktur dapat pulih dalam dua bulan mendatang. Namun, dengan inflasi yang tetap tinggi dan kekurangan tenaga kerja akibat faktor demografis, tekanan upah yang terus meningkat bisa membuat Bank Sentral Eropa (ECB) kesulitan untuk mencapai target inflasi 2 persen dalam jangka panjang.

    Meskipun sektor layanan tetap menjadi pilar yang menopang perekonomian zona euro, tantangan besar masih menghadang. Penurunan permintaan, stagnasi sektor manufaktur, dan ketidakpastian politik dan ekonomi semakin memperberat prospek pertumbuhan.

    Sektor jasa mungkin bisa terus tumbuh, tetapi tantangan struktural seperti inflasi yang terus tinggi dan kekurangan tenaga kerja akan mempersulit upaya untuk mencapai pemulihan ekonomi yang lebih luas. ECB harus menghadapi kenyataan bahwa mencapai target inflasi 2 persen dalam kondisi saat ini mungkin lebih sulit dari yang diperkirakan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79