KABARBURSA.COM - Sebanyak 29 perusahaan ritel terkemuka di Indonesia mengikat kemitraan melalui kegiatan business matching yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama dengan Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO).
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, kolaborasi antara pendidikan vokasi dan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) tidak boleh hanya bersifat pasif, melainkan harus proaktif. Business matching menjadi wadah untuk memperluas jaringan kerjasama, yang tidak berhenti pada nota kesepahaman (MoU) saja. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu 11 Mei 2024.
Melalui kegiatan ini, pelaku industri ritel, SMK, dan perguruan tinggi vokasi (PTV) dapat berinteraksi langsung untuk saling bertukar informasi mengenai peluang kerjasama, yang kemudian dituangkan dalam bentuk Letter of Intent (LoI).
Dalam kegiatan business matching selama empat jam, telah dihasilkan 715 LoI. Perusahaan ritel yang berpartisipasi berasal dari berbagai sektor seperti makanan dan minuman, fesyen, kecantikan, Teknologi Informasi (TI), kerajinan, department store, dan lainnya. Sedangkan peserta pendidikan vokasi terdiri dari 150 institusi, termasuk 144 SMK dan enam PTV, yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia dengan program studi terkait sektor ritel.
Ketua Umum HIPPINDO, Budihardjo Iduansjah, menyatakan bahwa kolaborasi dengan Kemendikbudristek menegaskan komitmen untuk mengintegrasikan pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri, yang merupakan langkah penting dalam mengembangkan industri ritel sebagai lokomotif ekonomi. Melalui program ini, diharapkan dapat diciptakan tenaga kerja yang siap terjun ke industri ritel, bersaing di pasar global, dan mendukung visi Indonesia sebagai pusat perdagangan regional dan global.
Vokasi Sektor Manufaktur
Kementerian Perindustrian terus memacu unit pendidikan vokasi bawahannya untuk menjalin kemitraan dengan sektor industri, bertujuan untuk memenuhi keperluan sektor tersebut dalam mengokohkan produktivitasnya.
Menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta pada hari Rabu April 2024, kemitraan “link and match” yang telah dibangun memasok sumber daya manusia (SDM) terampil dan menghasilkan inovasi teknologi yang dibutuhkan oleh sektor industri.
Menperin yakin bahwa beragam program dan kegiatan yang dilakukan oleh unit pendidikan vokasi di bawah Kementerian Perindustrian juga akan meningkatkan ekonomi baik daerah maupun nasional melalui kontribusi sektor industri. Pasalnya, aktivitas industri telah terbukti memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian, termasuk peningkatan devisa dari investasi dan ekspor, serta peningkatan jumlah tenaga kerja.
Sebagai contoh, untuk mendukung perekonomian di Sulawesi Selatan, kami secara aktif menciptakan tenaga kerja terampil di industri melalui penyelenggaraan pendidikan vokasi industri di Politeknik ATI Makassar, AK-Manufaktur Bantaeng, SMK-SMAK Makassar, dan SMK-SMTI Makassar, jelas Agus.
Penerapan Praktik Mesin
Salah satu contoh implementasi praktik terbaik adalah produksi mesin atau peralatan yang relevan dengan industri yang dipelajari di unit pendidikan terkait. Sebagai contoh, Politeknik ATI Makassar melalui Teaching Factory-nya memproduksi mesin perajang pisang yang kemudian disumbangkan kepada industri kecil dan menengah (IKM) yang memproduksi keripik pisang di Sulawesi Selatan.
Politeknik ATI Makassar, sebagai salah satu unit pendidikan vokasi di bawah Kementerian Perindustrian, tidak hanya menghasilkan tenaga kerja yang terampil, tetapi juga menciptakan karya dan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Ini adalah pencapaian yang membanggakan, ungkap Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, Masrokhan.
Vokasi Antar Negara
Indonesia melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Industri (BPSDMI) menjalin kerja sama dengan Malikal Zentrum Institute (MZI), yang merupakan country representative dari Lembaga Senior Experten Service (SES) Jerman di Indonesia.
Kepala BPSDMI, Masrokhan menyebut, kerjasama ini bertujuan agar SDM yang dihasilkan unit pendidikan vokasi Kementerian Perindustrian bisa memasuki pasar tenaga Jerman.
“Selanjutnya, untuk meningkatkan kompetensi tenaga pengajar dengan sharing keahlian dan keterampilan dari expert Jerman yang kita laksanakan melalui program SES dan Ausbildung yang difasilitasi oleh MZI,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Adapun ruang lingkup kerja sama tersebut, di antaranya adalah akan diselenggarakannya pelatihan persiapan mengikuti program Ausbildung di Jerman bagi alumni unit pendidikan vokasi Kemenperin, serta promosi peluang kerja di industri Jerman.
Masrokhan pun berharap, unit pendidikan dapat memanfaatkan dan meningkatkan kompetensinya melalui SES.
“Sedangkan alumni yang berminat dapat belajar dan bekerja di Jerman melalui program Ausbildung,” lanjut Masrokhan.
Ausbildung adalah sebuah program untuk mencetak SDM profesional spesialis sesuai standar kebutuhan industri terkini di Jerman. Durasi program Ausbildung kurang lebih selama tiga tahun, tergantung dengan jurusan atau bidang keahlian yang dipilih.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Perindustrian terus memacu unit pendidikan vokasi bawahannya untuk menjalin kemitraan dengan sektor industri, bertujuan untuk memenuhi keperluan sektor tersebut dalam mengokohkan produktivitasnya.
Menurut Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta pada hari Rabu April 2024, kemitraan “link and match” yang telah dibangun memasok sumber daya manusia (SDM) terampil dan menghasilkan inovasi teknologi yang dibutuhkan oleh sektor industri.
Menperin yakin bahwa beragam program dan kegiatan yang dilakukan oleh unit pendidikan vokasi di bawah Kementerian Perindustrian juga akan meningkatkan ekonomi baik daerah maupun nasional melalui kontribusi sektor industri.