Logo
>

5 Saham yang Buyback, Mana Paling Oke?

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
5 Saham yang Buyback, Mana Paling Oke?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Beberapa perusahaan besar di Indonesia telah melakukan buyback saham mereka sendiri sebagai strategi untuk menghadapi ketidakpastian pasar.

    Lima saham terpilih seperti GOTO, TBIG, ADRO, INTP, dan KLBF sudah melaksanakan buyback sepanjang tahun 2024 ini dengan dengan target nominal terbesar. Namun, dari keputusan ini, pertanyaan yang muncul adalah saham mana yang paling berhasil dari langkah buyback tersebut?

    berikut ulasan yang diberikan oleh Pengamat Pasar Modal yang juga founder Traderindo.com Wahyu Laksono, untuk melihat pengaruh buyback terhadap kinerja saham kelima emiten tersebut.

    Saham GOTO

    Diketahui, GOTO, salah satu emiten terkemuka di Bursa Efek Indonesia, tengah mempersiapkan aksi buyback saham yang telah dinantikan pasar. Perusahaan ini berencana untuk melakukan buyback dengan nilai maksimal mencapai Rp3,2 triliun, menjadikannya buyback terbesar kedua setelah ADRO dalam sejarah pasar modal Tanah Air.

    Dengan harga saham saat ini sekitar Rp50, tingkat buyback yield GOTO mencapai 5,27 persen, yang merupakan yang tertinggi jika dilihat dari nilai nominal. Namun demikian, jika dilihat dari persentase terhadap free float, buyback yield GOTO berada di peringkat keempat dengan angka 6,82 persen, dikarenakan free float perusahaan yang cukup besar hampir menyamai total lembar saham yang beredar.

    Langkah buyback saham GOTO telah dimulai pada Juni 2024 dengan pembelian sebanyak 3,82 miliar lembar saham dengan harga rata-rata Rp50 per saham. Total modal yang dikeluarkan untuk tahap awal ini mencapai sekitar Rp191,25 miliar, yang setara dengan 5,98 persen dari alokasi maksimal yang direncanakan.

    Meskipun telah melakukan buyback dalam jumlah signifikan, harga saham GOTO belum menunjukkan kenaikan yang signifikan dari level Rp50 per saham.

    Wahyu mengatakan, buyback sepertinya hanya lebih kepada langkah-langkah korporasi. Yang mana bisa saja dianggap strategis dan perlu dilakukan untuk meningkatkan performa perusahaan. Kendati demikian, dampak dari kondisi harga saham yang bertengger di angka 'gocap' belum memberikan sinyal hijau yang jelas bagi investor retail.

    "Sepertinya (buyback) lebih kepada aksi korporasi yang memang perlu dan bisa jadi cukup strategis untuk dilakukan, Hanya saja dari kinerja dan kondisi gocap nya mungkin bagi investor retail belum jadi lampu hijau saat ini. Belum meyakinkan," kata dia kepada Kabar Bursa, jumat 12 Juli 2024.

    Wahyu menilai bahwa kondisi yang "belum meyakinkan" ini dapat diatasi, terutama jika tujuan jangka panjang dan risiko yang terkait telah dipertimbangkan dan diantisipasi dengan matang.

    "Belum meyakinkan. Kecuali tujuan jangka panjang dan risiko nya memang sudah dan siap diantisipasi,' terangnya.

    Laporan Keuangan GOTO

    Mengacu pada laporan keuangan tahun 2023 yang baru dirilis oleh GOTO di Bursa Efek Indonesia (BEI), tercatat bahwa perusahaan mengalami peningkatan rugi bersih entitas dibandingkan tahun sebelumnya.

    Peningkatan rugi bersih ini terutama disebabkan oleh pengakuan kerugian dari penurunan nilai aset goodwill sebesar Rp 78,77 triliun di tahun 2023. Aset goodwill tersebut berasal dari akuisisi Tokopedia melalui pembelian saham saat Gojek melakukan merger dengan Tokopedia pada Mei 2021. Meskipun kerugian ini bersifat non-cash dan tidak berulang, namun tetap mempengaruhi kinerja keuangan GOTO pada tahun tersebut.

    "Dilihat dari sisi lain, GOTO berhasil memperbaiki kinerjanya jika diluar pengaruh goodwill. Rugi bersih dari kegiatan bisnis inti perusahaan hanya sebesar Rp 11,75 triliun, menurun signifikan sebesar 60,04 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 29,40 triliun," ungkap dia.

    Rugi operasional (rugi usaha) GOTO juga berhasil diturunkan sebesar 66,11 persen menjadi Rp 10,28 triliun pada tahun 2023, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencatat rugi usaha sebesar Rp 30,33 triliun.

    Secara keseluruhan, perseroan mampu mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 14,79 triliun sepanjang tahun lalu, menunjukkan peningkatan sebesar 30,28 persen dari tahun sebelumnya yang mencatatkan pendapatan sebesar Rp 11,35 triliun. Peningkatan ini sejalan dengan penurunan total beban operasional sebesar 40 persen atau Rp 16 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.

    "Apapun itu, masih rugi, tapi lumayan membaik kinerjanya," tambahnya.

    Saham TBIG

    DIketahui, TBIG berencana melakukan buyback sekitar Rp800 miliar pada 2024. Dengan target dana itu, tingkat Buyback yield TBIG sekitar 1,84 persen. Jika dihitung dengan tingkat free float perseroan, tingkat buyback yield dari saham free float mencapai 18,37 persen. Porsi ini bisa dibilang cukup tinggi dibandingkan dengan emiten lainnya. 

    TBIG sudah mengeksekusi Buyback di Juni 2024 senilai Rp44,79 miliar atau 5,6 persen dari total modal. Hasilnya, sepanjang Juni 2024, TBIG mencatatkan kenaikan sekitar 6,71 persen. Kami memperkirakan TBIG melakukan buyback dalam beberapa 3-4 tahap yang terjadi di awal dan akhir Juni 2024. 

    Di samping itu, Wahyu mengatakan TBIG telah berhasil mengumpulkan dana segar sebesar Rp167,65 miliar melalui pelepasan 81.585.300 saham hasil buyback. Transaksi ini dilakukan dengan harga pelaksanaan Rp2.055 per lembar, dilakukan di luar Bursa Efek Indonesia, yang dikenal sebagai pasar negosiasi. Proses pembelian saham dilakukan oleh Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd., yang menjadi pemborong saham dalam transaksi tersebut.

    "Buyback tersebut dilakukan di luar Bursa Efek Indonesia alias pasar negosiasi. Pemborong saham itu, Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd," terangnya.

     

    Baca hal selanjutnya...

     

    Laporan Keuangan TBIG

    PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) melaporkan pendapatan sebesar Rp1,7 triliun untuk kuartal pertama tahun ini, yang berakhir pada 31 Maret 2024. Selain itu, perusahaan juga mencatat EBITDA sebesar Rp1,5 triliun dalam periode yang sama.

    Jika kuartal pertama ini diproyeksikan untuk setahun penuh, TBIG berhasil mencatatkan total pendapatan sebesar Rp6,8 triliun dan EBITDA sebesar Rp5,9 triliun.

    Kemampuan TBIG dalam membangun infrastruktur di berbagai pulau di Indonesia memperkuat posisinya sebagai mitra utama bagi operator telekomunikasi di Tanah Air.

    Hingga akhir Maret 2024, TBIG telah menyewakan total 41.810 unit dan memiliki 22.955 situs telekomunikasi. Di antaranya, terdapat 22.838 menara telekomunikasi dan 117 jaringan Distributed Antenna System (DAS) yang dimiliki oleh perusahaan.

    "Sektor nya bagus dan strategis, keuangan juga ok," terangnya.

    Saham ADRO

    Saham ADRO kembali mengungkapkan rencana buyback jumbo senilai Rp4 triliun. Jika dihitung dengan formula buyback yield, berarti sebesar 4,31 persen. Namun, jika dihitung dengan formula free float berarti sekitar 13,3 persen. 

    "Saham termasuk blue chip," terang Wahyu.

    Dia melanjutkan, terkait saham blue chip ini langkah buy back menurutnya memang bisa dinilai sebagai support saham bagi pihak luar. Karena buy back bisa dianggap strategi beli untuk menunjang saham atu aksi beli terkait aksi korporasi di harga rendah dan investor bisa ikut tren tersebut.

    "Korelasi nya pun terlihat," ujar dia.

    Sejak buyback dilakukan pada Februari hingga 10 Juli 2024, harga saham ADRO memang sudah naik sekitar 22 persen. Dengan masa waktu masih tersedia untuk periode buy back maka akan wajar atau bisa diduga jika harga turun akan dilakukan buy back lagi. Sebagai catatan, secara umum harga rata-rata buyback ADRO yang tersedia saat ini sekitar Rp2.094 per saham.

    Laporan Keuangan ADRO

    PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melaporkan laba bersih sebesar 374,3 juta dolar AS atau setara dengan Rp6,081 triliun pada kuartal pertama tahun 2024. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 18,3 persen dibandingkan dengan laba bersih pada kuartal I-2023 yang mencapai 458,04 juta dolar AS atau Rp7,44 triliun.

    Kondisi ini dipengaruhi oleh antisipasi terhadap ketidakpastian ekonomi domestik dan global, yang mendorong perusahaan untuk menerapkan strategi lebih hati-hati dan efisiensi dalam operasionalnya.

    Meskipun demikian, secara keseluruhan, posisi neraca dan keuangan ADRO tetap terjaga dengan baik, memberikan fleksibilitas yang cukup untuk menghadapi kondisi saat ini.

    Saham INTP

    Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) pun sudah mengumumkan rencana buyback saham setelah harga sahamnya terjun bebas cukup signifikan sepanjang 2024. Bahkan, untuk buyback tersebut, INTP juga mengurangi porsi dividen yang dibagikan pada 2024 ini. 

    INTP juga telah memperoleh restu RUPS pada 25 Mei 2023 untuk menggelar buyback sampai 31 Desember 2024. Emiten semen ini menyiapkan dana hingga Rp 895 miliar.

    "Hanya saja terlihat INTP wajar melakukan buy back karena alasan harga. Masuk akal, saat banyak emiten turun di awal Juni 2024,

    tapi INTP malah cenderung naik," kata Wahyu

    Adapun Sejak 3 Juni 2024 hingga 10 Juli 2024, harga saham INTP sudah naik sekitar 22 persen. INTP buy back setelah harga sahamnya terjun bebas cukup signifikan sepanjang 2024. "Bahkan, untuk buyback tersebut, INTP juga mengurangi porsi dividen yang dibagikan pada 2024 ini," tambah dia

    Sebagai cattan, INTP sudah mulai melakukan buyback sejak Juni 2024 dengan menggelontorkan dana sekitar Rp106 miliar dengan asumsi harga rata-rata di Rp6.400 per saham. Modal yang dikeluarkan itu setara 11,98 persen dari modal yang direncanakan.

    "Jika polanya seperti ini, Investor bisa menduga bahwa jika INTP turun nanti, maka buy back akan dilakukan lagi Dan investor bisa ikut beli dan berharap harga naik," katanya.

    Laporan Keuangan INTP

    INTP membukukan penurunan kinerja selama periode tiga bulan pertama 2024. Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Minggu (12/5), pendapatan neto INTP menyusut 3,84 persen year on year (yoy) menjadi Rp 4,08 triliun per kuartal I-2024. Di mana, pada posisi yang sama tahun lalu, pendapatan neto INTP mencapai Rp 4,24 triliun.

    "Mirip ADRO, kinerja keuangannya INTP kurang memuaskan belakangan," terangnya.

    Hingga akhir Maret 2024, INTP membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 238,02 miliar atau menurun 35,90 persen yoy dari sebelumnya Rp 371,37 miliar pada posisi yang sama tahun lalu.

    Menurutnya, kondisi ini sangat wajar, korelasi dengan sektor properti yang tahun ini juga belum mantap dipicu ketidakpastian ekonomi global dan domestik serta ancaman suku bunga tinggi terutama Fed

    "INTP Berada di sektor yg bagus namun relatif rentan. Jika pembangunan mantap suku bunga rendah, properti dan konstruksi berkembang maka sangat potensial begitu sebaliknya," tutupnya

    Saham KLBF

    KLBF menjadi salah satu emiten yang merencanakan buyback dengan nominal maksimal Rp1 triliun. Emiten tersebut sudah melakukan buyback pada Mei dan Juni sebanyak 12,43 lembar saham  tingkat modal yang dikeluarkan sekitar Rp18,64 miliar. Jumlah itu baru 1,86 persen dari total modal yang direncanakan.

    "Dan buy back cukup direspon positif dimana harga cukup terdongkrak

    Dmn sebelumnya saham nya anjlok sejak awal 2023 lalu," kata Wahyu.

    Sebagai catatan, KLBF rebound signifikan dari low 830 Maret 2020 didukung sentimen positif pandemic COVID 19 yg memicu harga terbang ke puncak 2360 Februari 2023 sebelum akhirnya anjlok hingga saat ini

    "Dalam kondisi tekanan, Buy back lumayan berdampak positif," terangnya

    Sejak awal Mei sampai akhir Juli 2024,harga saham KLBF sudah naik sekitar 8,99 persen. Namun, pasca pandemic wajar memicu koreksi fundamental karena selain overbought pergeseran sentimen reopening membuat emiten terkait kesehatan kurang favorit

    "Selain itu ancaman pelemahan rupiah jadi sentimen negatif. Kuatnya USD jelas memicu penambahan beban biaya produksi dan bahan baku yg kebanyakan impor," katanya

    Laporan Keuangan KLBF

    Proyeksi laba PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) pada 2024-2026 diturunkan sekitar 2 persen mengikuti depresiasi rupiah, karena 50-60 persen bahan baku Kalbe diimpor. Tekanan atau ujian bakal lebih terasa pada kuartal III-2024.

    "Kinerja keuangannya lumayan bagus," katanya

    Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) memiliki kinerja positif di kuartal I 2024. Pendapatan dan laba bersih Kalbe meningkat di periode Januari-Maret 2024.

    KLBF mencatat perolehan laba bersih Rp 957,56 miliar.  Keuntungan Kalbe meningkat 11,90 persen secara tahunan dari periode yang sama pada tahun 2023 yaitu Rp 855,7 miliar.

    Kenaikan laba bersih Kalbe juga terangkat oleh peningkatan penjualan. Penjualan neto KLBF naik 6,22 persen menjadi Rp 8,36 triliun di kuartal pertama 2024. Pada periode yang sama tahun lalu, penjualan neto Kalbe sebesar Rp 7,87 triliun.

    Di akhir kuartal pertama 2024, total aset KLBF meningkat sebesar 6,8 persen menjadi Rp 28,9 triliun ketimbang akhir 2023. Total likuiditas juga turut tumbuh menjadi Rp 4,84 triliun dan total ekuitas berada di angka Rp 24,1 triliun.

     

    Baca Selanjutnya...

    Kesimpulan

    Setelah menerangkab harga rata-rata saham treasuri yang dimiliki emiten, serta laporan keuangan dari kelima emiten tersebut, Wahyu menilai, emiten GOTO patut untuk dihindari. Mengingat data laporan keuangannya yang masih cenderung merugi walaupun lumayan membaik.

    "kalo ada emiten dengan fundamental dan valuasi bagus kenapa pilih rugi?," tanya nya.

    Sedangkan, saham KLBF jadi saham yang paling menarik secara fundamental. Menurutnya, kebutuhan farmasi jelas sudah jadi kebutuhanyang tidak bisa dihindari apalagi dalam jangkan panjang ancaman kesehatan dan pandemic.

    Untuk ADRO, menunjukkan tren bullish dalam jangka menengah, dengan kisaran harga antara 600 hingga 4500. Tahun ini, saham ADRO terus menunjukkan kenaikan konsisten, meski diselingi dengan konsolidasi di rentang 2000-3200.

    Saat ini, jika saham ADRO berhasil menembus level 3000, diperkirakan tren bullish akan berlanjut dengan target testing di angka 3200. Analis merekomendasikan pembelian saham ini di sekitar harga 2800, atau bisa juga dengan strategi buy on weakness di level 2600, 2400, dan 2100.

    Namun, investor diimbau untuk berhati-hati jika harga saham melampaui 3500, karena di level tersebut saham ADRO rentan mengalami koreksi. Disarankan untuk melakukan aksi jual di kisaran 3800-4000 untuk mengamankan keuntungan.

    Dengan tren yang positif ini, dia melihat ADRO sangat potensial, apalagi dengan ytd

    Return sangat mantap 21.43 persen. "Beberapa bulan atau pekan terakhir konsolidasi positif," terangnya

    Selanjutnya saham TBIG, secara year-to-date (YTD) mencatatkan penurunan sebesar -4.78 persen, namun beberapa pekan atau bahkan bulan terakhir saham ini masih menunjukkan kecenderungan konsolidatif dengan tren naik.

    Dalam jangka menengah, kisaran harga saham TBIG berada antara 700 hingga 3500. Saat ini, saham TBIG berada di kisaran tengah sekitar 2000, dengan rentang konsolidasi antara 1600 hingga 2300. Jika harga saham TBIG berhasil menembus level 2300, diperkirakan tren bullish akan berlanjut.

    Namun, investor perlu waspada karena saham TBIG rentan mengalami koreksi di level 2700-3000. Analis merekomendasikan untuk membeli saham ini di sekitar harga 1800 untuk jangka pendek, atau menerapkan strategi buy on weakness di sekitar atau di bawah level 1600.

    "Ya recommended lah," terangnya.

    Saham Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatatkan penurunan signifikan secara year-to-date (YTD) sebesar -21.28 persen. Meskipun begitu, saham ini belakangan menunjukkan kecenderungan konsolidatif.

    Dalam jangka menengah, kisaran harga saham INTP berada antara 5000 hingga 16000, dengan potensi pelemahan masih terlihat. Untuk jangka pendek, saham ini berpotensi naik ke level 9000-10000. Namun, investor perlu berhati-hati karena di sekitar level 12000, saham INTP rentan mengalami koreksi.

    Wahyu merekomendasikan untuk melakukan aksi jual di sekitar atau di atas level 12000 hingga 16000. Saat ini, harga saham INTP berada di level yang cukup rendah, sehingga menawarkan peluang untuk masuk beli dengan target di kisaran 8000-9000. Selain itu, strategi buy on weakness disarankan jika harga turun di bawah level 7000.

    "Hanya saja jika tujuan investasi jangka panjang maka emiten ini masih potensial jika dikoleksi di harga rendah," terangnya.

    Saham Kalbe Farma Tbk (KLBF) saat ini sedang mengalami koreksi signifikan setelah rebound akibat pandemi. Dalam jangka menengah, kisaran harga saham KLBF berada antara 1000 hingga 2400.

    Saat ini, support kuat berada di level 1370, sehingga investor bisa mempertimbangkan untuk membeli saham ini di kisaran 1500-1400 dengan target harga 1600-1800. Jika harga saham menembus level 1200, tren bearish diperkirakan akan berlanjut.

    Namun, justru di bawah level 1200, saham KLBF dianggap potensial untuk strategi buy on weakness, karena untuk jangka panjang saham ini masih memiliki potensi yang kuat. Untuk aksi jual, disarankan dilakukan di dekat atau di atas level 2000.

    "Namun dalam jangka panjang, pengujian atau bahkan penembusan level 2400 masih terbuka," tutupnya.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.