KABARBURSA.COM – Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, mencanangkan program prioritas Makan Bergizi Gratis dengan target total penerima sebanyak 82 juta orang. Secara rinci, angka tersebut terdiri dari 44 juta anak usia sekolah, 4 juta santri, 30 juta balita, dan 4 juta ibu hamil.
Editor buku Strategi Transformasi Bangsa yang ditulis Prabowo, Dirgayuza Setiawan mengungkap, 82 juta penerima program Makan Bergizi Gratis itu akan dilayani melalui unit pelayanan yang tersedia di masing-masing wilayah Indonesia.
Dalam hal ini, kata Dirga, Prabowo sendiri memiliki dua perhatian khusus untuk memastikan terealisasinya program tersebut. Pertama, distribusi makanan yang disalurkan setiap harinya, dan kedua, mencegah terjadinya food poisoning atau keracunan makanan.
“Tidak boleh ada, jadi nanti standarnya harus tinggi dan diharapkan semuanya terpenuhi kebutuhan protein terutama dari dalam negeri,” kata Dirga dalam acara Economist Gathering: The Urgency of Investing in Children during Prabowo Presidency, di Grand Sahid Hotel Jakarta, Senin, 29 Juli 2024.
Berdasarkan data yang dipaparkannya, program Makan Bergizi Gratis sendiri membutuhkan setidaknya kaebohidrat sekitar 1,9 juta ton bersar, protein setara 5,6 juta ton daging serta telur ayam, 3,3 juta ton buah, dan 1,8 juta ton sayuran per tahun.
Sementara saat ini, kemampuan produksi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan program Makan Bergizi Gratis diantaranya, posisi swasembada aging ayam dengan jumlah produksi 3,7 juta ton dan konsumsi nasional 2,3 juta ton per tahun. Sedangkan telur ayam, tercatat produksi sebanyak 5,9 juta ton dengan tingkat konsumsi nasional sebanyak 2,1 juta ton per tahun. Begitu juga ikan yang mengalami swasembada dengan total produksi 22,2 juta ton dan tingkat konsumsi nasional 6,5 juta ton per tahun.
“Jadi kita sekarang punya kelebihan produksi untuk daging ayam, telur dan juga ikan. Itu akan kita arahkan ke program makanan produksi gratis,” ungkapnya.
Berdasarkan uji cobanya di Sukabumi, Dirga menuturkan, unit layanan Makan Bergizi Gratis mempekerjakan sekitar 54 orang dengan mayoritas perempuan. Adapun untuk anak sekolah sendiri, uji coba dilakukan kepada sekitar 300 orang pelajar di setiap sekolah.
Adapun rinciannya, unit layanan Makan Bergizi Gratis memproduksi 3.00 porsi per hari untuk 20 sekolah di Sukabumi dengan 9.000 penerima manfaat. Dirga menuturkan, bahan makanan yang diproduksi juga melibatkan petani, peternak, nelayan, dan UMKM setempat. Hal itu dilakukan untuk mengoptimalkan multiplier effect dari program yang dicanangkan Prabowo-Gibran.
Uji coba di Sukabumi, multiplier effect dari program Makan Bergizi Gratis, perputaran ekonomi daerah mencapai Rp5 miliar dalam setahun. Program tersebut juga melahirkan para pengusaha lokal, terutama petani, peternak, dan nelayan.
“Anggaran nanti akan diberikan langsung dari pemerintah pusat ke unit pelayanan. Bahan makanan diusahakan dari petani, petenak, nelayan, UMKM di dekat sekolah. Bahkan di beberapa sekolah yang di percontohan kita, itu kita pasang foto-foto dari bapak, ibu, petani, petenak yang memberikan bahan pangannya. Jadi anak-anaknya kenal,” jelasnya.
Begitu juga dengan susu dalam paket Makan Bergizi Gratis, Prabowo-Gibran juga memprioritaskan produksi dalam negeri. Meski begitu, Dirga mengungkap ada perbedaan besaran liter susu yang diterima peserta didik sesuai dengan tingkatannya.
“Untuk yang SD, biasanya susunya lebih kecil. Misalkan yang ini SMP, ini SD. Karena kalau dikasihan 200 mili, nggak habis,” ungkapnya.
Dirga juga mengungkap pengawasan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis juga akan diawali langsung oleh Prabowo. “Pengawasan program langsung oleh Presiden RI,” jelasnya.
Di sisi lain, Dirga juga mengungkap, menu Makan Bergizi Gratis akan tergantung pada ketersediaan bahan pangan di masing-masing wilayah dengan muatan gizi dan nutrisi yang setara. Adapun hal itu akan dijalankan dengan teknologi AI. Dia juga mengaku, program Makan Bergizi Gratis mencontoh apa yang dilakukan Jepang dan India.
“Apakah akan satu model untuk semua? Jawabannya nggak. Jadi mungkin didaerah-dearah padat penduduk ada sentral kitchen yang mereplikasi pengalaman kita di Sukabumi. Tapi untuk di daerah-daerah lain mungkin kita akan menggunakan teknologi lain untuk bisa memastikan anak-anak itu mendapatkan makanan di sekolahsetiap hari dengan kandungan gizi dan nutrisi yang mencukupi,” tutupnya.
Adapun program Makan Bergizi Gratis akan dilakukan secara bertahap dengan rincian, 20 persen dari calon penerima sesuai dengan APBN sekitar Rp71 triliun. Kemudian meningkat hingga 100 persen sebelum masa jabatan Prabowo selesai.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Yayasan Kegizian Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia (KFI), Nina Sardjunani mengingatkan, penyediaan Makan Bergizi Gratis tidak sekadar berorientasi pada zat gizi makro yang memuat protein dan karbohidrat serta lemak.
Nina menegaskan, tumbuh kembang anak juga memerlukan asupan mikro nutrisi yang kerapkali tidak disadari. Adapun asupan itu terdiri dari vitamin dan mineral yang sering dikatakan sebagai hidden hunger.
Berdasarkan data World Food Programme yang dirilis 2021, Nina mengungkap bahwa harga pangan yang sehat itu 66 persen lebih malah jika dibandingkan dengan harga pangan yang hanya memuat nutrisi dasar.
“Betapa kelompok miskin itu menderita karena mereka tidak mampu membeli bahan pangan yang sehat, dan bahan pangan yang sehat itu mahal,” jelasnya.
Wanti-Wanti Program Makan Bergizi
Sebelumnya Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia mengingatkan realisasi program Makan Bergizi Gratis tidak mengganggu manajemen rantai pasok di daerah. Pengamat Pertanian CORE Indonesia Eliza Mardian menegaskan, jangan sampai program Makan Bergizi Gratis membebani proses distribusi rantai pasok yang saat ini sedang dalam kondisi carut-marut, menjadi semakin berantakan.
“Jangan sampai ada program ini malah membuat distrubusi yang saat ini masih carut-marut, semakin berantakan karena kurangnya manajemen rantai pasok,” kata Eliza kepada KabarBursa.
Apalagi, lanjut dia, pogram Makan Bergizi yang rencananya akan dilaksanakan di beberapa lokasi ini berpotensi mengerek harga komoditas di masing-masing daerah akibar terbatasnya suplai. “Disparitas harga antar daerah saat ini cukup tinggi, sehingga jangan sampai diperparah akibat salah tata kelola,” ujarnya.
Eliza pun menyarankan, sebaiknya program Makan Bergizi Gratis ini menjadi sarana penyeragaman pangan dan mengangkat menu berbasis pangan lokal. Dia meyakini hal itu dapat menurunkan angka impor bahan pangan, termasuk beras.
“Impor beras ini kan sebetulnya diperuntukkan bagi cadangan pemerintah, karena bulog tidak bisa optimal menyerap beras petani. Terpaksa, jadinya memenuhi cadangan beras pemerintah dari impor. Pemerintah mengimpor untuk melakukan stabilisasi harga dan pasokan di pasar,” tegasnya.
Di sisi lain, Eliza menilai program Makan Bergizi Gratis ini mestinya tidak terlalu berpengaruh pada permintaan pasar. Apalagi, makan bergizi ini menjadi kebutuhan setiap warga. “Hanya saja, makannya disediakan pemerintah, tidak membeli atau memasak. Jikapun ada kenaikan permintaan ya, tapi tidak signifikan. Kenaikan demand sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani resmi menetapkan anggaran sebesar Rp71 triliun untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis. Adapun ketetapan anggaran itu dimasukkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
Dia mengaku, alokasi anggaran itu telah disetujui Prabowo dengan realisasi secara bertahap di mulai sejak 2025. “Beliau (Prabowo) setujui pelaksnaaan program Makan Bergizi Gratis dilaksanakan bertahap dan untuk tahun pertama pemerintahan beliau (di) 2025 disepakati alokasi sekitar Rp71 T di dalam RAPBN 2025,” kata Sri Mulyani dalam konferensi persnya, Jakarta, Senin 24 Juni 2024.(*)