KABARBURSA.COPM - PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) berencana membagikan dividen tunai interim sebesar Rp161,67 miliar atau Rp84 per saham untuk periode tahun buku 2024.
Hal ini disampaikan oleh Corporate Secretary AALI, Tingning Sukowignjo, dalam pernyataan tertulis pada Rabu, 25 September 2024. Rencana tersebut telah disetujui oleh Dewan Komisaris.
Dividen tunai interim ini dijadwalkan akan dibayarkan pada 24 Oktober 2024. Berikut adalah jadwal terkait aksi korporasi ini:
- Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 3 Oktober 2024
- Ex Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 4 Oktober 2024
- Cum Dividen di Pasar Tunai: 7 Oktober 2024
- Ex Dividen di Pasar Tunai: 8 Oktober 2024
- Tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai: 7 Oktober 2024
Keputusan pembagian dividen ini didasarkan pada data keuangan per 31 Agustus 2024, dengan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp642,94 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp17,35 triliun, dan total ekuitas sebesar Rp22,90 triliun.
Alokasi Belanja Modal
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit, telah mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp 1,5 triliun untuk tahun 2024.
Menurut Direktur Utama Astra Agro Lestari, Santosa, sebagian besar dana Capex tersebut akan digunakan untuk peremajaan dan perawatan tanaman kelapa sawit yang sudah tua atau belum menghasilkan.
“Dana Capex kami untuk tahun 2024 sekitar Rp 1,5 triliun, sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 1,4 triliun,” ujar Santosa dalam acara Talk with CEO di Bandung, dikutip Sabtu 17 Februari 2024.
Santosa menjelaskan bahwa replanting tanaman sawit yang terencana sangat penting untuk mencegah penurunan produksi secara signifikan dan menjaga stabilitas produksi kelapa sawit.
“Dengan asumsi harga saat ini, kami masih bisa membagikan dividen. Perusahaan telah berusia 36 tahun, oleh karena itu kami harus membagikan dividen,” tambahnya.
Replanting tersebut akan difokuskan pada tanaman kelapa sawit dengan produktivitas rendah. Pada tahun 2022, yield Tandan Buah Sugar (TBS) AALI sekitar 16 ton per hektar, sedangkan pada tahun 2023 meningkat menjadi 17 ton per hektar.
Program replanting ini juga bertujuan untuk menstabilkan produksi perusahaan yang stagnan dan mengalami penurunan akibat penuaan tanaman kelapa sawit. Proses replanting membutuhkan waktu minimal 3 tahun.
AALI memiliki total 210.000 hektar perkebunan kelapa sawit. Sekitar sepertiga dari total tanaman kelapa sawit tersebut ditanam antara tahun 1994-1997, dan saat ini sudah melewati puncak produksi dan harus diremajakan.
Santosa juga mengungkapkan bahwa selama proses replanting, AALI juga mengandalkan pembelian TBS dari kebun plasma dan petani mitra di sekitar lokasi kebun. Produksi dari kebun inti dan sumber eksternal memiliki perbandingan 50:50.
“Dalam periode ini, AALI harus tetap bertumbuh. Oleh karena itu, strategi kami adalah melakukan trading,” tegasnya.
Meskipun produksi AALI pada tahun lalu meningkat sekitar 4,5 persen-5 persen, Santosa menyatakan bahwa kenaikan tersebut tidak terlalu signifikan karena referensi produksi tahun sebelumnya rendah, sehingga pada tahun 2023 merupakan normalisasi.
Catatan Pendapatan Bersih
Periode ini menunjukkan pendapatan bersih AALI yang mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada kuartal pertama tahun 2024, pendapatan bersih tercatat sebesar Rp231 miliar, sedikit naik dari Rp225 miliar pada periode yang sama tahun 2023, namun masih di bawah Rp483 miliar di tahun 2022.
Di kuartal kedua 2024, pendapatan bersih mencapai Rp271 miliar, yang merupakan peningkatan signifikan dibandingkan dengan Rp143 miliar di kuartal kedua 2023, tetapi tetap lebih rendah dari Rp326 miliar pada kuartal kedua 2022.
Secara tahunan (annualised), pendapatan bersih AALI diperkirakan akan mencapai Rp1,00 triliun pada tahun 2024, sedikit menurun dibandingkan Rp1,05 triliun pada tahun 2023 dan jauh lebih rendah dari Rp1,72 triliun pada tahun 2022.
Total pendapatan bersih dalam dua belas bulan terakhir (TTM) hingga kuartal kedua 2024 adalah Rp1,18 triliun, yang menunjukkan peningkatan dari Rp1,05 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya, namun tetap lebih rendah dari Rp1,72 triliun pada tahun 2022.
Rasio harga terhadap laba (Price to Earnings Ratio) AALI saat ini adalah 11,72 berdasarkan perhitungan tahunan dan 9,87 untuk TTM (Trailing Twelve Months). Rasio harga terhadap penjualan (Price to Sales Ratio) berada di angka 0,54, dan rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book Value Ratio) adalah 0,53.
Rasio harga terhadap arus kas (Price to Cash Flow Ratio) TTM tercatat 2,67, dan rasio harga terhadap arus kas bebas (Price to Free Cash Flow Ratio) adalah 3,59. Nilai enterprise terhadap EBITDA (Enterprise Value to EBITDA) adalah 5,00.
Pendapatan per saham (Earnings Per Share) TTM adalah Rp617,95, dan pendapatan per saham tahunan (annualised) tercatat Rp520,65. Pendapatan per saham (Revenue Per Share) TTM mencapai Rp11.257,81. Kas per saham pada kuartal terakhir adalah Rp2.071,76, nilai buku per saham (Book Value Per Share) adalah Rp11.536,94, dan arus kas bebas per saham (Free Cash Flow Per Share) TTM tercatat Rp1.699,43.
Rasio lancar (Current Ratio) AALI pada kuartal ini adalah 1,91, dan rasio cepat (Quick Ratio) adalah 1,34. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) berada di angka 0,19.
Pengembalian aset (Return on Assets) TTM adalah 4,01 persen, dan pengembalian ekuitas (Return on Equity) TTM adalah 5,36 persen. Margin laba kotor (Gross Profit Margin) pada kuartal terakhir adalah 12,72 persen, margin laba operasional (Operating Profit Margin) adalah 6,18 persen, dan margin laba bersih (Net Profit Margin) tercatat 4,91 persen.
Dividen yang dibayarkan dalam dua belas bulan terakhir (TTM) adalah Rp247, dengan rasio pembayaran dividen (Payout Ratio) 47,44 persen. Hasil dividen (Dividend Yield) adalah 4,05 persen, dengan tanggal ex-dividen terbaru pada 3 Mei 2024.
Pendapatan total (Revenue) TTM mencapai Rp21,66 triliun, dengan laba kotor (Gross Profit) Rp3,02 triliun, EBITDA Rp2,71 triliun, dan laba bersih (Net Income) TTM Rp1,18 triliun. Pada neraca keuangan, kas yang tersedia pada kuartal terakhir adalah Rp3,98 triliun, dengan total aset Rp29,65 triliun, total kewajiban Rp6,90 triliun, utang jangka pendek Rp2,46 triliun, utang jangka panjang Rp1,69 triliun, dan total utang Rp4,15 triliun. Total ekuitas AALI tercatat sebesar Rp22,20 triliun.(*)