Logo
>

Ada Peluang Volume Impor Beras Bertambah, ini Penyebabnya

Ditulis oleh Syahrianto
Ada Peluang Volume Impor Beras Bertambah, ini Penyebabnya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Khudori, seorang pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), menyoroti penurunan produksi beras tahun ini. Dia mengindikasikan bahwa penurunan ini berpotensi meningkatkan volume impor yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

    "Alasannya adalah, jika kita merujuk pada KSA BPS, produksi beras dari Januari hingga Juli tahun ini, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, mengalami penurunan sehingga surplus produksi menurun sebesar 2,6 juta ton," ujar Khudori, seperti dikutip pada Minggu, 2 Juni 2024.

    Saat ini, produksi beras dihadapkan pada tantangan yang signifikan, salah satunya adalah dampak dari perubahan iklim El Niño pada tahun sebelumnya.

    "Jadi, sepertinya produksi tahun ini kalau bisa dijaga di level tahun lalu itu sudah sangat bagus, tapi sepertinya (produksi) tidak sebesar tahun lalu atau lebih rendah," kata Khudori.

    Diketahui, tahun ini Badan Pangan Nasional (Bapanas) menugaskan kepada Perum Bulog untuk melakukan importasi beras sebanyak 3,6 juta ton.

    Impor ini terpaksa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebagai instrumen pemerintah melakukan stabilisasi pasokan dan harga beras.

    Realisasi Impor Beras

    Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog Mokhamad Suyamto bilang hingga akhir Mei 2024, realisasi impor beras telah mencapai 1,9 juta ton. "Sebanyak 1,9 juta ton yang sudah terealisasi, terdapat pula sekitar 100.00 ton beras impor yang masih dalam perjalanan ke Indonesia," jelas Suyamto.

    Suyamto menyebut, selain 1,9 juta ton yang sudah terealisasi, terdapat pula sekitar 100.00 ton beras impor yang masih dalam perjalanan ke Indonesia. Dia bilang, tidak ada kendala dalam proses realisasi impor beras.

    Mengantisipasi kenaikan harga berbagai komoditas di pasar dunia, Suyamto menyatakan bahwa Bulog telah melakukan beberala upaya, tak terkecuali dengan menambah pasokan beras SPHP.

    “Menambah pasokan ke pasar, memasok sebanyak-banyaknya Beras SPHP ke pasar dengan harga terjangkau agar masyarakat dapat memilih harga beras sesuai kemampuannya,” terang Suyamto.

    Lalu, Bulog juga mengamankan cadangan beras pemerintah dengan jumlah yang telah ditentukan. Cadangan tersebut akan diperuntukan guna memenuhi kebutuhan darurat, stabilisasi harga, dan keperluan pemerintah lainnya.

    Kata Suyamto, Bulog juga mengusahakan pengadaan pangan yang cukup untuk keluarga berpenghasilan rendah dalam rangka mengurangi masuknya jutaan rumah tangga ke pasar.

    Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi memastikan, pasokan beras Bulog mencapai lebih dari 1,81 juta ton dengan penyerapan dalam negeri mendekati 590 ribu ton sampai pada minggu lalu.

    Untuk minggu ini, Bayu yakin penyerapan akan tembus di atas 600 ribu ton. Dia mengaku pihaknya terus melaksanakan realisasi impor yang sempat dihentikan pada saat masa panen.

    “Kontrak dan komunikasi kita dengan para supplier terus berjalan, sehingga demikian pasokan tetap tersedia meskipun hal itu tidak membuat kemudian terjadi gejolak di pasar internasional,” terang Bayu pada Senin, 27 Mei 2024 lalu.

    Presiden: Harga-harga Stabil

    Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim hampir seluruh komoditas pangan berada pada titik stabil dan terjaga pada awal Juni 2024. Dia mengklaim tak ada komoditas yang secara tiba-tiba atau anomali mengalami peningkatan tak wajar.

    Meski demikian, dia tak menampik pemerintah masih mengalami kesulitan untuk menurunkan harga eceran tertinggi (HET) pada komoditas beras atau HET beras, baik premium atau pun medium. Hal ini merujuk pada keputusan pemerintah yang kembali memperpanjang penetapan HET beras dengan nilai tinggi untuk ketiga kalinya.

    Hal ini dilakukan meski pemerintah mengklaim ada banyak panen raya yang berhasil. Selain itu, Jokowi sendiri mengakui cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.

    “Biasanya stok bulog nasional itu hanya 900 ribu hingga 1,2 juta ton. Namun, per hari ini, stok di Bulog sudah 1,8 juta ton. Tersebar di seluruh gudang Bulog,” kata Jokowi.

    Menurut dia, surplusnya cadangan beras tak serta merta memudahkan pemerintah menurunkan HET. Hal ini merujuk pada kondisi ekonomi dan biaya produksi beras yang juga masih tinggi.

    Sebelumnya dalam kesempatan terpisah, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa impor beras diperlukan untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran.

    “Kita belum sampai lima persen harus impor. Ada dari Vietnam, Thailand, ada dari mana lagi? Kamboja, Pakistan, harus impor dari sana. Karena penduduk kita sekarang 280 juta orang, semuanya menginginkan. Itu tidak mudah,” ungkap Presiden.

    Presiden memastikan ketersediaan dan stabilitas pasokan pangan nasional, sambil menyalurkan bantuan cadangan pangan kepada keluarga penerima manfaat.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.