Logo
>

Ada Sinyal IHSG Hari ini Rebound, ini Saham yang Bisa Dipantau

IHSG hari ini dibuka peluang menguat usai candlestick hammer dan harapan meredanya perang dagang AS-China.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Ada Sinyal IHSG Hari ini Rebound, ini Saham yang Bisa Dipantau
Logo Bursa Efek Indonesia (BEI) di main hall, Jakarta, Senin, 2 Juni 2025. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Pada perdagangan pekan lalu sebelum libur panjang akhir pekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi sebesar 0,87 persen ke level 7.113. Koreksi tersebut diiringi oleh aksi jual bersih investor asing (net foreign outflow) sebesar Rp3,9 triliun di pasar reguler. 

    Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi, menjelaskan bahwa tekanan terhadap IHSG secara umum masih dipengaruhi oleh eskalasi tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang kembali memanas akibat tudingan saling melanggar komitmen dagang.

    Amerika Serikat menuduh China mengingkari janji untuk melonggarkan kontrol ekspor tanah jarang yang menjadi komponen penting dalam produksi perangkat elektronik canggih. Sebaliknya, China menyuarakan kritik terhadap pembatasan AS atas komponen mesin jet, perangkat lunak desain chip, chip Huawei Technologies Co, hingga tindakan keras terhadap visa pelajar asal China.

    “Berkaca pada tensi tersebut, Amerika Serikat dan China akan kembali melakukan pertemuan bilateral di London pada Senin, 9 Juni 2025. Pertemuan ini menjadi kelanjutan dari pertemuan sebelumnya di Jenewa pada 12 Mei 2025 yang membahas rencana pencabutan sebagian tarif tinggi antar kedua negara,” kata Imam melalui keterangan resmi yang diterima KabarBursa.com pada Selasa, 10 Juni 2025.

    Ia menambahkan bahwa perdagangan pada pekan ini hanya akan berlangsung selama empat hari karena masih adanya libur cuti bersama Idul Adha. Fokus pelaku pasar akan tertuju pada hasil dari pertemuan AS dan China yang berpotensi menghasilkan sinyal positif bagi stabilitas ekonomi global dan pasar keuangan.

    Secara teknikal, pergerakan IHSG pada Kamis pekan lalu membentuk pola candlestick hammer yang mencerminkan bahwa pelaku pasar telah mulai mentoleransi eskalasi konflik dan bersiap menghadapi potensi hasil positif dari diplomasi kedua negara adidaya tersebut.

    “Kami memproyeksikan IHSG berpeluang menguat pekan ini dengan level resistance di 7.325 dan support di 6.994,” imbuhnya.

    Merespons peluang dari potensi meredanya perang dagang tersebut, Imam merekomendasikan sejumlah saham yang layak diperhatikan investor. 

    Salah satunya adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dari sektor perbankan dengan kode emiten BBNI. Saham ini diperkirakan bergerak pada level entry 4.450 dengan target harga 4.630 dan stop loss di bawah 4.360. BBNI dinilai diuntungkan dari skenario deeskalasi konflik karena termasuk dalam kategori saham unggulan (blue chip) yang cenderung menjadi incaran saat pasar rebound. Secara teknikal, saham BBNI menunjukkan potensi pola cup and handle yang memperkuat peluang pembalikan arah tren jangka menengah. Selain itu, dari empat bank besar, BBNI mencatatkan arus masuk dana asing terbesar pada Kamis lalu.

    Rekomendasi berikutnya adalah PT Rukun Raharja Tbk yang bergerak di sektor energi dan distribusi gas dengan kode emiten RAJA. Saham RAJA diproyeksikan masuk pada level 2.710 dengan target harga 2.880 dan stop loss di bawah 2.630. Jika ketegangan dagang antara AS dan China mereda, maka permintaan terhadap komoditas energi seperti minyak berpotensi meningkat. Hal ini akan mendorong harga minyak global, yang pada akhirnya akan menjadi katalis positif bagi saham-saham energi seperti RAJA. Secara teknikal, RAJA juga sedang membentuk pola bullish continuation pattern atau bullish flag.

    Sementara itu, PT Surya Semesta Internusa Tbk dari sektor properti dan kawasan industri dengan kode emiten SSIA juga mendapat sorotan. Saham ini diperkirakan bergerak pada level entry 1.035 dengan target harga 1.105 dan stop loss di bawah 1.000. Apabila ketidakpastian global mereda, investor global cenderung lebih agresif menanamkan modal di emerging markets seperti Indonesia, dan emiten pengelola kawasan industri seperti SSIA akan menjadi salah satu pihak yang paling diuntungkan.

    IPOT juga merekomendasikan instrumen Reksa Dana Saham Power Fund Series (PFS) bagi investor dengan profil risiko moderat hingga agresif. Salah satu produk unggulannya adalah Premier ETF PEFINDO i-Grade dengan kode XIPI. Produk ini ditawarkan pada level entry 221, target 228, dan stop loss di bawah 216. Dengan portofolio saham yang sudah terdiversifikasi, XIPI memberikan transparansi dan likuiditas tinggi. Bahkan jika hasil diplomasi AS dan China tidak sepenuhnya memuaskan, downside risiko terhadap reksa dana ini dinilai tetap terbatas.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".