Logo
>

Adaro (ADRO) Boncos 2023, Ternyata ini Penyebab

Ditulis oleh KabarBursa.com
Adaro (ADRO) Boncos 2023, Ternyata ini Penyebab

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM-Kinerja finansial PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengalami penurunan sepanjang tahun lalu. Pendapatan dan laba bersih perusahaan tambang batubara ini sama-sama mengalami koreksi.

    Pendapatan ADRO mencapai US$ 6,51 miliar sepanjang tahun 2023, mengalami penurunan 20persen dari tahun sebelumnya yang mencapai US$ 8,10 miliar. Penurunan ini dipicu oleh penurunan harga jual rata-rata (ASP) sebesar 26persen sepanjang tahun lalu, seiring normalisasi harga batubara.

    Namun, penurunan harga jual tersebut seimbang dengan peningkatan volume penjualan sebesar 7persen. Volume penjualan batubara ADRO mencapai 65,71 juta ton, melampaui target perusahaan sebesar 62 juta ton hingga 64 juta ton.

    "Kami senang dengan pencapaian yang melampaui target tahun 2023, dengan skala volume produksi dan efisiensi operasional yang semakin mendukung kemajuan Grup Adaro," kata Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADRO, Garibaldi Boy Thohir, pada Jumat 1 Februari 2024.

    Secara rinci, pendapatan ADRO didukung oleh penjualan batubara kepada pihak ketiga baik pasar ekspor maupun domestik, serta pemasukan dari segmen jasa pertambangan dan penjualan batubara domestik ke pihak berelasi.

    Di sisi lain, beban pokok penjualan ADRO naik 15persen YoY menjadi US$ 3,98 miliar, terutama disebabkan oleh kenaikan biaya royalti kepada pemerintah dan biaya penambangan akibat peningkatan volume produksi.

    Pada tahun lalu, volume pengupasan lapisan penutup mengalami kenaikan 22persen menjadi 286,35 juta bank cubic meter (bcm), sementara produksi batubara naik 5persen secara tahunan menjadi 65,88 juta ton.

    Meskipun begitu, ADRO berhasil menekan beban usaha sebesar 8persen menjadi US$ 344 juta. Penurunan ini sejalan dengan penurunan 17persen pada komisi penjualan, serta pembalikan cadangan beban yang belum dibayar terkait kewajiban pembayaran kepada pemerintah.

    Royalti kepada pemerintah naik 19persen menjadi US$ 1,46 miliar, sementara beban pajak penghasilan turun 73persen menjadi US$ 439 juta.

    Setelah menerima izin usaha pertambangan khusus pada bulan September 2022, ADRO menerapkan ketentuan perpajakan dan PNBP sesuai aturan yang berlaku. Hal ini meningkatkan tarif royalti AI ke rentang 14persen hingga 28persen.

    Dengan demikian, laba bersih ADRO tercatat senilai US$ 1,64 miliar, mengalami penurunan 34,17persen dibandingkan tahun sebelumnya. Akibatnya, laba per saham ADRO juga turun menjadi US$ 0,05309 dari sebelumnya US$ 0,0803.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi