KABARBURSA.COM - PT Adhi Karya (Persero) Tbk ( ADHI) telah menerima sebagian realisasi pembayaran atas pekerjaan LRT Jabodebek Fase I pada April 2024. Total nilai yang ADHI terima pada pembayaran kali ini sebesar Rp4,1
triliun (incl. PPN) untuk pekerjaan Stasiun dan Depo LRT Jabodebek Fase 1 oleh Pemerintah melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Farid Budiyanto menjelaskan pembayaran ini dilakukan setelah diselesaikannya seluruh pekerjaan LRT Jabodebek mulai dari perencanaan desain, pembangunan struktur, hingga pembangunan stasiun dan fasilitasnya.
Sebagai informasi, LRT Jabodebek memliki tiga lintas pelayanan yaitu Cawang-Cibubur, Cawang-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi Timur dan telah diresmikan oleh Presiden RI Bapak Joko Widodo pada 27 Agustus 2023.
"Secara keseluruhan ADHI telah menerima pembayaran atas pembangunan prasarana LRT Jabodebek senilai Rp23,3 triliun (incl. PPN) dari nilai kontrak Rp25,5 triliun (incl. PPN) berdasarkan kontrak adendum 6," terang Budiyanto dalam keterangnya, Senin, 1 April 2024.
Adapun pembayaran atas proyek LRT Jabodebek ini akan meningkatkan likuiditas dan memperkuat arus kas operasi ADHI kedepannya.
Hingga Februari 2024, ADHI membukukan kontrak baru sebesar Rp4,8 Triliun, naik Sebesar 14 persen dibandingkan tahun lalu.
ADHI membukukan kontrak baru hingga Februari 2024, sebesar Rp4,8 triliun. Capaian tersebut
meningkat hingga 14 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni senilai Rp4,3 triliun.
Kontribusi kontrak baru terbesar diperoleh dari Proyek Tambak Udang Sumbawa, Proyek Gedung Otorita IKN, Proyek RS Eka Hospital BSD, Proyek RS Khusus Bedah Columbia Asia Semarang, dan Proyek SPAM Kamijoro.
Lini bisnis Engineering & Konstruksi mendominasi kontribusi kontrak baru sebesar 95 persen, diikuti lini bisnis Manufaktur sebesar 3 persen dan lini bisnis lainnya sebesar 2 persen. Berdasarkan sumber pendanaan kontrak baru berasal dari Pemerintah sebesar 83 persen, serta Swasta dan Lainnya sebesar 17 persen.
Perolehan kontrak baru berdasarkan tipe pekerjaan Sumber Daya Air sebesar 68 persen, diikuti dengan tipe pekerjaan Gedung sebesar 28 persen, dan pekerjaan lainnya sebesar 4 persen. (nia/adi)