KABARBURSA.COM - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), emiten yang dipimpin oleh Garibaldi "Boy" Thohir, baru saja menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 18 Oktober 2024. Agenda utamanya adalah meminta persetujuan pemegang saham terkait rencana melepas seluruh kepemilikan ADRO di PT Adaro Andalan Indonesia (AAI), perusahaan batu bara termal yang dimiliki hampir sepenuhnya oleh ADRO.
Dalam rapat ini, ADRO merencanakan untuk menjual 7 miliar saham AAI melalui Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS), yang akan dilaksanakan bersamaan dengan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham AAI. Setelah IPO ini, kepemilikan ADRO di AAI diperkirakan terdilusi hingga 90 persen. Nilai transaksi yang diantisipasi berkisar antara USD2,44 miliar hingga USD2,62 miliar, setara dengan 31,8 persen hingga 34,1 persen dari total ekuitas ADRO.
Namun, meskipun aksi korporasi ini membuka peluang pertumbuhan di masa depan, ada risiko penurunan kinerja keuangan jangka pendek. Berdasarkan laporan keuangan proforma per 30 Juni 2024, pendapatan ADRO diperkirakan akan turun 65 persen sedangkan laba bersih akan menurun 64 persen setelah pelepasan AAI. Meski demikian, ADRO tetap akan mempertahankan investasi di sektor tambang batu bara metalurgi dan energi hijau, yang diharapkan bisa menjadi motor pertumbuhan baru di masa depan.
Dari sisi pergerakan saham, ADRO menunjukkan performa yang positif. Pada 17 Oktober 2024, harga sahamnya naik 1,30 persen menjadi Rp3.900. Secara year to date (ytd), saham ADRO telah melonjak 56,63 persen, dengan kenaikan sebesar 34,48 persen dalam tiga bulan terakhir.
Sikap bagi Investor yang Sudah Memiliki Saham ADRO: Hold (Tahan)
Bagi investor ritel yang sudah memiliki saham ADRO, langkah yang paling tepat adalah menahan (hold) saham ini. Berikut beberapa alasan pendukung.
Valuasi Menarik: Dengan current Price-to-Earnings (PE) ratio trailing twelve months (TTM) sebesar 4,65 dan forward PE ratio 7,02, ADRO tergolong undervalued dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang memiliki PE 6,93. Ini menunjukkan bahwa saham ADRO masih memiliki ruang untuk naik, terutama jika perusahaan dapat mempertahankan kinerja laba bersih yang solid.
Dividen Tinggi: ADRO menawarkan dividend yield 17,20 persen dengan payout ratio 78,31 persen, yang sangat menarik bagi investor yang mencari pendapatan pasif. Ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki komitmen untuk terus membagikan laba bersihnya secara signifikan kepada pemegang saham.
Fundamental Kuat: ADRO memiliki return on equity (ROE) 21,44 persen dan return on capital employed (ROCE) 22,91 persen, mencerminkan efisiensi tinggi dalam penggunaan modal untuk menghasilkan laba. Dengan debt to equity ratio yang rendah (0,18), ADRO juga memiliki tingkat solvabilitas yang baik, mengurangi risiko keuangan perusahaan.
Rencana Spin-Off dan IPO AAI: Meski akan terdilusi, aksi korporasi ini memberikan peluang ADRO untuk mendapatkan akses ke pendanaan yang lebih luas dan membantu mengembangkan bisnis nonbatu bara, sejalan dengan fokus pada energi hijau. Ini memberi potensi pertumbuhan jangka panjang bagi perusahaan.
Sikap bagi Investor yang Belum Memiliki Saham ADRO: Buy (Beli) dengan Cermat
Bagi investor yang belum memiliki saham ADRO, strategi yang disarankan adalah membeli (buy) secara bertahap dengan mempertimbangkan momentum yang positif dan valuasi saham yang masih menarik. Alasan-alasan yang mendukung keputusan ini antara lain sebagai berikut.
Potensi Pertumbuhan Masa Depan: Meskipun harga saham ADRO telah melonjak 56,63 persen sejak awal tahun, earnings yield 21,50 persen menunjukkan bahwa saham ini masih di bawah nilai wajar atau undervalued dan layak dipertimbangkan. Potensi pertumbuhan dari diversifikasi bisnis ke sektor energi nonbatu bara menjadi daya tarik tersendiri.
Momentum Positif: Kinerja saham yang melonjak 34,48 persen dalam tiga bulan terakhir memperlihatkan momentum pasar yang kuat. Dengan Piotroski F-Score sebesar 8,00, ADRO memiliki fundamental yang solid, menandakan perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang sehat.
Dividen Menarik: Dengan dividend yield 17,20 persen, investor yang mencari pendapatan pasif dapat mempertimbangkan ADRO sebagai peluang investasi yang menarik. Dividen tinggi ini menjadi salah satu daya tarik utama saham ini, terutama bagi investor yang berfokus pada dividen.
Namun, investor harus mewaspadai risiko penurunan pendapatan dan laba bersih akibat pelepasan AAI, yang diperkirakan akan mengurangi pendapatan ADRO hingga 65 persen dan laba bersih hingga 64 persen. Meskipun demikian, peluang pertumbuhan jangka panjang dari bisnis energi hijau dan sektor nonbatu bara tetap ada, sehingga investor harus siap menghadapi fluktuasi jangka pendek sambil mempertahankan fokus jangka panjang.
Simpulan
Bagi yang sudah memiliki saham ADRO, disarankan untuk menahan karena valuasi saham masih menarik, dividen tinggi, dan fundamental kuat. Meski ada potensi penurunan pendapatan dalam jangka pendek, ADRO memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang melalui diversifikasi bisnisnya.
Bagi yang belum memiliki saham, membeli secara bertahap adalah strategi yang tepat, dengan memperhatikan momentum positif saham ini dan valuasi yang masih tergolong murah. Namun, investor harus siap menghadapi risiko penurunan pendapatan jangka pendek akibat pelepasan AAI, sembari menantikan potensi pertumbuhan jangka panjang.
Dengan demikian, ADRO tetap menjadi peluang menarik bagi investor ritel yang berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang dan dividen yang stabil. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.