KABARBURSA.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong Group Perusahaan China CNGR untuk menjalin kerja sama penelitian dan pengembangan (litbang/R&D) material energi baru dengan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM) Yogyakarta.
Kerja sama ini bertujuan untuk mendirikan Metal Energy R&D Center atau Pusat Riset dan Pengembangan Material Energi. "Dengan dukungan CNGR, fokus akan lebih diarahkan ke material untuk energi baru," ujar Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 27 Mei 2024.
Menanggapi inisiatif tersebut, pihak UGM berkomitmen mendorong pengembangan Engineering Research Innovation Center di UGM, yang saat ini menitikberatkan penelitiannya pada daur ulang, elemen tanah jarang, dan deposit material di Indonesia.
Dalam kunjungannya ke fasilitas industri terintegrasi CNGR di Qinzhou, China bagian selatan, Airlangga meninjau langsung berbagai fasilitas industri, termasuk teknologi Oxygen Enriched Side Blown Furnace (OESBF) yang memperluas cakupan pemanfaatan nikel dengan grade lebih rendah.
Selain itu, ia menginspeksi fasilitas Elektrolitik Nikel yang memanfaatkan teknologi ekstraksi sentrifugasi, serta teknologi produksi prekursor bahan baku baterai lithium.
Pada kesempatan yang sama, Chairman CNGR Deng Wei Ming menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan universitas di Indonesia dalam pengembangan diversifikasi teknologi industri material untuk energi baru.
Sebagai perusahaan pengolahan nikel, CNGR mengusung empat pilar modernisasi industri: diversifikasi teknologi, globalisasi pengembangan, digitalisasi operasional, dan ekologisasi industri.
CNGR memproduksi Sintesa Prekursor Terner dan Nikel Elektrolitik. Mereka merencanakan investasi sebesar Rp168,2 triliun dalam 20 tahun ke depan, dan sejak 2021 telah menggelontorkan Rp32,1 triliun di Indonesia. CNGR telah mendirikan fasilitas industri pengolahan nikel di Morowali, Morowali Utara, Weda Bay, dan Batulicin.
Kini, CNGR sedang mengembangkan kawasan terintegrasi di Konawe Utara, bernama Kawasan Industri Tekno Hijau Konasara (KITHK), seluas lebih dari 5.000 hektare. Pembangunannya akan dimulai pada kuartal keempat 2024 dan diharapkan menyerap 28 ribu tenaga kerja lokal.
Untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan ketahanan cadangan mineral Indonesia, CNGR menggunakan teknologi inovatif OESBF (Oxygen Enriched Side Blown Furnace) dalam pengolahan bijih nikel. Teknologi ini memungkinkan pemanfaatan bijih nikel dengan cakupan grade lebih luas, efisiensi energi yang minim emisi karbon, serta produksi limbah ramah lingkungan yang dapat dimanfaatkan industri lain.
Selain itu, melalui sinergi dengan kebijakan hilirisasi mineral Indonesia, CNGR telah memproduksi Elektrolitik Nikel (Nickel Cathode) dengan kemurnian 99,99 persen. Per 23 Mei 2024, CNGR berhasil memasukkan nikel Indonesia ke dalam rantai pasokan logam di LME (London Metal Exchange).
Raksasa Energi Bersih
Raksasa energi bersih Uni Emirat Arab (UEA), Abu Dhabi Future Energy PJSC atau Masdar, akan melakukan studi kelayakan (feasibility study/FS) untuk pengembangan proyek pembangkit listrik energi terbarukan sebesar 200 MW di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mengembangkan energi terbarukan sebesar 2 GW.
Pengumuman ini ditandai dengan pemberian Surat Perintah Kerja (Letter to Proceed/LtP) untuk studi kelayakan di IKN oleh Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, Agung Wicaksono, kepada Direktur Pengembangan & Investasi Masdar, Abdulla Zayed.
Seremoni penyerahan LtP ini disaksikan oleh Menteri Energi Uni Emirat Arab, HE Suhail Mohamed Al Mazrouei, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, HE Luhut Pandjaitan, serta Duta Besar Uni Emirat Arab, H.E. Abdulla Salem AlDhaheri.
Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono, menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen menjadikan IKN sebagai kota yang mengutamakan aspek keberlanjutan. Pihaknya menyambut baik rencana Masdar untuk melakukan studi investasi pembangkit listrik energi terbarukan sebesar 200 MW di ibu kota.
“Kami juga mengapresiasi komitmen lebih lanjut Masdar sebesar 2 GW untuk mendukung rencana energi terbarukan di Nusantara. Dengan memprioritaskan energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, Nusantara akan menjadi model kota ramah lingkungan yang memanfaatkan energi bersih,” kata Bambang dalam keterangan tertulis, Selasa, 21 Mei 2024.
Sementara itu, Chief Executive Officer Masdar, Mohamed Jameel Al Ramahi, menyatakan bahwa UEA berkomitmen kuat untuk memajukan sektor energi Indonesia dengan berfokus pada energi terbarukan. Sejalan dengan Konsensus UEA yang dicapai pada COP28, Masdar berdedikasi menjalin kemitraan yang memberikan solusi transformatif untuk akses energi bersih.
“Upaya bersama kami akan mendorong investasi di bidang hidrogen hijau, tenaga surya, dan angin untuk memposisikan Indonesia sebagai pemimpin kawasan dalam transisi energi global,” katanya.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.