KABARBURSA.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, meskipun hubungan dagang Indonesia dengan Amerika Serikat penting, tetapi pasar Indonesia tidak bergantung penuh pada Negeri Paman Sam.
Airlangga mengungkapkan, kontribusi pasar Amerika hanya sebesar 17 persen terhadap total perdagangan Indonesia, sementara 83 persen lainnya tersebar di berbagai kawasan strategis lainnya yang kini tengah digenjot pemerintah.
“Selanjutnya inilah 83 persen peluang pasar. Pasar Amerika dalam trade itu 17 persen. Sehingga 83 persen ini yang sekarang arahan Pak Presiden IUSEPA 31 isu yaitu masalah transparansi perdagangan dan dengan regulasi yang nanti Bapak Presiden umumkan itu selesai,” ujar Airlangga dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di menara Mandiri, Jakarta Selatan, Selasa, 8 April 2025.
Ia menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia tengah mendorong sejumlah inisiatif perjanjian dagang dan aliansi internasional sebagai upaya membuka akses pasar yang lebih luas di luar Amerika.
Salah satu strategi yang tengah ditempuh adalah memperkuat kerja sama dengan Uni Eropa melalui Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUSEPA), serta mendorong penyelesaian isu-isu perdagangan strategis.
“Jadi kita menyelesaikan Amerika dan menyelesaikan Eropa dalam langkah yang sama. Dan ini pasar besar 16,6 triliun. Dan untuk food apparel terbesar itu ada di Eropa bukan di Amerika,” tambahnya.
Selain itu, Airlangga menyoroti pentingnya kerja sama dalam kerangka Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang merupakan inisiatif dari Indonesia dan melibatkan negara-negara ASEAN dan mitra utama. Ia menyebut ekonomi di kawasan RCEP mencakup nilai sebesar USD24,6 triliun dan memberikan peluang besar bagi ekspor nasional.
“RCEP itu yang basisnya ASEAN Plus itu juga kita perlu dorong karena ini adalah inisiatifnya Indonesia. Ekonominya juga besar 24,6 triliun,” tegasnya.
Tak hanya itu, Indonesia juga telah mengambil langkah aksesi terhadap Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP), menyusul langkah strategis negara tetangga seperti Malaysia. CPTPP dinilai dapat menjadi alat penyeimbang terhadap dominasi pasar tradisional.
“Malaysia menggunakan CPTPP ini untuk membuka pasar dan Indonesia juga sudah melakukan aksesi terhadap CPTPP sehingga ini menjadi alternatif untuk balancing pasar,” kata Airlangga.
Perluas Jangkauan Kemitraan dengan BRICS
Lebih lanjut, Indonesia juga memperluas jangkauan kemitraan melalui blok BRICS. Presiden Prabowo Subianto, kata Airlangga, telah memutuskan bahwa Indonesia akan bergabung dengan New Development Bank (NDB), lembaga keuangan milik BRICS.
“BRICS kemarin Bapak Presiden sudah putuskan bahwa Indonesia ikut dalam New Development Bank. Sehingga dengan demikian kita sudah punya aliansi berbagai negara secara multilateral,” jelasnya.
Sementara itu, untuk membuka akses ke pasar Rusia, Airlangga menyebut bahwa Indonesia akan mempercepat kerja sama ekonomi dengan kawasan Eurasia.
“Dan yang terakhir Eurasia dengan Rusia. Tanggal 14 Deputi Prime Ministernya akan datang dan mudah-mudahan ini juga bisa kita akselerasi sehingga pasar Rusia pun akan terbuka,” ujarnya.
Di tengah ketidakpastian global, Airlangga optimistis bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap solid. Ia menyebut bahwa APBN dan pasar domestik telah berfungsi sebagai penyangga utama saat krisis seperti pandemi, dan mekanisme ini kembali akan dimanfaatkan dalam menghadapi guncangan ekonomi dunia.
“Daya saing bisa meningkat, rating kita relatif stabil, sektor keuangan baik, walaupun ketidakpastian semakin meningkat tetapi domestic market dan APBN kita berfungsi sebagai shock absorber, Bapak Presiden. Dan ini sudah pernah kita lakukan pada saat Covid,” tegasnya.
Ia juga menyebut posisi Indonesia dalam ASEAN semakin kuat. Prabowo disebut telah memainkan peran strategis dalam memperkuat koordinasi antarnegara ASEAN untuk menyikapi tantangan dari Amerika Serikat.
“Posisi kita di ASEAN kuat dan ASEAN tentunya perlu merespons karena ASEAN di Indo-Pasifik menjadi sangat penting dan kemarin kunjungan Bapak Presiden sangat berarti bagi Malaysia,” kata dia.
Lebih lanjut, Airlangga mengatakan bakal ada rapat lanjutan di tingkat Menteri Perdagangan ASEAN dijadwalkan akan digelar hari Kamis 10 April 2025 untuk merumuskan langkah bersama dalam menyikapi dinamika perdagangan global yang semakin kompleks.
“Akan ada rapat Menteri Perdagangan hari Kamis, sehingga tentu ini akan menyelesaikan langkah bersama ASEAN menghadapi Amerika,” ujarnya.
Koordinasi dengan Malaysia
Presiden Prabowo Subianto disebut telah berkoordinasi dengan sejumlah kepala negara, termasuk Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, sejak sebelum tarif diumumkan. Airlangga juga memastikan laporan dari hasil rapat koordinasi hari ini akan segera diserahkan kepada Presiden.
“Bapak Presiden sudah mengarahkan setelah hari ini kita akan memberikan masukan kepada Amerika untuk kita bisa memberikan respons dan harapannya tentu, Amerika sendiri kan ini dikenakan kepada seluruh negara, maka pada waktu yang sama seluruh negara ingin bertemu dengan Amerika,” terangnya.
Sebagai respons atas kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump, pemerintah Indonesia menggelar rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin, 6 April 2025.
Namun, jalannya pertemuan tersebut berlangsung cukup alot. Rapat yang semula dijadwalkan dimulai pukul 10.00 WIB dan berakhir pada 11.30 WIB, molor hingga pukul 13.00 WIB.
Sejumlah pejabat tinggi tampak hadir dalam pertemuan tersebut, antara lain Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu, Sekjen Kemenkeu Heru Pambudi, dan Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, serta beberapa pejabat kementerian lainnya.
Menariknya, perwakilan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat juga turut hadir, terlihat dari mobil berpelat diplomatik CD 12 30 yang memasuki kompleks Kemenko Perekonomian.(*)