KABARBURSA.COM - Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tengah berupaya menghasilkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) go internasional.
Salah satu upaya Kemenparekraf untuk menggapai target tersebut adalah menyelenggarakan Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2024 di Denpasar, Bali.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, mengatakan program AKI kembali dihadirkan Kemenparekraf untuk dapat terus mendorong pelaku ekonomi kreatif untuk melakukan hal tersebut.
"Saya ingin memastikan bahwa di 2024 kita akan terus menghasilkan UMKM yang siap go global," kata Sandiaga Uno melalui keterangan persnya yang dikutip, Selasa, 18 Juni 2024.
AKI merupakan program pengembangan ekonomi kreatif melalui peningkatan kapasitas dan pameran bagi para pelaku ekonomi kreatif pada subsektor kuliner, kriya, fesyen, aplikasi/games, film, dan musik. Peningkatan kapasitas ini termasuk inkubasi, mentoring, bootcamp, dan lainnya.
"Kalau kita lihat AKI ini mengangkat produk lokal ke tingkat global dan target utamanya adalah menaikkelaskan mereka," tutur Sandiaga.
Dia menilai, produk-produk ekonomi kreatif yang dihadirkan para pelaku bisnis di Kota Denpasar sudah memiliki kualitas yang baik.
AKI 2024 dinilai menjadi wadah bagi pelaku ekonomi kreatif untuk masuk ke dalam ekosistem, membangun jejaring, dan database. Kehadiran AKI juga sebagai ajang publikasi dan promosi serta memperluas pasar bagi jenama lokal.
"Total selama empat tahun, ada 1.600 pelaku ekonomi kreatif yang telah terkurasi dan masuk dalam ekosistem AKI. Dan kita akan terus bergerak untuk terus mendorong peningkatan dari kualitas produk maupun juga ada peningkatan dari omzet penjualan pelaku ekraf," pungkas Sandiaga.
Beberapa waktu Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, melakukan kunjungan kerja ke Belanda dengan tujuan memperkuat kemitraan dalam pengembangan UMKM dan koperasi.
“Dalam sektor UMKM, startup, hingga perkoperasian di Indonesia, terdapat banyak sektor yang masih berpotensi besar untuk dikembangkan bersama, terutama di bidang agrikultur dan akuakultur,” kata Teten.
Dalam kunjungannya, Menkop UKM menghadiri Forum Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi (TTI) Belanda yang diadakan oleh Kedutaan Besar RI untuk Belanda di Den Haag, Rabu 29 Mei 2024.
Teten menegaskan bahwa Belanda selama ini telah menjadi mitra strategis bagi Indonesia dalam bidang perdagangan dan investasi, dan keberhasilan kolaborasi ini perlu ditingkatkan.
Forum TTI ini dihadiri oleh 150 pelaku bisnis dari Belanda dan Indonesia. Menurut Teten, forum ini menjadi sarana strategis untuk menggali potensi kolaborasi yang lebih erat antara kedua negara.
Lebih lanjut, Teten menambahkan bahwa Belanda telah berhasil mengembangkan sektor pertanian dengan teknologi tinggi yang meningkatkan produktivitas lahan. Indonesia dapat menjalin kerja sama dalam bidang ini untuk memperoleh transfer pengetahuan teknologi terbaru di bidang agroteknologi, sementara bagi perusahaan Belanda, ini adalah peluang untuk memasarkan produk mereka di Indonesia.
Selama kunjungannya, Teten juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Kerja Sama Pembangunan Belanda, Liesje Schreinnemacher, untuk membahas peluang kerja sama antara Indonesia dan Belanda.
“Kami memerlukan dukungan, baik pendanaan maupun pembinaan lebih lanjut, dan berharap dapat bekerja sama dengan Pemerintah Belanda untuk mengembangkan startup,” ujar Teten.
Dalam pertemuan tersebut juga dibahas peluang kerja sama dalam bidang PLTS terapung, solusi operasi bandara, dan hilirisasi untuk transisi energi.
Kunjungan Teten juga mencakup pembahasan kerja sama strategis dengan Rabo Foundation dalam bidang pembiayaan berkelanjutan.
Rabo Foundation adalah organisasi nirlaba yang didirikan pada 1974 oleh Rabobank, salah satu bank koperasi terbesar di Belanda, yang fokus utamanya adalah memberikan akses inklusif ke layanan keuangan.
Di sisi lain Staf Khusus III Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga, mengungkapkan bahwa BUMN telah mengalokasikan sekitar Rp44 triliun untuk pembelanjaan produk UMKM dalam negeri pada 2023. Pernyataan ini disampaikannya setelah meresmikan Vending Machine UMKM PT Pegadaian di Jakarta pada Rabu, 5 Juni 2024.
Arya menjelaskan bahwa pembelanjaan ini merupakan respons atas pertanyaan sebelumnya mengenai alasan belanja ke luar negeri. Ia menegaskan bahwa pada 2023, BUMN secara aktif telah membeli produk-produk UMKM dalam negeri mencapai total Rp44 triliun. Hal ini sejalan dengan instruksi Menteri BUMN Erick Thohir kepada jajaran BUMN untuk mendukung produk-produk UMKM, khususnya yang diproduksi di dalam negeri.
Meskipun demikian, Arya tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai jenis-jenis produk yang dibeli oleh Kementerian BUMN dari UMKM. Namun, ia menekankan bahwa Kementerian BUMN sedang berupaya membantu UMKM dalam memasarkan produk-produknya, terutama di pasar domestik.
Salah satu upaya konkret yang dilakukan adalah memasang mesin penjual otomatis atau Vending Machine di berbagai kantor BUMN, termasuk kantor pusat, bandara, dan stasiun kereta api.
Melalui langkah ini, diharapkan aksesibilitas terhadap produk UMKM akan semakin meningkat, tidak hanya bagi karyawan BUMN tetapi juga masyarakat umum.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN Loto Srinaita Ginting mengatakan, pembelian produk UMKM hanyalah satu aspek dari dukungan yang diberikan oleh BUMN. Selain itu, BUMN juga memberikan pendampingan, pembiayaan, dan bantuan dalam pemasaran produk-produk UMKM.
Penggunaan Vending Machine dianggap sebagai terobosan yang signifikan dalam mendukung pemasaran produk UMKM. Meskipun tidak selalu dijaga secara langsung, Vending Machine tetap dapat melayani pembeli dengan efektif. Hal ini merupakan simbol komitmen Kementerian BUMN untuk menggali kanal pemasaran yang relevan dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan produk-produk UMKM yang dibina oleh BUMN akan lebih mudah terserap di pasar dan mendukung pertumbuhan sektor UMKM di Indonesia. Kementerian BUMN berkomitmen untuk terus mengembangkan strategi pemasaran yang relevan dan berkelanjutan bagi UMKM di Indonesia. (yog/*)