KABARBURSA.COM - PT Indosat Tbk (ISAT), salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, baru saja mengumumkan aksi korporasi berupa stock split dengan rasio 1:4. Dalam aksi ini, saham seri B yang sebelumnya bernilai Rp100 per saham dipecah menjadi Rp25 per saham.
Akibatnya, jumlah saham ISAT akan bertambah dari 8,06 miliar saham menjadi sekitar 32,25 miliar saham. Stock split ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas saham dan menarik minat investor ritel, khususnya investor muda.
Saham ISAT telah mengalami kenaikan 17 persen sepanjang tahun ini, mencapai level Rp11.000 per lembar saham pada perdagangan terakhir sebelum stock split. Dengan rasio 1:4, harga saham ISAT akan turun menjadi sekitar Rp2.750 per lembar saham, membuatnya lebih terjangkau bagi investor ritel.
Prospek bisnis ISAT juga terlihat cemerlang. Pada 2024, perusahaan mengalokasikan sekitar Rp12 triliun untuk belanja modal (capex), yang akan digunakan untuk memperluas jangkauan jaringan, menambah kapasitas, dan memperkuat infrastruktur, terutama di daerah pedesaan di luar Jawa seperti Maluku dan Papua. Hingga Juni 2024, ISAT telah menyerap 37,5 persen dari anggaran capex ini, yang lebih tinggi dibandingkan dengan semester I 2023.
Kinerja keuangan ISAT pada semester I 2024 menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Laba bersih perusahaan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp2,73 triliun, meningkat 43,29 persen YoY. Pendapatan perusahaan juga naik 13,38 persen YoY menjadi Rp27,98 triliun, didorong oleh pertumbuhan yang kuat di segmen multimedia, komunikasi data, dan internet (MIDI), yang meningkat 29,28 persen YoY menjadi Rp3,92 triliun.
Sebagian besar pendapatan ISAT masih berasal dari bisnis seluler, yang menyumbang 84,36 persen atau Rp23,6 triliun dari total pendapatan, dengan pertumbuhan 11,45 persen YoY. Di sisi lain, pendapatan dari telekomunikasi tetap mengalami penurunan 1,91 persen YoY menjadi Rp458,87 miliar.
Bisnis data menjadi komponen utama pendapatan seluler, menyumbang 93,66 persen. Selain itu, segmen fixed internet dalam bisnis MIDI juga membukukan pertumbuhan yang signifikan, naik 66,89 persen YoY menjadi Rp1,25 triliun. Dengan prospek bisnis yang kuat dan harga saham yang lebih terjangkau setelah stock split, ISAT berpotensi menarik minat lebih banyak investor ritel dan meningkatkan likuiditas sahamnya di pasar.
Rencana Pecah Saham
PT Indosat Tbk (ISAT) berencana akan melakukan pemecahan nilai saham atau stock split dengan rasio 1:4 untuk semua saham seri B perusahaan, yang saat ini berjumlah 8,06 juta saham.
Sebagai ilustrasi, jika mengacu pada harga saham ISAT pada penutupan perdagangan Jumat, 9 Agustus 2024 yang sebesar Rp10.200, maka setelah pemecahan saham (stock split), harga saham perusahaan telekomunikasi tersebut akan turun menjadi Rp2.550.
“Perusahaan berencana melakukan pemecahan saham untuk mengatasi rendahnya likuiditas saham. Dengan pemecahan saham, perusahaan berharap dapat meningkatkan likuiditas dan menarik minat investor ritel, terutama investor muda,” ungkap manajemen Indosat dalam pernyataan resminya kepada otoritas bursa yang dikutip, Minggu, 11 Agustus 2024.
Indosat menyatakan telah mengajukan permohonan persetujuan prinsip pemecahan saham ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15 Juli 2024 lalu. Dan, telah mendapat persetujuan prinsip dari BEI pada tanggal 2 Agustus 2024.
Kemudian, tanggal 4 Agustus 2024, ISAT memberitahukan agenda rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Pengumuman RUPSLB dan keterbukaan informasi sehubungan dengan pemecahan saham pada 11 Agustus 2024,” jelas manajemen Indosat.
Selanjutnya, pada 26 Agustus mendatang akan dilakukan pemanggilan RUPSLB. Sesuai rencana, RUPSLB akan diadakan pada 24 September 2024.
“Pemecahan saham akan dilaksanakan setelah memperoleh persetujuan RUPSLB yang rencananya akan diselenggarakan pada 24 September 2024. Sesuai POJK 15/2022, pelaksanaan pemecahan saham wajib dilakukan paling lambat 30 hari kalender setelah pelaksanaan RUPSLB yang menyetujui rencana pemecahan saham,” papar manajemen ISAT.
Rencananya, tanggal akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di seluruh pasar akan berlaku pada 11 Oktober 2024, dengan tanggal efektif pelaksanaan pemecahan saham ISAT pada 14 Oktober 2024.
“Tanggal mulai perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar reguler dan pasar negosiasi pada tanggal 16 Oktober 2024 dan tanggal mulai perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar tunai pada 16 Oktober 2024,” ungkap manajemen Indosat.
Cuan Indosat Tumbuh
PT Indosat Tbk (ISAT) menunjukkan performa keuangan yang kuat pada paruh pertama tahun 2024, mencatatkan pertumbuhan dua digit yang konsisten. Pendapatan perusahaan naik signifikan sebesar 13,4 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp27,97 triliun. EBITDA juga mengalami peningkatan pesat, tumbuh 17,8 persen YoY menjadi Rp13,41 triliun, dengan margin EBITDA mencapai 47,9 persen, menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengelola pendapatan menjadi laba.
Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp2,73 triliun, menegaskan kekuatan finansial ISAT dan kemampuannya untuk memberikan hasil yang substansial bagi para pemangku kepentingan.
Basis pelanggan ISAT juga mengalami peningkatan, bertambah 0,9 juta pelanggan sehingga mencapai total 100,9 juta pelanggan pada paruh pertama 2024. Pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) untuk pelanggan seluler naik 10,5 persen YoY menjadi Rp37,9 ribu, menunjukkan kenaikan sebesar Rp3,6 ribu dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, trafik data mengalami lonjakan 13,4 persen YoY, mencerminkan meningkatnya penggunaan layanan data oleh pelanggan. Untuk mengakomodasi pertumbuhan ini dan meningkatkan pengalaman pelanggan, ISAT memperluas jaringan infrastrukturnya dengan menambah jumlah Base Transceiver Station (BTS) 4G menjadi 188 ribu unit.
Pertumbuhan yang solid ini mencerminkan keberhasilan ISAT dalam memperluas jangkauan layanan, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperkuat posisinya di pasar telekomunikasi Indonesia.(*)
 
      