KABARBURSA.COM – Saham PT RMK Energy Tbk (RMKE) mengalami tekanan pada perdagangan Senin, 1 Desember 2025, namun data perdagangan memperlihatkan pergeseran kepemilikan yang menarik.
Saat ritel tampak mendominasi sisi jual, aliran dana dari pelaku besar justru masuk sepanjang sesi. Harga terakhir per pukul 15.05 WIB berada di level 3.700, turun 2,89 persen dari pembukaan.
Berdasarkan data yang dihimpun Kabarbursa.com, RMKE mencatat arus modal masuk (foreign flow) sebesar Rp4,76 miliar secara harian. Angka ini lebih tinggi dari rerata pergerakan jangka pendeknya, yakni foreign flow MA10 sebesar Rp2,91 miliar.
Net foreign buy juga berada di zona positif senilai Rp5,02 miliar. Kondisi tersebut menunjukkan adanya penyerapan posisi oleh pelaku besar meski harga terkoreksi.
Secara historis, tren RMKE dalam sepekan terakhir tetap menguat. Saham ini tercatat naik 12,46 persen dalam satu minggu dan melonjak 304,37 persen dalam tiga bulan. Momentum tersebut menjadi konteks tambahan bahwa koreksi hari ini bukan tekanan struktural, melainkan penyesuaian setelah reli panjang.
Dari sisi teknikal, harga RMKE masih bertahan di atas seluruh garis moving average (MA) utamanya. MA5 berada di level 3.600, sedangkan MA10 dan MA20 masing-masing berada di 3.333 dan 3.026. Tidak ada penurunan harga yang menembus indikator-indikator tersebut. Struktur tren jangka pendek dan menengah tetap berada dalam kondisi naik.
Sementara itu, dinamika broker summary memperlihatkan alur distribusi dan akumulasi yang cukup jelas. Sepanjang periode 24–28 November, tekanan jual terbesar datang dari BNI Sekuritas (NI) dengan nilai penjualan Rp37,1 miliar untuk 104.500 lot.
Penjualan besar lainnya dilakukan oleh Artha Sekuritas Indonesia (SH) dan Semesta Indovest Sekuritas (MG) dengan nilai masing-masing Rp9 miliar dan Rp8,6 miliar. Ketiganya dikenal sebagai broker dengan aktivitas ritel yang dominan.
Sebaliknya, akumulasi justru dilakukan oleh pelaku besar. UBS Sekuritas Indonesia (AK) tercatat sebagai pembeli terbesar dengan nilai Rp14,1 miliar, disusul Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (LG) senilai Rp8,9 miliar dan J.P. Morgan Sekuritas Indonesia (BK) sebesar Rp2,5 miliar. Pola ini menunjukkan perpindahan kepemilikan dari ritel menuju institusi saat harga bergerak menurun.
Struktur orderbook turut memperkuat gambaran tersebut. Total antrean offer mencapai 54.248 lot, jauh lebih besar dibanding total bid sebanyak 22.089 lot. Penumpukan jual paling tebal berada pada level 3.720 dan 3.740, masing-masing dengan volume di atas 1.500 lot.
Sementara itu, sisi bid paling kuat berada pada 3.680 dan 3.650 dengan antrean sekitar 3.700 lot. Ketimpangan antara bid dan offer ini menunjukkan ritel lebih aktif melepas posisi, sedangkan pelaku besar menyerap pada rentang harga turun.
Pergerakan intraday juga mencerminkan tekanan jangka pendek. Harga sempat menyentuh level tertinggi 4.120 sebelum bergerak turun hingga mencapai titik terendah di 3.590. Rata-rata harga transaksi berada di 3.866, menandakan serapan besar terjadi di rentang 3.600–3.800. Tekanan jual yang terjadi tidak mengubah struktur teknikal yang sudah terbentuk sebelumnya.
Jika ditarik lebih luas, historis harga RMKE menunjukkan konsistensi minat beli pada periode yang lebih panjang. Kenaikan harga dalam tiga bulan terakhir yang mencapai lebih dari 300 persen tidak terlepas dari akumulasi yang berlangsung bertahap.
Koreksi hari ini hadir dalam konteks tren naik yang lebih besar dan aktivitas beli institusi yang masih terlihat stabil.
Likuiditas perdagangan berada pada level yang tinggi. Total transaksi mencapai 7.456 kali dengan estimasi nilai perdagangan berada di kisaran Rp118 miliar. Spread harga yang tipis menunjukkan aktivitas pasar yang aktif namun tetap terjaga. (*)