Logo
>

Ambisi Saingi Tesla Xiaomi Bergeser ke EV, ini Kelebihannya

Ditulis oleh KabarBursa.com
Ambisi Saingi Tesla Xiaomi Bergeser ke EV, ini Kelebihannya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Xiaomi Corp kini semakin mantap melangkah ke dunia kendaraan listrik, bersiap menyaingi dua raksasa EV, Tesla Inc dan BYD Co. Padahal, divisi ini baru saja berumur lima bulan.

    Namun, Xiaomi siap mengorbankan keuntungan jangka pendek untuk mengokohkan posisinya di jajaran produsen mobil terbesar dunia dalam satu hingga dua dekade mendatang. Langkah ini bukan sekadar keputusan bisnis biasa, melainkan wujud nyata dari filosofi nilai atas uang (value for money) yang sudah lama dipegang oleh perusahaan.

    Filosofi ini membawa Xiaomi pada pendakian menuju peluang bisnis masa depan. Dalam konteks ini, pengembangan kendaraan listrik (EV) dilihat sebagai investasi jangka panjang yang penuh prospek.

    Dikenal sebagai raksasa teknologi yang memproduksi smartphone hingga perangkat rumah tangga, kini Xiaomi lebih mengutamakan EV sebagai prioritas utamanya. Hal ini ditegaskan oleh Chief Financial Officer Xiaomi, Alain Lam.

    “Kami lebih fokus pada pertumbuhan saat ini daripada mencari keuntungan,” kata Lam, dikutip Jumat 23 Agustus 2024.

    Dengan ambisi besar ini, Xiaomi harus berpacu dengan waktu untuk meredam kerugian yang mungkin timbul dari pengembangan EV. Inisiatif ini masih dalam tahap awal, tercatat mengalami kerugian sebesar 1,8 miliar yuan (sekitar USD252 juta) hanya pada kuartal kedua.

    “Kami yakin skala akan membawa keuntungan di masa depan. Saat ini kami baru memiliki satu SKU, sehingga masih jauh dari titik profitabilitas,” jelasnya lebih lanjut.

    Maret 2024 menandai peluncuran perdana mobil listrik sport Xiaomi, SU7. Kontribusi dari penjualan model ini langsung signifikan, meningkatkan pendapatan perusahaan hingga 32 persen pada kuartal kedua.

    Dalam laporan keuangannya, Xiaomi mencatat pendapatan mencapai hampir 89 miliar yuan (sekitar USD12,5 miliar) untuk periode April hingga Juni, melampaui ekspektasi industri. Laba bersih perusahaan juga menyentuh angka 6,2 miliar yuan.

    Segmen EV Xiaomi berhasil menyumbang 6,4 miliar yuan, sementara Tesla dan BYD masih mendominasi pasar China. SU7, dengan harga 215.900 yuan, telah diterima dengan baik oleh pasar.

    Dilaporkan, ada 27.307 unit yang dikirimkan ke konsumen, meski Xiaomi harus menanggung kerugian sekitar 60.000 yuan per unit yang terjual, menurut estimasi.

    Meski masih mencatat kerugian, Xiaomi mengejutkan dengan melaporkan margin laba kotor yang melampaui ekspektasi, mencapai angka 15,4 persen. Namun, sejak awal Xiaomi telah memberikan sinyal bahwa segmen otomotif mereka tidak akan langsung mencapai titik impas.

    Pada April lalu, CEO Xiaomi, Lei Jun, mengungkapkan bahwa mobil listrik mereka dijual dengan kerugian. Namun, ia tetap merahasiakan seberapa besar kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan.

    Analis dari Citibank memprediksi bahwa Xiaomi baru akan mencapai profitabilitas ketika penjualan tahunan mereka mencapai antara 300.000 hingga 400.000 unit kendaraan. Mereka memperkirakan bahwa pada tahun 2026, penjualan Xiaomi akan menembus angka 260.000 unit.

    Demi mendukung laju pertumbuhan ini, Xiaomi telah mengoperasikan satu pabrik kendaraan listrik yang mereka dirikan sendiri. Sejak Juni, pabrik ini sudah menjalankan dua shift untuk memastikan pengiriman lebih dari 10.000 unit kendaraan setiap bulannya.

    Seorang juru bicara Xiaomi menegaskan bahwa saat ini perusahaan fokus pada peningkatan skala bisnis kendaraan listrik mereka demi menekan biaya per unit. Mengingat industri otomotif sangat dipengaruhi oleh skala ekonomi, Xiaomi menyadari bahwa mereka masih berada di tahap awal dalam pengembangan segmen ini.

    Sebagai perbandingan, pesaing besar mereka, BYD, berhasil menjual 426.039 kendaraan hanya dalam kuartal April hingga Juni. Xiaomi juga menekankan bahwa SU7, sedan listrik murni mereka, memiliki biaya investasi yang cukup tinggi, sehingga butuh waktu untuk menyerap semua biaya tersebut.

    Lei Jun, salah satu pendiri Xiaomi yang juga dikenal sebagai miliarder, mengumumkan pada bulan Maret bahwa ia berencana untuk menggelontorkan puluhan miliar selama beberapa tahun mendatang guna memperkuat divisi kendaraan listrik Xiaomi dan mengembangkan teknologi otomotif yang lebih maju.

    Visi Xiaomi untuk SU7 adalah menciptakan mobil pintar yang mampu bersaing dengan Tesla milik Elon Musk, namun dengan harga yang lebih ramah bagi mayoritas masyarakat China.

    Xiaomi tidak hanya berhenti pada model SU7. Mereka berencana untuk meluncurkan beragam model kendaraan listrik lainnya di masa depan, meskipun rincian spesifik belum diungkapkan.

    Xiaomi juga memiliki ambisi besar untuk menghadirkan fitur-fitur canggih dalam kendaraan listrik mereka, seperti kemampuan mengemudi dan parkir otomatis serta asisten kecerdasan buatan berbasis suara yang diperkirakan akan tersedia sepenuhnya bulan ini.

    Secara keseluruhan, Xiaomi mencatat kinerja yang luar biasa selama kuartal kedua. Penjualan di seluruh sektor mereka melonjak 32 persen menjadi 88,7 miliar yuan dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Pendapatan bersih juga mengalami peningkatan tajam sebesar 38 persen, naik dari 3,6 miliar yuan pada kuartal kedua tahun lalu menjadi 5 miliar yuan.

    Dengan strategi ambisius ini, Xiaomi menunjukkan komitmen kuatnya untuk menjadi pemain besar di industri kendaraan listrik global, sembari mempertahankan posisinya sebagai salah satu raksasa teknologi terkemuka di dunia.

    Xiaomi SU7: Cepat dan Andal

    SUV sport ini mampu melaju dari 0 hingga 100 km/jam dalam 2,78 detik dengan kecepatan maksimum 265 km/jam. SU7 juga dapat menempuh jarak hingga 800 km hanya dalam sekali pengisian daya. Meski fokusnya beralih ke EV, bisnis smartphone Xiaomi masih menjadi tulang punggung perusahaan. Pertumbuhannya sebanding dengan brand lain seperti Huawei dan Vivo.

    Sentimen positif investor terhadap pengembangan EV Xiaomi ditunjukkan oleh kenaikan harga saham perusahaan sebesar 8,5 persen pada perdagangan Kamis. EV kini menjadi sumber pendapatan baru bagi perusahaan sekaligus pembuktian dari visi pendiri Xiaomi, Lei Jun.

    Sejak Februari lalu, Lei Jun telah mendelegasikan pengelolaan bisnis smartphone kepada Presiden Grup, William Lu. Namun, Lei Jun tetap menegaskan, “Smartphone akan selalu menjadi inti bisnis kami.”

    Di bawah komando Lei Jun, Xiaomi berambisi kembali membuat terobosan besar, seperti yang pernah mereka lakukan dengan smartphone. Mobil listrik Xiaomi bukan sekadar produk baru, tapi pertaruhan besar dengan suntikan investasi mencapai USD10 miliar. Lei Jun bertekad, dalam 15 hingga 20 tahun ke depan, Xiaomi akan masuk dalam jajaran produsen EV teratas dunia. (*)

     

     

     

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi