KABARBURSA.COM - Amman, penambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, siap menantang dominasi PT Freeport Indonesia (PTFI), pemimpin nomor satu di industri ini.
Bisman Bakhtiar, Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (Pushep), mengakui bahwa aset cadangan dan sumber daya Amman di Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak sebesar tambang Freeport di Papua. Namun, potensi perbandingan cadangan dan sumber daya kedua perusahaan ini menarik untuk ditelisik.
Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), unit operasional Amman, mengelola tambang Batu Hijau di Sumbawa Barat, NTB. Berdasarkan situs resmi perusahaan, Batu Hijau memiliki cadangan 16,6 miliar pon tembaga dan 22,5 juta ons emas.
Menurut data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada 2022, total sumber daya bijih dan logam tembaga di NTB mencapai 5,06 miliar ton dan 26,99 juta ton, sementara total cadangan bijih dan logam tembaga masing-masing sebesar 782 juta ton dan 3,13 juta ton.
Untuk emas, total sumber daya di NTB mencapai 5,85 miliar ton dan 1,997 ton, sedangkan total cadangannya sebesar 810 juta ton dan 276 ton.
Di sisi lain, PT Freeport Indonesia menambang dan memproses bijih yang mengandung tembaga dan emas di Grasberg, Kabupaten Mimika, Papua.
Mantan CEO Freeport-McMoRan Inc, Richard C. Adkerson, pernah melaporkan bahwa sumber daya bijih Freeport di Indonesia mencapai 3 miliar ton, tidak termasuk cadangan. Cadangan yang ada saat ini diperkirakan dapat ditambang hingga tahun 2052.
Data Badan Geologi Kementerian ESDM pada 2022 mencatat total sumber daya bijih dan logam tembaga di Papua masing-masing sebesar 3,38 miliar ton dan 19,8 juta ton, sementara total cadangannya mencapai 1,72 miliar ton dan 15,19 juta ton. Untuk emas, total sumber daya di Papua sebesar 3,1 miliar ton dan 1,577 ton, dengan cadangan mencapai 1,72 miliar ton dan 805 ton.
Kabar terbaru, Amman sedang mencari pinjaman hingga USD1,5 miliar (sekitar Rp24,43 triliun) untuk memperluas tambang tembaga dan emas mereka. Beberapa bank, termasuk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), telah memberikan komitmen untuk pinjaman tersebut.
Dana ini akan digunakan untuk pengembangan tambang Batu Hijau, menambah daya saing Amman dalam industri tambang nasional.
AMNT (Amman Mineral Nusa Tenggara) merupakan salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia.
AMNT mengoperasikan tambang Batu Hijau di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, yang merupakan salah satu tambang tembaga dan emas terbesar di dunia.
Berikut beberapa poin penting mengenai posisi AMNT di industri tambang Indonesia:
Kontribusi terhadap Produksi Nasional:
- AMNT merupakan salah satu kontributor terbesar terhadap produksi tembaga dan emas di Indonesia.
- Pada tahun 2023, AMNT memproduksi sekitar 260.000 ton tembaga dan 160.000 ounces emas.
- Produksi ini setara dengan sekitar 7 persen dari total produksi tembaga dan 10 persen dari total produksi emas di Indonesia.
Investasi:
- AMNT telah berinvestasi besar di Indonesia, dengan total investasi mencapai lebih dari USD 4 miliar.
- Investasi ini mencakup biaya pembangunan tambang, pabrik pengolahan, dan infrastruktur lainnya.
- AMNT juga berkomitmen untuk terus berinvestasi di Indonesia di masa depan.
Kinerja Amman Mineral Internasional Tbk (AMNT) di Tahun 2024 (Per 10 Juli 2024)
Secara umum, kinerja AMNT di tahun 2024 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2023. Berikut beberapa poin penting mengenai kinerja AMNT:
Penjualan:
- Penjualan bersih AMNT di tahun 2023 mencapai USD 2,83 miliar.
- Penjualan bersih AMNT di kuartal I-2024 mengalami penurunan 28,16 persen dibandingkan dengan kuartal I-2023.
- Penurunan penjualan ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
- Penurunan produksi emas dan tembaga
- Cuaca buruk
- Perubahan peraturan yang berdampak negatif
- Kenaikan biaya kepatuhan
Laba Bersih:
- Laba bersih AMNT di tahun 2023 mencapai USD 1,09 miliar.
- Laba bersih AMNT di kuartal I-2024 mengalami penurunan 76,94 persen dibandingkan dengan kuartal I-2023.
- Penurunan laba bersih ini mainly disebabkan oleh penurunan penjualan.
Faktor Pendorong Kinerja:
- Harga komoditas: Harga tembaga dan emas mengalami kenaikan di tahun 2024, yang dapat berdampak positif pada kinerja AMNT di masa depan.
- Ekspansi: AMNT berencana untuk melakukan ekspansi pabrik konsentrator dan pembangunan PLTGU, LNG, dan fasilitas T&D. Ekspansi ini diharapkan dapat meningkatkan produksi dan pendapatan AMNT di masa depan.
Tantangan:
- Kondisi ekonomi global: Kondisi ekonomi global yang tidak stabil dapat berdampak negatif pada permintaan tembaga dan emas, yang pada akhirnya dapat berdampak pada kinerja AMNT.
- Regulasi: Perubahan regulasi yang tidak menguntungkan dapat berdampak negatif pada biaya operasi AMNT.
Proyeksi
- Analis memprediksi kinerja AMNT akan membaik di tahun 2024 dengan didukung oleh:
- Kenaikan harga komoditas
- Ekspansi
- Namun, investor perlu mempertimbangkan beberapa faktor, seperti:
- Kondisi ekonomi global
- Regulasi. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.