Logo
>

Analis: ASII Kantongi Rp72,4 Triliun, Pertanda Kebangkitan?

Ditulis oleh Yunila Wati
Analis: ASII Kantongi Rp72,4 Triliun, Pertanda Kebangkitan?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Analis memperkirakan PT Astra Internasional Tbk (ASII) akan segera rebound atau pulih. Sinyal ini terlihat kemungkinan ASII mengantongi pendapatan sebesar Rp72,4 triliun di kuartal II/2024. Adapun laporan keuangannya diprediksi akan dirilis di akhir Juli ini.

    Namun, estimasi ini lebih rendah dari pencapaian di kuartal I/2024 yang sebesar Rp81,2 triliun dan turun 8,83 persen year-on-year (yoy) dibandingkan dengan Rp79,41 triliun pada kuartal II/2023.

    Selanjutnya, dari sisi bottom line, ASII diproyeksi meraih laba bersih yang disesuaikan (adjusted net income) sebesar Rp7,94 triliun di kuartal II/2024. Dan mengacu pada data RTI Business, Rabu, 24 Juli 2024 pukul 10.45 WIB, saham ASII menguat 2,47 persen atau 110 poin ke level Rp4.560 per saham. Sepanjang sesi, saham ASII bergerak di rentang Rp4.460 hingga Rp4.560.

    Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda, menyatakan bahwa kenaikan saham ASII dipengaruhi oleh rilis laporan keuangan dan pameran GIIAS 2024. Saham ASII mulai rebound pada sesi I hari ini setelah melemah selama tiga hari berturut-turut sebelumnya. Hari ini, sebanyak 24,83 juta saham ASII ditransaksikan dengan frekuensi 6.136 kali, menghasilkan nilai transaksi sebesar Rp112,45 miliar.

    "Kami memperkirakan akan ada perbaikan kinerja emiten ASII di akhir semester I/2024. Terlebih, penjualan mobil pada Juni meningkat 6,27 persen menjadi 43.908 unit dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 41.314 unit," ujarnya, Rabu, 24 Juli 2024.

    Dia menambahkan bahwa sentimen positif dari pameran GIIAS 2024 yang berlangsung sejak 18 Juli memberikan peluang bagi ASII untuk meningkatkan penjualan mobil. Namun, peluncuran model baru dari produsen China, BYD, dan pabrikan Vietnam, VinFast, di GIIAS menjadi tantangan bagi segmen otomotif ASII.

    BYD Motor Indonesia meluncurkan mobil listrik tipe BYD M6 dalam gelaran GIIAS 2024. Selain itu, VinFast asal Vietnam akan membangun pabrik di Indonesia dengan nilai investasi yang diperkirakan mencapai USD200 juta.

    "Persaingan harga antara BYD dan VinFast, yang dikenal dengan strategi harga yang cukup agresif, berpotensi menekan harga jual produk ASII. Harga mobil listrik ASII memang cenderung lebih mahal dibandingkan BYD dan VinFast," jelasnya.

    Meski demikian, Vicky memperkirakan adanya perbaikan kinerja ASII hingga akhir 2024 melalui peluncuran produk baru serta strategi baru untuk memperoleh pendapatan dan laba yang positif.

    "Kami merekomendasikan trading buy untuk saham ASII dengan target harga di level Rp4.800 per saham," pungkasnya.

    Pesona GIIAS Bagi Kebangkitan ASII

    Kemarin KabarBursa memberitakan tentang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) yang memberi berbagai harapan terkait performa saham PT Astra International Tbk (ASII).

    Salah satu fokus utama adalah kehadiran BYD di pameran tersebut. Pabrikan mobil listrik asal China yang bersaing dengan Tesla ini juga merencanakan pembangunan pabrik di Kawasan Industri Subang Smartpolitan milik PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dan telah mulai menjual produknya di Indonesia.

    Dari peristiwa ini, muncul beberapa asumsi. Pertama, bisnis ASII mungkin akan terpengaruh oleh kehadiran BYD, mengingat ASII belum melakukan penetrasi agresif ke pasar kendaraan listrik. Ada kekhawatiran bahwa ASII bisa terlambat beradaptasi dan kinerjanya tertekan.

    Kedua, ada anggapan bahwa BYD mungkin hanya akan menjadi pemain kecil di pasar otomotif Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kesulitan pemain baru dalam secara konsisten meningkatkan pangsa pasar mereka. Konsumen sering kali tetap setia pada merek yang sudah mereka kenal, bukan hanya pada jenis kendaraan tetapi juga pada layanan purna jual.

    Namun, BYD mungkin memiliki peluang untuk menarik perhatian segmen menengah ke atas yang terbuka pada mobil baru. Jika BYD dapat menawarkan layanan purna jual yang unggul dan kendaraan yang tahan lama, mereka bisa meningkatkan permintaan dan mulai menggeser pangsa pasar ASII.

    Ketiga, BYD berpotensi menjadi ancaman serius bagi ASII karena mereka juga memasuki pasar mobil hybrid, yang merupakan fokus utama Grup Astra. Berikutnya, BYD memasuki pasar mobil hybrid dengan melihat rendahnya permintaan kendaraan listrik di Indonesia, berusaha untuk mengganggu dominasi ASII di segmen ini. Data Gaikindo menunjukkan bahwa penjualan mobil hybrid sedang mengalami tren tertinggi.

    Namun, ada satu hal yang sering terabaikan dari empat asumsi tersebut: kondisi industri otomotif Indonesia yang sedang kurang baik. Penjualan mobil telah stagnan di angka sekitar 1 juta unit per tahun selama lebih dari satu dekade terakhir, dan banyak pemain baru yang mengalami kesulitan dalam melakukan penetrasi yang signifikan. Kehadiran BYD mungkin tidak akan secara signifikan menghidupkan pasar otomotif, tetapi bisa sedikit mengubah lanskap persaingan, terutama di segmen menengah ke atas.

    Contohnya adalah Wuling, yang mengalami pertumbuhan penjualan ritel yang luar biasa, mencapai sekitar 20.000 unit antara Januari-Juni 2020-2023, namun kemudian mengalami penurunan sebesar 57 persen menjadi 11.150 unit.

    Tantangan bagi pendatang baru di industri otomotif adalah kemampuan mereka untuk menghadirkan mobil yang menarik minat dalam jangka panjang. Bergantung terus pada produk baru bisa mengakibatkan biaya riset dan produksi yang tinggi. Sebagai contoh, meskipun Wuling sempat meraih sukses dengan kendaraan listrik kecilnya, popularitas tersebut tidak bertahan lama dan tidak berhasil menjaga penjualan ritel yang tinggi.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79