Logo
>

Analis Nilai Efisiensi Anggaran Perparah Kinerja Saham Perhotelan dan Pariwisata

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Analis Nilai Efisiensi Anggaran Perparah Kinerja Saham Perhotelan dan Pariwisata

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai kebijakan efisiensi anggaran pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dikhawatirkan akan memperparah kinerja perdagangan saham-saham di sektor perhotelan dan pariwisata.

    "Kalau itu kalau untuk saham-saham perhotelan maupun tempat wisata memang sebenarnya sudah lama itu memiliki pergerakan harga yang kurang likuid. Terlebih dengan adanya faktor kebijakan efisiensi anggaran," kata Nafan kepada Kabarbursa.com pada Jumat, 14 Februari 2025.

    Penghematan yang dilakukan pemerintah, khususnya dalam belanja perjalanan dinas dan penyelenggaraan acara, akan menekan potensi pendapatan emiten-emiten di sektor ini.

    Saham-saham sektor ini memang sudah menghadapi tekanan sejak beberapa waktu terakhir akibat permintaan yang belum kembali ke tingkat optimal. Termasuk karena harga tiket pesawat di Indonesia terlalu tinggi sehingga berimplikasi pada jumlah penumpang.

    Kunjungan Wisatawan dan Penumpang Pesawat

    Pada Desember 2024, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 1,24 juta kunjungan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 13,95 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya (November 2024) secara month to month (mtm), dan naik 8,72 persen dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (yoy). Wisman yang berkunjung ke Indonesia pada Desember 2024 didominasi oleh wisatawan asal Malaysia (17,76 persen), Singapura (14,11 persen), dan Australia (11,92 persen).

    Jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) pada Desember 2024 tercatat mencapai 101,08 juta perjalanan. Jumlah ini naik sebesar 25,40 persen dibandingkan dengan November 2024 (mtm), dan naik 11,63 persen dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (yoy).

    Selama periode Januari–Desember 2024, total perjalanan wisnus di Indonesia mencapai 1,02 miliar perjalanan, yang menunjukkan kenaikan sebesar 21,61 persen dibandingkan dengan kumulatif periode yang sama pada tahun 2023 (cumulative to cumulative/ctc).

    Jumlah perjalanan wisatawan mancanegara asal Indonesia (wisnas) pada Desember 2024 tercatat sebanyak 810,44 ribu perjalanan. Jumlah ini naik sebesar 8,05 persen dibandingkan dengan November 2024 (m-to-m), dan naik 19,13 persen dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (y-on-y). Malaysia menjadi negara tujuan utama wisnas pada Desember 2024 (29,25 persen), diikuti oleh Arab Saudi (15,47 persen), Singapura (14,74 persen), dan China (5,48 persen).

    Sementara itu, jumlah penumpang angkutan udara domestik pada Desember 2024 tercatat mencapai 5,9 juta orang, meningkat 19,29 persen dibandingkan dengan November 2024. Sementara itu, jumlah penumpang dengan tujuan luar negeri (internasional) juga mengalami kenaikan sebesar 9,76 persen, mencapai 1,7 juta orang. Adapun jumlah barang yang diangkut melalui angkutan udara domestik mengalami peningkatan signifikan sebesar 9,82 persen, dengan total 61,5 ribu ton.

    Selama periode Januari–Desember 2024, jumlah penumpang domestik tercatat sebanyak 63,7 juta orang, sedangkan penumpang internasional mencapai 19,0 juta orang. Kedua kategori ini mencatatkan kenaikan masing-masing sebesar 1,76 persen dan 21,46 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023. Selain itu, jumlah barang yang diangkut selama 2024 juga mengalami peningkatan sebesar 9,07 persen, mencapai 666,4 ribu ton.

    Dampak dari Pemangkasan Anggaran

    Dengan adanya pemangkasan anggaran pemerintah, permintaan dari sektor korporasi dan pemerintahan terhadap jasa perhotelan serta perjalanan dinas semakin berkurang, yang berdampak pada proyeksi pendapatan perusahaan itu.

    Menurut Nafan, emiten perhotelan dan pariwisata kini harus lebih mengandalkan sektor swasta dan wisatawan individu untuk menopang bisnis mereka. “Mereka perlu mengoptimalkan kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik. Strategi seperti memanfaatkan momentum hari libur, promosi lebih agresif, serta mendorong konsep work from anywhere dapat menjadi langkah mitigasi atas kebijakan efisiensi anggaran ini,” jelasnya.

    Dari sisi perdagangan saham, Nafan menambahkan bahwa pergerakan sektor ini masih cenderung stagnan dan kurang likuid. “Sebagian besar saham perhotelan dan pariwisata bukan saham big caps, sehingga wajar jika likuiditasnya terbatas,” tutur dia.

    Dengan kebijakan efisiensi anggaran yang diperkirakan akan terus berlanjut, investor disarankan untuk lebih selektif dalam memilih saham di sektor ini, dengan mempertimbangkan fundamental perusahaan serta strategi adaptasi mereka terhadap perubahan kebijakan pemerintah.

    Dilansir dari laporan keuangan Stockbit pada Jumat, 14 Februari 2025 beberapa saham sektor pariwisata dan perhotelan menunjukan kinerja yang beragam.

    Pada pukul 12.06 WIB misalnya beberapa emiten mencatatkan kenaikan, sementara yang lain mengalami tekanan jual.

    Saham-saham Sektor Perhotelan-Pariwisata

    PT Hotel Sahid Jaya International Tbk dengan kode saham SHID mencatatkan kenaikan harga saham sebesar 55 poin atau 5,82 persen menjadi Rp1.000 per lembar saham. Kenaikan juga terjadi pada PT Red Planet Indonesia Tbk dengan kode saham PSKT yang naik 3 poin atau 6,38 persen menjadi  Rp50 per lembar saham.

    PT MNC Land Tbk dengan kode saham KPIG mengalami kenaikan sebesar 2 poin atau 1,57 persen menjadi Rp129 per lembar saham. Sementara itu, PT Panorama Sentrawisata Tbk dengan kode saham PANR justru mengalami penurunan harga saham sebesar 15 poin atau minus 1,79 persen menjadi Rp825 per lembar saham.

    PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dengan kode saham PJAA tidak mengalami perubahan harga dan tetap berada di level 570 per lembar. Hal serupa terjadi pada PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk dengan kode saham JSPT yang tetap bertahan di harga Rp1.000 per lembar saham.

    Tekanan jual juga dialami oleh PT Pudjiadi & Sons Tbk dengan kode saham PNSE yang turun 14 poin atau 2,89 persen menjadi Rp470 per lembar saham. Sementara itu, PT Sunter Lakeside Hotel Tbk dengan kode saham SNLK juga mengalami penurunan sebesar 10 poin atau 1,39 persen menjadi Rp710 per lembar saham.

    Pergerakan saham emiten sektor pariwisata dan perhotelan ini terjadi di tengah kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan oleh pemerintah, yang dapat memengaruhi tingkat kunjungan wisatawan domestik maupun asing serta belanja sektor pariwisata secara keseluruhan. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".