KABARBURSA.COM - PT Astra International Tbk (ASII) diprediksi akan mencatatkan return on equity (ROE) sebesar 13 persen hingga 14 persen pada periode 2025-2027, mirip dengan kinerja pada 2016, ketika perusahaan ini diperdagangkan dengan price to book value (PBV) sebesar 2,8 kali.
Saham PT Astra International Tbk (ASII) menunjukkan tren positif dengan kenaikan 1,64 persen pada sesi perdagangan 16 Agustus 2024, ditutup di angka Rp4.970. Transaksi yang terjadi cukup aktif, dengan 28,91 juta saham diperdagangkan dalam 7.377 kali transaksi, menghasilkan nilai transaksi mencapai Rp143,07 miliar.
Menariknya, saham ASII sempat menyentuh Rp4.990, level tertinggi yang belum terlihat dalam tiga bulan terakhir. Saham ini pun terus mendekati level psikologis Rp5.000, meskipun perusahaan mencatatkan penurunan laba bersih pada semester I dan kuartal II-2024, masing-masing sebesar 9 persen dan 4 persen secara year-on-year (YoY). Namun, laba ini ternyata lebih baik dari yang diperkirakan oleh analis BRI Danareksa Sekuritas dan konsensus pasar.
“Laba bersih Astra telah mencapai 53 persen dari target tahun ini, sedikit di atas rata-rata musiman yang biasanya sebesar 50 persen,” kata Richard Jerry dan Christian Sitorus, analis BRI Danareksa Sekuritas.
Meski segmen otomotif Astra melemah pada kuartal II-2024, dengan pendapatan dan EBIT turun masing-masing 2 persen dan 54 persen YoY, segmen keuangan Astra justru menunjukkan kekuatan, dengan peningkatan pendapatan dan EBIT masing-masing 11 persen dan 8 persen YoY.
Kinerja segmen alat berat, terutama melalui anak usaha United Tractors (UNTR), juga membantu Astra menjaga performa positif. Selain itu, pendapatan ekuitas Astra naik 12 persen YoY pada kuartal II-2024, didorong oleh pertumbuhan dari Astra Honda Motor (AHM) yang naik 9 persen dan Astra Daihatsu Motor (ADM) yang melonjak 46 persen YoY.
Manajemen Astra optimistis menghadapi semester II-2024, dengan proyeksi penjualan mobil nasional mencapai 920-950 ribu unit—meski lebih rendah 5-8 persen YoY, namun masih lebih baik dibandingkan penurunan 17 persen pada semester I-2024. Penjualan perseroan pada Juli 2024 meningkat 7 persen secara bulanan, memberikan harapan positif untuk paruh kedua tahun ini.
Strategi Baru
Pada semester II ini, Astra berencana melakukan gebrakan dengan meluncurkan model mobil baru, sambil berharap mendapat insentif dari pemerintah. Meski demikian, BRI Danareksa Sekuritas tetap berhati-hati dengan proyeksi penjualan mobil nasional 2024 yang diperkirakan sebanyak 860 ribu unit, mengikuti tren beragam yang terlihat di pameran otomotif GIIAS 2024.
Namun, pangsa pasar Astra diperkirakan tetap stabil, bahkan diproyeksikan naik menjadi 56 persen pada 2024 dan 2025, dari sebelumnya 55 persen dan 54 persen. Hal ini cukup impresif mengingat kompetisi dari mobil-mobil baru asal China. Dengan demikian, estimasi pendapatan dan EBIT segmen otomotif Astra pada 2024-2025 dinaikkan sebesar 1-2 persen dan 6-7 persen.
Segmen alat berat Astra juga diperkirakan terus menunjukkan kinerja positif, terutama dari anak usaha PT Pamapersada Nusantara yang berada di bawah United Tractors. BRI Danareksa Sekuritas menaikkan estimasi pendapatan dan EBIT segmen alat berat Astra pada 2024-2025 sebesar 11 persen dan 2-6 persen.
Menyikapi perkembangan ini, BRI Danareksa Sekuritas menaikkan target harga saham Astra sebesar 4 persen menjadi Rp5.300 dari sebelumnya Rp5.100, dan tetap merekomendasikan rating ‘beli’. Saat ini, saham ASII diperdagangkan pada price-to-earnings (P/E) ratio sebesar 6,1 kali, atau berada pada standar deviasi -1,5 dari rata-rata lima tahun terakhir.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.