KABARBURSA.COM - PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN (PGAS) menunjukkan kinerja keuangan yang sangat baik pada semester I 2024, dilihat dari peningkatan pendapatan hingga laba perusahaan.
Dalam laporan keuangan untuk paruh pertama tahun ini, PGAS mencatatkan pendapatan sebesar USD1,84 miliar, meningkat 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Direktur Utama PGAS Arief Setiawan Handoko menyampaikan bahwa kinerja pada enam bulan pertama 2024 ini menunjukkan pertumbuhan yang stabil, meski ada penurunan dalam beberapa metrik operasional.
"Selama kuartal kedua 2024, PGAS meraih pendapatan USD889,66 juta, turun 6,29 persen dari kuartal sebelumnya namun naik 4,72 persen dari tahun lalu. Penurunan ini sejalan dengan penurunan volume distribusi gas ke 841 BBTUD, serta penurunan volume lifting menjadi 1,80 MMBOE," ujar Arief dalam keterangan tertulis resmi, dikutip Kamis, 19 September 2024.
PGAS, sambung Arief, berhasil membukukan laba bersih sebesar USD186,60 juta untuk semester pertama tahun 2024.
"Kenaikan laba bersih ini terutama didorong oleh penurunan beban bunga setelah pembayaran utang obligasi senilai USD552,63 juta serta tidak adanya provisi untuk sengketa pajak dan kontrak onerous," tutur dia.
Lebih lanjut EBITDA perusahaan pada periode ini tercatat sebesar USD578 juta, menunjukkan kekuatan finansial yang konsisten.
Dalam hal pengembangan bisnis dan infrastruktur, PGAS terus memperluas jaringan gasnya dengan total panjang pipa mencapai 13.319 km pada semester pertama 2024, meningkat 626 km dibandingkan periode sebelumnya. Jumlah pelanggan mencapai 821.245, yang terdiri dari 3.165 pelanggan industri dan komersial, 2.017 pelanggan kecil, serta 816.063 rumah tangga.
"Ekspansi ini mencerminkan komitmen PGAS untuk memperkuat jaringannya dan meningkatkan distribusi gas ke berbagai sektor, tambah Arief.
PGAS juga sedang mengembangkan beberapa proyek strategis yang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan jangka panjangnya. Di antaranya adalah proyek pipa Cirebon-Semarang tahap II, yang mengalirkan gas dari Jawa Timur ke Jawa Barat dengan volume commissioning sekitar 51 MMSCFD.
Proyek lainnya termasuk pipa distribusi Tegal-Cilacap yang direncanakan untuk gasifikasi Refinery Unit IV Cilacap mulai tahun 2025, serta proyek pipa gas WNTS-Pemping yang akan menyalurkan gas dari Lapangan Natuna ke pasar domestik. Pembangunan pipa Dumai-Sei Mangkei juga bertujuan untuk mengintegrasikan pipa gas di Sumatera dan memanfaatkan pasokan dari Blok Andaman.
Selain itu, PGAS berkomitmen untuk memperkuat infrastruktur LNG dengan proyek revitalisasi Terminal LNG Arun, yang diharapkan akan menjadi hub LNG terkemuka di Asia.
Hingga kuartal kedua 2024, kemajuan konstruksi proyek ini mencapai 27,227 persen untuk paket non-tangki dan 8,16 persen untuk paket tangki, menunjukkan kemajuan yang signifikan.
Analisis Saham PGAS
Capaian PT Pertamina Gas Negara Tbk terbaru mampu melampaui proyeksi MNC Sekuritas dan konsensus pasar. Namun demikian, saham PGAS mendapatkan rekomendasi "Hold" dengan target harga IDR1.550 per saham.
"MNC Sekuritas memberikan potensi kenaikan sebesar 3,68 persen dari harga saat ini. Target harga ini mencerminkan valuasi sebesar 2,48x untuk FY24E dan 2,37x untuk FY25F berdasarkan EV/EBITDA," tulis dalam riset hariannya, dikutip Kamis, 19 September 2024.
Valuasi saham saat ini menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam posisi yang menarik bagi investor. Dengan Current PE Ratio (Annualised) sebesar 5.86 dan TTM PE Ratio sebesar 6.94, valuasi saham perusahaan terlihat murah jika dibandingkan dengan PE Ratio IHSG yang berada di angka 7.89. Ini mengindikasikan bahwa saham perusahaan ini masih diperdagangkan di bawah rata-rata pasar.
Meski Forward PE Ratio sedikit lebih tinggi di angka 7.00, ini mencerminkan ekspektasi pertumbuhan perusahaan ke depannya. Selain itu, dengan Earnings Yield (TTM) sebesar 14.42 persen, saham ini menawarkan hasil laba yang menarik, mengindikasikan potensi bahwa saham ini masih undervalued.
MNC Sekuritas menambahkan, meskipun ada tantangan dalam pasokan gas dan tekanan biaya, PGAS tetap menunjukkan fundamental yang kuat dengan prospek pertumbuhan yang stabil berkat ekspansi infrastruktur dan peningkatan efisiensi operasional.
"Secara keseluruhan, PGAS berada pada posisi yang baik untuk menghadapi tantangan pasar dan terus berinvestasi dalam pengembangan infrastruktur gas bumi," tambah riset itu.
Dari segi kinerja harga saham, peningkatan year-to-date yang signifikan sebesar 30.97 persen menunjukkan adanya optimisme dari pasar terhadap prospek perusahaan. Namun, dalam jangka panjang, saham ini sempat mengalami penurunan signifikan sebesar 31.80 persen dalam 5 tahun terakhir, yang mencerminkan volatilitas harga yang masih perlu diwaspadai.
Oleh karena itu, dengan fokus pada ekspansi jaringan pipa dan peningkatan kapasitas regasifikasi LNG, perusahaan ini diharapkan dapat mempertahankan kinerja keuangan yang solid dan mendukung pertumbuhan jangka panjangnya. (*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.