KABARBURSA.COM – Wacana PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), pengelola klub sepak bola Persib, untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat mekanisme penawaran umum perdana saham (IPO), menjadi perhatian publik.
Jika rencana ini benar-benar terwujud, bukan hanya menjadi momen bersejarah bagi Maung Bandung, tetapi juga berpotensi membuka babak baru dalam profesionalisme industri olahraga di Tanah Air.
Pengamat pasar modal Wahyu Tri Laksono menilai, keputusan Persib untuk melakukan IPO bisa menjadi lompatan besar bagi keberlangsungan klub. Menurutnya, dengan menjadi perusahaan terbuka, Persib akan memiliki daya tarik yang lebih kuat di mata sponsor, terutama perusahaan multinasional.
"Sponsor, terutama perusahaan multinasional, cenderung lebih nyaman bermitra dengan entitas yang diaudit secara independen dan tunduk pada regulasi pasar modal," ujar dia kepada Kabarbursa.com, Rabu, 28 Mei 2025.
Wahyu juga menyoroti bahwa keterbukaan informasi dan laporan keuangan publik membuat sponsor lebih mudah dalam melakukan evaluasi finansial atau due diligence. Hal ini memberikan transparansi yang dibutuhkan dunia usaha dalam menjalin kerja sama jangka panjang.
Selain itu, IPO disebut bisa memperluas eksposur merek Persib. Klub sepak bola yang menjadi perusahaan terbuka akan lebih sering diliput bukan hanya media olahraga, tetapi juga media ekonomi dan bisnis, sehingga visibilitas merek meningkat secara signifikan.
"Sponsor akan melihat potensi pertumbuhan klub yang didukung oleh investasi publik, yang bisa berarti jangkauan audiens yang lebih besar dan nilai brand yang meningkat di masa depan," tambah Wahyu.
Langkah IPO juga dapat membuka peluang peningkatan pendapatan klub. Dana hasil penawaran saham publik bisa dialokasikan untuk membangun fasilitas bisnis, memperkuat penjualan merchandise, hingga mengembangkan jaringan komersial yang lebih luas.
""Ini akan menciptakan lebih banyak titik sentuh untuk merek sponsor dan potensi pendapatan yang lebih besar bagi mereka," ungkapnya. .
Tak hanya dari sisi keuangan, Wahyu melihat IPO sebagai strategi strategis untuk memperkuat daya saing Persib. Reputasi sebagai klub profesional yang transparan bisa menjadi daya tarik tambahan bagi pemain dan agen untuk bergabung.
"Sponsor akan melihat potensi pertumbuhan klub yang didukung oleh investasi publik, yang bisa berarti jangkauan audiens yang lebih besar dan nilai brand yang meningkat di masa depan," tegasnya.
Menteri Ara Siap Investasi Rp100 Miliar
Isu IPO ini pertama kali disampaikan langsung oleh CEO PT PBB, Glenn Sugita, usai laga antara Persib dan Persis Solo di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu, 24 Mei 2025. Dalam pernyataannya, Glenn menyebut kondisi internal klub kini jauh lebih sehat, baik secara manajerial maupun struktur bisnis.
“Kami merasa inilah momentum yang tepat. Klub sudah jauh lebih solid. IPO bukan lagi mimpi, tapi tujuan yang bisa kami capai dalam waktu dekat,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip Senin, 26 Mei 2025.
Menariknya, saat menyampaikan rencana IPO tersebut, Glenn sempat menggoda Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait (Ara), yang hadir langsung di stadion.
"Kalau Persib IPO nanti, pertanyaannya, Pak Ara siap berinvestasi gak nih?" tanya Glenn sambil tersenyum.
Jawaban Ara pun mengejutkan banyak pihak. Tanpa basa-basi, ia menyatakan komitmennya untuk terlibat dalam perjalanan baru klub kebanggaan Jawa Barat tersebut.
“Kalau untuk Persib, saya siap! Saya siapkan investasi Rp100 miliar untuk jadi bagian dari transformasi besar klub ini,” tegasnya.
Rencana IPO ini bukan sekadar ambisi bisnis, tapi juga menjadi simbol transisi Persib menuju entitas olahraga modern yang mengedepankan tata kelola yang profesional dan akuntabel.
Jika terealisasi, Persib bisa menjadi pionir dalam menyatukan industri olahraga dengan mekanisme pasar modal yang terbuka dan transparan.(*)