KABARBURSA.COM - Pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, berkomitmen mendorong hilirisasi nikel berkelanjutan sebagai upaya mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Apalagi, Indonesia merupakan produsen terbesar sekaligus pemilik cadangan utama nikel dunia.
Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno, menyampaikan dari total 130 juta ton cadangan nikel dunia, sebanyak 55 juta ton atau setara dengan 42 persen, tersedia di Indonesia. Sementara, ekspor nikel pada tahun lalu mencapai Rp106,59 triliun.
"Hilirisasi nikel secara berkelanjutan menjadi salah satu fokus utama mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Tantangannya, bagaimana memastikan pemerintah Indonesia ke depan dapat melaksanakan hilirisasi nikel secara berkelanjutan," kata Eddy dalam keterangan tertulisnya, Senin, 30 September lalu.
Salah satu emiten nikel yang diperkirakan akan berjaya tersulut komitmen ini adalah PT Trimegah Bangun Persada dengan kode saham NCKL.
PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel, terus memperkokoh posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri nikel Indonesia. Dengan fasilitas terintegrasi dan lokasi yang strategis, perusahaan ini memaksimalkan potensi sumber daya nikel di wilayah Pulau Obi Selatan. Dalam upayanya untuk memenuhi permintaan global, salah satunya dari pasar utama seperti Tiongkok. Harita Nickel mengoptimalkan operasional dengan berbagai fasilitas infrastruktur yang mendukung produksi dan distribusi.
Luas Tambang & Sumber Daya Nikel
Harita Nickel mengelola area tambang dengan luas total sekitar 11.500 hektar yang terletak di Pulau Obi Selatan, wilayah yang kaya akan kandungan mineral nikel. Seluruh tambang perusahaan berada di area ultramafik, yang merupakan wilayah geologi kaya nikel dan kobalt.
Berdasarkan estimasi JORC (Joint Ore Reserves Committee) 2023, Harita Nickel memiliki cadangan dan sumber daya nikel yang signifikan, yaitu sebagai berikut:
- Limonit: 225,0 juta wet metric tons (wmt)
- Saprolit: 76,9 juta wmt
- Total Cadangan dan Sumber Daya: 301,9 juta wmt
Sumber daya yang besar ini memberikan landasan kuat bagi keberlanjutan operasional Harita Nickel dalam jangka panjang, sekaligus memastikan bahwa perusahaan mampu memenuhi kebutuhan nikel dunia yang terus meningkat, terutama untuk bahan baku baterai kendaraan listrik.
Fasilitas Terintegrasi untuk Efisiensi Produksi
Salah satu keunggulan Harita Nickel terletak pada fasilitasnya yang terintegrasi. Perusahaan ini memiliki infrastruktur yang dirancang untuk memaksimalkan efisiensi operasional dan memperlancar proses produksi hingga distribusi.
- Pelabuhan & Dermaga Khusus
Harita Nickel memiliki lima terminal khusus yang digunakan untuk aktivitas ekspor-impor. Pelabuhan-pelabuhan ini memainkan peran penting dalam memastikan kelancaran distribusi nikel ke pasar global, terutama ke Tiongkok, yang merupakan pembeli utama nikel Indonesia. Pelabuhan ini memungkinkan pengangkutan bahan mentah maupun produk jadi secara efisien.
- Infrastruktur Jalan
Jalan beton yang menghubungkan area tambang dan fasilitas industri di sekitar Pulau Obi memastikan transportasi darat yang lancar. Hal ini sangat penting untuk mobilitas bahan tambang serta mempermudah akses logistik di area operasional Harita Nickel.
- Pembangkit Listrik Skala Besar
Untuk mendukung ekspansi produksi, Harita Nickel memiliki kapasitas pembangkit listrik yang mencapai 890 megawatt (MW) saat ini, dengan tambahan 1,2 gigawatt (GW) yang sedang dalam tahap konstruksi. Energi listrik ini sangat penting untuk menjaga stabilitas operasi perusahaan, terutama untuk memproses bijih nikel di pabrik pengolahan nikel dan kobalt yang dimiliki perusahaan.
Lokasi Strategis Dekat Pasar Utama
Pulau Obi Selatan, lokasi tambang Harita Nickel, terletak sangat dekat dengan pembeli utama di Tiongkok, yang mengurangi biaya pengiriman dan mempercepat proses distribusi. Lokasi strategis ini memungkinkan Harita Nickel untuk memenuhi kebutuhan pasar internasional dengan lebih efisien, terutama untuk permintaan nikel yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri baterai kendaraan listrik dan energi terbarukan.
Selain itu, keberadaan pelabuhan yang dekat dengan area operasional tambang juga memastikan bahwa transportasi laut dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien, yang penting dalam menjaga daya saing perusahaan di pasar global.
Prospek Masa Depan
Dengan sumber daya yang melimpah, infrastruktur yang mendukung, dan lokasi strategis, Harita Nickel berada pada posisi yang kuat untuk terus tumbuh di tengah permintaan global yang tinggi terhadap nikel, terutama untuk kebutuhan industri kendaraan listrik. Ekspansi pembangkit listrik yang sedang berjalan juga menunjukkan komitmen perusahaan dalam meningkatkan kapasitas produksinya, seiring dengan rencana ekspansi pasar.
Di masa depan, Harita Nickel diprediksi akan terus menjadi salah satu pemain kunci dalam rantai pasok global nikel, berkontribusi signifikan terhadap pengembangan industri baterai kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan.
Kinerja NCKL
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), atau yang lebih dikenal sebagai Harita Nickel, melaporkan kinerja keuangan yang impresif pada kuartal II-2024, mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,8 triliun. Laba tersebut mengalami lonjakan signifikan sebesar 80 persen secara kuartalan (qoq) dan naik 31 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). Sepanjang semester I-2024, laba bersih Harita Nickel tercatat mencapai Rp2,8 triliun, tumbuh tipis 2 persen yoy.
Menurut Investment Analyst Stockbit Sekuritas, Hendriko Gani, pencapaian tersebut melampaui ekspektasi pasar.
“Laba bersih Harita Nickel pada semester I-2024 sudah setara dengan 54 persen dari estimasi konsensus 2024,” tulis Hendriko dalam ulasannya 1 Agustus 2024. Kinerja cemerlang ini didukung oleh dua faktor utama, yaitu laba entitas asosiasi yang lebih tinggi dari perkiraan dan penurunan beban pajak sebesar 24 persen yoy.
Pertumbuhan laba bersih yang melampaui ekspektasi ini ditopang oleh kinerja operasional yang solid sepanjang semester I-2024. Pendapatan dan laba usaha Harita Nickel masing-masing mencapai 49 persen dan 51 persen dari proyeksi konsensus 2024. Di kuartal II-2024, pendapatan NCKL tumbuh 12,2 persen qoq, didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) nikel sebesar 10,8 persen qoq.
Selain itu, kenaikan laba bersih NCKL juga disumbang oleh pertumbuhan laba entitas asosiasi sebesar 136,8 persen qoq. PT Halmahera Persada Lygend, salah satu entitas asosiasi NCKL, mencatatkan lonjakan laba menjadi Rp660 miliar, melonjak 125 persen qoq dan naik 52,3 persen yoy. Di sisi lain, entitas asosiasi lainnya berhasil mengurangi kerugian dari Rp16 miliar pada kuartal I-2024 dan kuartal II-2023 menjadi Rp4 miliar.
Hendriko menjelaskan, meskipun beban pokok pendapatan NCKL tumbuh moderat sebesar 3,4 persen qoq, penurunan beban usaha sebesar 7,9 persen qoq memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan laba bersih perusahaan.
“Kombinasi pertumbuhan pendapatan, kenaikan laba entitas asosiasi, dan pengelolaan beban yang efisien mendorong kinerja NCKL di atas ekspektasi,” tambahnya.
Meski telah mencatatkan kinerja yang solid pada paruh pertama tahun 2024, manajemen Harita Nickel tetap berhati-hati dalam menghadapi tantangan ke depan. Penurunan harga nikel global yang diperkirakan kembali terjadi akan menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam strategi operasional perusahaan pada semester II-2024.
Manajemen Harita Nickel telah menjadwalkan earnings call pada 1 Agustus 2024, di mana mereka akan membahas lebih rinci mengenai prospek kinerja dan strategi yang akan diterapkan untuk mempertahankan pertumbuhan di tengah fluktuasi harga nikel.
“Kami akan berfokus pada kinerja operasional dan prospek kinerja di semester II-2024, terutama dalam menghadapi tantangan penurunan harga nikel,” jelas Hendriko.
Dengan pencapaian laba bersih yang melampaui ekspektasi pasar pada semester I-2024, Harita Nickel menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengelola operasionalnya secara efektif meski di tengah tantangan industri. Pertumbuhan laba dari entitas asosiasi, terutama PT Halmahera Persada Lygend, serta penurunan beban usaha dan pajak, menjadi pendorong utama kinerja positif perusahaan.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.