KABARBURSA.COM - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam memulai fase injeksi bauksit perdana di proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah, Kalimantan Barat. Ini memperkuat langkahnya dalam hilirisasi mineral.
Fase ini menandai tahap commissioning proyek tersebut yang merupakan hasil kerja sama antara Antam dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Inalum merupakan bagian dari holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Industri Pertambangan, PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID.
Direktur Utama ANTM Nico Kanter mengatakan bahwa SGAR Mempawah akan menjadi pilar utama dalam rantai pasokan industri aluminium nasional.
"SGAR Mempawah memainkan peran sentral dalam menciptakan ekosistem industri aluminium yang terintegrasi dari hulu ke hilir serta memenuhi kebutuhan industri lainnya yang memerlukan alumina berkualitas tinggi," kata Nico siaran pers resmi, Jumat, 27 September 2024.
Dalam kesempatan peresmian tersebut yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, Selasa, 24 September 2024, Nico menambahkan, emiten tambang BUMN ini akan memasok bijih bauksit dari tambang di Kalimantan Barat sebagai bahan baku utama untuk produksi alumina di SGAR Mempawah.
Untuk mencapai target produksi sejuta ton alumina, SGAR membutuhkans ekitar 3,3 juta wet metric ton (wmt) washed bauxite.
Dengan keberadaan SGAR, posisi PT Aneka Tambang Tbk dalam rantai pasokan bauksit nasional semakin kuat dan sejalan dengan dengan upaya mendukung hilirisasi industri mineral di Indonesia.
"Sebagai pengelola sumber daya mineral, kami berkomitmen untuk terus mengoptimalkan potensi bauksit guna meningkatkan daya saing industri nasional. Kami yakin, dengan beroperasinya SGAR Mempawah, posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri bauksit global akan semakin kuat," pungkas Nico.
Pendapatan dan Laba Antam
PT Aneka Tambang Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,55 triliun di paruh pertama tahun 2024, mengalami penurunan sebesar 17,95 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp1,88 triliun.
Namun, penjualan perusahaan mengalami kenaikan sebesar 7,05 persen, mencapai Rp23,18 triliun, naik dari Rp21,66 triliun pada tahun sebelumnya.
Dari segmen produk, penjualan emas mencapai Rp18,82 triliun, sedangkan produk bijih nikel mencatat penjualan sebesar Rp1,95 triliun dan penjualan feronikel mencapai Rp1,54 triliun. Penjualan alumina tercatat Rp724,94 miliar, dan penjualan perak sebesar Rp34,80 miliar. Dari sektor jasa, pendapatan yang dihasilkan dari pemurnian logam mulia dan jasa lainnya mencapai Rp98,18 miliar.
Di sisi pengeluaran, beban pokok penjualan meningkat menjadi Rp21,18 triliun, naik dari Rp17,42 triliun. Beban umum dan administrasi tercatat sebesar Rp1,25 triliun, sedangkan beban penjualan dan pemasaran mencapai Rp214,25 miliar.
Total aset ANTM per Juni 2024 tercatat sebesar Rp39,18 triliun, mengalami penurunan sebesar 8,56 persen dari posisi Desember 2023 yang sebesar Rp42,85 triliun. Liabilitas perusahaan tercatat sebesar Rp9,49 triliun, dengan ekuitas mencapai Rp29,69 triliun.
Selanjutnya, PT Aneka Tambang Tbk melaporkan produksi emas mencapai 439 kilogram selama semester pertama tahun 2024. Produksi bijih nikel tercatat sebesar 4,19 juta wet metric ton, dengan produksi feronikel mencapai 10.169 ton dan bauksit sebesar 543 ribu wet metric ton.
Pergerakan Harga Saham ANTM
Dari lantai bursa, pergerakan harga saham ANTM menunjukkan tren positif pada perdagangan Jumat, 27 September 2024. Saham ANTM ditutup dengan harga Rp1.470, mencatatkan kenaikan sebesar Rp45 atau setara dengan 3,00 persen dibandingkan dengan harga penutupan sebelumnya yang berada di Rp1.425.
Saham ANTM dibuka pada level Rp1.430 dan sempat mencapai harga tertinggi hari itu di Rp1.480, sebelum akhirnya ditutup di harga Rp1.470. Dalam sesi perdagangan tersebut, harga terendah yang tercatat adalah Rp1.425.
Volume perdagangan saham ANTM cukup signifikan, mencapai 1.463.348 lembar dengan total nilai transaksi sekitar Rp214 miliar, dan frekuensi transaksi mencapai 17.819 kali.
Dari segi kinerja fundamental, ANTM memiliki Earnings Per Share (EPS) sebesar Rp65 dan Price Earnings Ratio (PE Ratio) sebesar 23 kali. Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp35,33 triliun, PT Aneka Tambang Tbk berada di peringkat kelima dalam industri pertambangan dan menduduki peringkat ke-51 di antara seluruh perusahaan yang terdaftar di bursa.
Kenaikan harga saham ANTM ini dapat menjadi sinyal positif bagi investor, terutama di tengah dinamika pasar yang terus berkembang.
Para analis mungkin mencatat bahwa performa saham PT Aneka Tambang Tbk yang solid mencerminkan kepercayaan pasar terhadap potensi pertumbuhan perusahaan di sektor mineral dan pertambangan. (*)