KABARBURSA.COM - Pada pertemuan FOMC Juni lalu, Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) mengumumkan bahwa mereka hanya akan memangkas suku bunga acuan satu kali saja di tahun 2024, berbeda dari target sebelumnya yang berencana untuk tiga kali pemangkasan, namun ternyata ada dampak yang pelu diketahui.
Semalam, Gubernur Federal Reserve Bank of Richmond, Thomas Barkin, menyatakan bahwa ia masih membutuhkan kejelasan lebih lanjut tentang arah inflasi sebelum memutuskan untuk menurunkan suku bunga. “Pandangan pribadi saya adalah mari kita lebih yakin sebelum mengambil tindakan,” kata Barkin kepada wartawan setelah sebuah acara di Richmond, mengutip Bloomberg News.
Barkin menegaskan bahwa ia membutuhkan kemajuan yang berkelanjutan dan meluas menuju target inflasi Bank Sentral AS di angka 2 persen sebelum menyesuaikan suku bunga menjadi lebih rendah. Sebagai anggota yang memiliki hak suara di FOMC tahun ini, Barkin menilai bahwa kebijakan saat ini berada pada posisi yang baik. Ia juga menambahkan bahwa Bank Sentral memiliki kekuatan yang diperlukan untuk mengendalikan inflasi.
Ketika ditanya apakah The Fed bisa melakukan satu kali penurunan suku bunga dan bertahan pada level itu, Barkin mengatakan bahwa itu tergantung pada kondisi ekonomi. Jika kondisi saat ini bertahan, dia mengatakan bahwa ini mungkin bukan waktu terbaik untuk memberikan panduan tentang waktu penyesuaian kebijakan selanjutnya.
Dampak Terhadap Pasar Kripto
Komentar-komentar Hawkish dari pejabat The Fed telah menciptakan ketidakpastian di pasar, memicu penurunan harga pada banyak aset kripto. Bitcoin, yang dianggap sebagai barometer pasar kripto, menunjukkan volatilitas yang tinggi. Sementara itu, Ethereum dan sejumlah altcoin besar lainnya juga terpengaruh oleh sentimen negatif ini.
Kondisi ini mencerminkan betapa sensitifnya pasar kripto terhadap kebijakan moneter dan berita ekonomi global. Para investor kini berada dalam posisi waspada, mengawasi setiap perkembangan kebijakan yang mungkin mempengaruhi nilai investasi mereka.
Meskipun demikian, komunitas kripto tetap optimis terhadap potensi jangka panjang dari teknologi blockchain dan aset digital. Inovasi dan adopsi yang terus berkembang di sektor ini diharapkan dapat memberikan stabilitas dan pertumbuhan yang lebih besar di masa depan, meskipun menghadapi tantangan dalam jangka pendek.
Para analis dan pelaku pasar akan terus memantau kebijakan The Fed dan indikator ekonomi lainnya untuk mengantisipasi pergerakan selanjutnya di pasar kripto. Sementara itu, diversifikasi portofolio dan manajemen risiko yang bijaksana tetap menjadi kunci bagi para investor untuk bertahan di tengah volatilitas yang ada.
Siap-siap Kripto 2024
Kinerja kripto di tahun 2024 menunjukkan betapa dinamisnya pasar aset digital. Dengan berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi, mulai dari kebijakan The Fed hingga adopsi teknologi, pasar ini terus menawarkan peluang sekaligus tantangan bagi para investor. Pemahaman yang mendalam dan strategi investasi yang matang menjadi kunci untuk meraih sukses di pasar kripto.
Bitcoin dan Ethereum, dua raksasa kripto, terus menjadi perhatian utama para investor di tahun 2024. Meskipun mengalami fluktuasi yang cukup signifikan, kedua aset ini menunjukkan performa yang cukup stabil di pasar kripto. Bitcoin, misalnya, sempat mencapai harga USD64.000 namun kemudian terkoreksi ke sekitar USD60.000. Sementara itu, Ethereum juga menunjukkan tren serupa dengan harga yang berkisar antara USD3.400 hingga USD3.700.
Di sisi lain, altcoin seperti Solana dan Binance Coin juga mengalami tahun yang dinamis. Solana (SOL) mencatatkan penurunan tajam sebesar 11,08 persen dalam sepekan terakhir, menjadikannya salah satu altcoin dengan performa terburuk dalam periode tersebut. Binance Coin (BNB) juga tidak luput dari tekanan pasar, turun hingga 4,16 persen dalam seminggu, menunjukkan bahwa volatilitas masih menjadi tantangan utama di pasar altcoin.
Dogecoin, yang sebelumnya mendapatkan dorongan besar dari dukungan Elon Musk, mengalami penurunan harga hingga 13,52 persen dalam sepekan terakhir. XRP juga tidak jauh berbeda, meski sedikit lebih stabil dengan penurunan mingguan sebesar 2 persen.
Beberapa faktor eksternal memainkan peran penting dalam kinerja kripto tahun ini. Salah satu yang paling signifikan adalah kebijakan moneter dari Federal Reserve AS. Komentar bernada hawkish dari The Fed, terutama terkait dengan penyesuaian suku bunga, telah menciptakan ketidakpastian di pasar. Pernyataan dari pejabat The Fed, seperti Thomas Barkin, yang mengindikasikan perlunya kejelasan lebih lanjut tentang inflasi sebelum menurunkan suku bunga, juga menambah tekanan pada aset-aset kripto.
Analis dari berbagai lembaga keuangan dan platform investasi kripto seperti Ajaib Kripto memaparkan bahwa volatilitas ini adalah bagian dari dinamika pasar kripto yang berkembang. Mereka menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang faktor-faktor makroekonomi dan kebijakan moneter yang dapat mempengaruhi harga aset digital.
Meskipun mengalami berbagai tantangan, prospek jangka panjang untuk aset kripto tetap positif. Inovasi dalam teknologi blockchain dan adopsi yang terus meningkat dari institusi keuangan tradisional diharapkan dapat memberikan dorongan tambahan bagi stabilitas dan pertumbuhan pasar kripto. Para investor disarankan untuk terus memantau perkembangan kebijakan ekonomi global dan tetap bijak dalam mengelola portofolio mereka untuk meminimalkan risiko di tengah volatilitas pasar. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.